TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Virus HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh?

Kekebalan tubuh melemah memudahkan patogen lain menginfeksi

ilustrasi seseorang yang positif HIV (flickr.com/Department of Foreign Affairs and Trade/Photo by: Josh Estey)

Baru-baru ini beredar kabar adanya ratusan mahasiswa dan ibu rumah tangga di salah satu wilayah di Indonesia yang terinfeksi HIV. Mengutip penjelasan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus HIV di Indonesia tahun 2019 sebesar 50.282 kasus. Sementara itu, jumlah orang dengan HIV terbanyak tahun 2010 sampai 2019 yaitu kelompok usia 25 sampai 49 tahun atau usia produktif.

Seperti yang kita tahu, infeksi HIV menyebabkan kekebalan tubuh seseorang menurun. Mengapa HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal HIV

ilustrasi virus HIV (warna kuning) menginfeksi sel manusia (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem imun tubuh. Jika tidak ditangani, HIV akan berkembang menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

HIV dapat ditemukan pada cairan tubuh orang yang terinfeksi, di antaranya air mani, cairan vagina, darah, hingga ASI. Virus yang terdapat dalam cairan tersebut memerlukan kontak dengan membran mukosa atau jaringan yang rusak atau langsung disuntikkan ke pembuluh darah melalui jarum suntik untuk dapat menginfeksi orang lain. Membran mukosa dapat ditemukan pada mulut, penis, vagina, dan rektum.

HIV termasuk virus yang tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama apabila berada di luar tubuh dan tidak dapat memperbanyak diri ketika berada di luar tubuh manusia. HIV tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, keringat, air liur, udara, urine, termasuk berjabat tangan dan menggunakan toilet yang sama.

2. Mengapa HIV dapat mengganggu kekebalan tubuh?

ilustrasi virus menyerang sel (freepik.com/wirestock)

Menurut Mayo Clinic, HIV menyerang sel kekebalan tubuh bernama sel CD4. Sel tersebut berperan penting dalam membantu tubuh untuk melawan penyakit.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, ketika virus masuk ke dalam sel CD4, virus akan memperbanyak diri di dalam sel CD4 dengan membuat salinan virus.

Selesai memperbanyak diri, maka virus-virus HIV baru yang dihasilkan akan keluar dari sel CD4 dan menghancurkan sel tersebut. Virus baru selanjutnya mencari sel CD4 lainnya untuk memperbanyak diri kembali. Menurunnya jumlah sel CD4 tersebut menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih rendah.

Baca Juga: Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS

3. Mengenal sel CD4

ilustrasi kekebalan tubuh (freepik.com/freepik)

Mengutip penjelasan MedlinePlus, sel CD4 adalah tipe dari sel darah putih. Sel CD4 juga dikenal dengan CD4 T limfosit atau sel T pembantu. Dinamakan demikian karena sel tersebut membantu melawan infeksi dengan memicu sistem kekebalan untuk melawan virus, bakteri, dan patogen lainnya.

Tanpa penanganan yang tepat, HIV dapat menyerang lebih banyak sel CD4 sehingga sistem kekebalan kesulitan melawan infeksi. AIDS merupakan tahap yang sangat serius, yang mana nilai CD4 sangat rendah sehingga berakibat munculnya berbagai infeksi serius.

4. Jumlah sel CD4 makin menurun hingga bertahun-tahun

ilustrasi virus COVID-19 (pixabay.com/MintBlack4u)

Menambahkan penjelasan WebMD, tubuh tentu akan merespons adanya serangan HIV dengan menghasilkan lebih banyak sel CD4. Namun, dalam batas waktu tertentu, tubuh tidak mampu lagi mengimbangi jumlah virus yang makin banyak sehingga sistem imun tubuh makin melemah.

Menambahkan National Health Service (NHS), virus akan terus menyerang sel CD4 hingga jumlah sel CD4 menjadi sangat rendah sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja. Proses tersebut dapat berlangsung bertahun-tahun dan dalam jangka waktu tersebut pengidapnya tetap tampak sehat.

Verified Writer

Dewi Purwati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya