TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Anemia yang Sering Tidak Disadari, Bisa Berujung Fatal

Pada beberapa kasus, suplemen zat besi saja tidak cukup

ilustrasi sel darah merah di dalam tubuh (pixabay.com/qimono)

Sel darah merah berfungsi sebagai pengikat hemoglobin (Hb) dan membawa oksigen ke organ-organ tubuh. Selain itu, darah juga berperan besar dalam menjaga nutrisi penting di tubuh, misalnya glukosa, asam lemak, dan asam amino. Fungsi lainnya adalah mengeluarkan limbah dari dalam tubuh manusia, seperti karbon dioksida, asam laktat, dan sebagainya.

Nah, anemia merupakan kondisi di mana seseorang kekurangan sel darah merah dalam tubuhnya. Penderita memiliki jumlah darah di bawah batas normal. Dilansir Mayo Clinic, sel darah merah normal pada laki-laki adalah 4,35--5,65 triliun sel per liter atau 4,35--5,65 juta sel per mikroliter. Adapun, perempuan memiliki 3,92--5,13 triliun sel per liter darah.

Pada kadar normal, hemoglobin (Hb) pada laki-laki adalah 13,2--16,6 gram/dL. Sementara, pada perempuan jumlah Hb normal adalah 11,6--15 gram/dL. Mungkin karena beberapa hal, ada sebagian orang yang memiliki kadar sel darah merah dan Hb yang sedikit berbeda.

Jadi, apa penyebab anemia atau kekurangan sel darah merah dalam tubuh? Simak artikel ini, karena penyebab anemia kerap tidak disadari dan sering dibiarkan begitu saja. Padahal, bisa berujung fatal, lho!

1. Kurang asupan bergizi

Anemia bisa disebabkan karena seseorang kurang mengonsumsi makanan bergizi. (pexels.com/Alexy Almond)

Bukan hanya penyakit berat, anemia bisa timbul akibat seseorang tidak mengonsumsi makanan bergizi. Pada umumnya, makanan yang mengandung zat besi dapat menjadi asupan utama untuk membantu pembentukan sel darah merah dan Hb. Selain zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 untuk membantu pengangkutan oksigen yang dilakukan sel darah merah.

Sebetulnya, penyebab yang satu ini tergolong simpel dan mudah diatasi. Hanya saja, beberapa kondisi eksternal terkadang tidak memungkinkan seseorang mendapat asupan bergizi, misalnya kemiskinan, kondisi negara yang tengah berperang, hingga pola diet yang salah. Ketika hal ini dibiarkan berlarut-larut, tubuh akan melemah karena oksigen tidak mampu disuplai secara merata ke organ-organ yang membutuhkan.

2. Mioma dan Adenomiosis

ilustrasi nyeri tak tertahankan akibat adenomiosis (pexels.com/Sora Shimazaki)

Mioma dan adenomiosis adalah penyakit jinak yang menyerang rahim atau sekitarnya. Meski pada umumnya jinak, dampak yang ditimbulkan dari kedua penyakit ini sungguh luar biasa. Pada umumnya, perempuan dengan mioma dan adenomiosis akan mengalami nyeri dan kram tak tertahankan ketika menstruasi atau datang bulan.

Associate Professor Rhonda Farrel dalam lamannya menyatakan bahwa adenomiosis bisa meningkatkan risiko anemia pada perempuan akibat banyaknya darah yang keluar ketika memasuki jadwal menstruasi. Bahkan, ada kasus parah di mana penderita adenomiosis dan mioma diwajibkan melakukan transfusi darah akibat turunnya sel darah merah dan Hb secara masif.

Miom atau mioma uteri adalah pertumbuhan tumor di rahim dan luar rahim yang sifatnya jinak. Di sisi lain, adenomiosis dikaitkan dengan penebalan dinding rahim akibat tumbuhnya jaringan ekstra pada miometrium (lapisan di rahim). Adenomiosis juga umumnya bersifat jinak. Hanya saja, ketika seseorang sudah tak tahan dengan nyeri atau kram ketika datang bulan, terapi hormonal dan angkat rahim menjadi solusinya.

Baca Juga: Kekurangan 5 Nutrisi Ini Bisa Menyebabkan Anemia, Termasuk Vitamin C!

3. Kehamilan

Anemia juga bisa timbul tanpa disadari oleh seseorang yang sedang hamil. (pexels.com/Leah Kelley)

Ibu yang sedang hamil bisa mengalami anemia tanpa disadari. Kehamilan biasanya akan membentuk tubuh untuk menghasilkan sel darah merah yang lebih banyak. Hal ini penting bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Nah, itu sebabnya asupan bagi orang hamil harus dijaga gizi dan nutrisinya.

Menurut laman Cleveland Clinic, beberapa penyebab ibu hamil terserang anemia adalah:

  • kurang asupan zat besi;
  • kondisi menstruasi yang deras sebelum terjadinya kehamilan;
  • sering muntah selama kehamilan;
  • jarak kehamilan saat ini terlalu dekat dengan kehamilan yang lalu;
  • adanya kondisi medis khusus yang butuh penanganan dokter.

Bahkan, menurut data ada 52 persen perempuan hamil di negara berkembang akan mengalami anemia akibat tidak mendapatkan cukup zat besi. Nah, anemia sendiri rupanya bisa memengaruhi pertumbuhan janin, terutama pada trimester pertama. Jadi, ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke dokter dan mengonsumsi makanan bergizi tinggi.

4. Gangguan pada sistem pencernaan

ilustrasi pusing dan sakit perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kelainan atau gangguan pada pencernaan ternyata dapat menimbulkan anemia yang tak disadari. Umumnya, orang jarang melakukan cek di laboratorium hingga ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Nah, pencernaan yang terganggu tidak akan menyerap sari makanan secara maksimal.

Berdasarkan laporan dari Verywell Health, orang yang menderita celiac biasanya juga dibarengi dengan anemia akibat kurangnya serapan zat besi. Celiac sendiri dikategorikan gangguan pencernaan akibat autoimun terhadap kandungan gluten. Gangguan ini menimbulkan peradangan yang pada akhirnya mengganggu kinerja usus kecil dalam menyerap berbagai nutrisi.

Baca Juga: 16 Makanan Penambah Darah untuk Mengobati Anemia

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya