Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS

Penting guna menekan risiko terburuk HIV!

Istilah tes VCT alias Voluntary-Counselling-Testing merupakan layanan tes dan konseling HIV bagi siapa saja. Sesuai namanya, individu dapat memilih menggunakan layanan ini secara sukarela.

Tes VCT ini jamak dilakukan di berbagai layanan kesehatan. Bukan hanya rumah sakit besar, tetapi juga puskesmas di tiap kecamatan pun juga. Lalu, apa tujuannya? 

Tujuan tes VCT

Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDSilustrasi pita HIV (freepik.com/master1305)

Tahukah kamu bahwa Indonesia masih menduduki posisi tertinggi kasus HIV di seluruh negara Asia-Pasifik? Data Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya 32 ribu kasus baru pada 2019-2020 lalu. 

Dilansir Country Fact Sheet UNAIDS, pada 2021, Indonesia masih memiliki 540 ribu kasus HIV aktif dari seluruh rentang usia. Grafik yang menunjukkan jumlah kasus pun masih terus naik, dengan jumlah kematian akibat HIV/Aids sebanyak 26 ribu jiwa.

Banyaknya kasus kematian akibat HIV/AIDS ini perlu diantisipasi. Meski gak bisa disembuhkan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa jika mendapatkan perawatan kesehatan sedini mungkin. Nah, di sinilah peran tes VCT dan alasan mengapa tracing mandiri perlu dilakukan.

Melalui Voluntary-Counselling-Testing, seseorang secara sukarela perlu mengetahui kondisi kesehatannya. Setelahnya, seseorang bisa melakukan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS jika memang dinyatakan positif. Termasuk melakukan konseling dan tindakan apa yang bisa dilakukan guna mencegah penyebaran virus baru. 

Termasuk pula usaha preventif seperti konsumsi obat antiretroviral, seks aman menggunakan kondom fisik, hingga tindakan lainnya. Harapannya, kasus penularan HIV/AIDS bisa terus ditekan dan angka harapan hidup penyintas bisa meningkat.

Bagaimana tahapan tes VCT?

Secara singkat, tes VCT diawali dengan konseling, lalu observasi kesehatan, dan diakhiri dengan konseling lagi. Karena sifatnya voluntary, tes ini dilakukan berdasarkan consent atau ketersediaan seseorang secara penuh.

Seluruh proses tes VCT bersifat rahasia. Termasuk rangkaian tes dan hasil pemeriksaannya, hanya akan tersedia bagi individu dan lembaga kesehatan terkait. Untuk lebih lengkapnya, berikut tahapan tes VCT.

Tahap pertama, konsultasi pra-tes

Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDSilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Begitu seseorang setuju untuk melakukan VCT, maka akan melewati konsultasi sebelum tes. Konselor akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar hal berikut sebagai screening awal, seperti:

  • Tujuan dan alasan mengikuti tes VCT
  • Riwayat aktivitas seksual, kondisi kesehatan, dan gaya hidup, termasuk lingkungan sekitar yang memungkinkan adanya penularan
  • Penilaian kejiwaan apabila diperlukan
  • Pengetahuan dasar seputar HIV/AIDS.

Pada tahapan ini, kamu pun bisa mengungkapkan kekhawatiranmu sebelum melakukan tes. Konselor juga akan memberikan informasi terkait prosedur tes HIV yang akan dilangsungkan. 

Jika sudah jelas, konselor akan meminta persetujuanmu untuk melakukan tahapan selanjutnya yakni tes HIV. Kamu akan diminta menandatangani lembar pernyataan sebagai bentuk consent.

Baca Juga: Berpotensi Tularkan Virus, Apakah Ibu HIV Boleh Menyusui?

Tahap kedua, tes HIV

Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDSilustrasi pengambilan sampel darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Setelah membubuhkan ketersediaan, kamu akan diminta melakukan tes HIV. Ada beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan, yakni berdasarkan antibodi, PCR, atau kombinasi antibodi-antigen. 

Meski berbeda, prosedur umumnya dilakukan dengan mengambil darah pasien untuk observasi di laboratorium. Proses pengambilan darah pun bisa berlangsung kurang dari 10, lho. Tahapannya seperti berikut:

  1. Petugas medis akan mengikat lengan dengan tali elastis guna membendung aliran darah sehingga pembuluh darah lebih mudah dilihat
  2. Ketika pembuluh darah terdeteksi, petugas medis akan membersihkan area suntik dengan cairan alkohol
  3. Setelahnya, petugas medis menyuntik area vena dengan suntikan yang terhubung dengan tabung. Mirip dengan proses donor darah sehingga darah pasien tertampung sesuai volume yang dibutuhkan
  4. Begitu selesai, petugas medis akan melepas tali pengikat dan mencabut jarum suntik secara bergantian sembari meletakkan kapas atau kasa beralkohol guna menghentikan pendarahan
  5. Petugas medis akan memberikan plester untuk menutup luka bekas suntikan dan proses pengambilan darah pun selesai.

Individu yang menjalankan tes VCT akan diminta menunggu hasil pemeriksaan, biasanya keluar dalam waktu satu minggu. Setelah hasilnya keluar, selanjutnya tahapan konsultasi pasca tes guna membaca hasil observasi darah dan informasi seputar HIV/AIDS yang dibutuhkan.

Beberapa tes VCT juga menggunakan sistem rapid test. Individu akan diambil darah melalui ujung jari, lalu dianalisis menggunakan cairan khusus. Cara ini memberikan hasil lebih cepat yakni sekitar 15 menit saja. Jika hasilnya positif, individu perlu melakukan tes lanjutan untuk memvalidasi keakuratan hasil tes cepat.

Tahap ketiga, konsultasi pasca tes

Mengenal Tes VCT, Bisa Deteksi Dini Penularan HIV/AIDSilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Tahapan terakhir yakni konsultasi setelah melakukan prosedur tes HIV. Konselor akan membantumu membaca hasil observasi darah. Apabila hasilnya negatif, konselor tetap akan memberikan informasi dan edukasi terkait bahaya HIV/AIDS dan pentingnya seks aman. 

Sebaliknya, jika hasilnya positif, konselor terlebih dahulu membantu memberikan dukungan emosional. Menjelaskan bahwa HIV/AIDS bisa terus dikontrol selama pasien mau mendapatkan perawatan dan pengobatan. Konselor juga memaparkan langkah berikutnya yang perlu diambil, cara meningkatkan kualitas hidup dengan HIV/AIDS, hingga pencegahan penularan terhadap pasangan seks atau orang lain.

Pasien boleh menanyakan terkait program konsultasi lanjutan apabila memang diinginkan. Konselor juga akan membantu memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien serta memastikannya tetap mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik untuk kondisi kesehatannya.

Meski fasilitas tersedia, gak bisa dimungkiri bahwa kesadaran masyarakat terkait pentingnya tes VCT masih sangat rendah. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman bahwa individu merasa bebas dari HIV/AIDS karena gak bergejala. Selain itu, stigma negatif terkait ODHA kerap membuat seseorang malu. 

Padahal, HIV/AIDS termasuk penyakit berbahaya jika gak ditangani segera. Justru dengan melakukan tes VCT, individu bisa mendeteksi sejak dini kemungkinan penularan virus dan mendapatkan perawatan tepat sehingga bisa menekan virus. Jadi, jangan ragu ikut Voluntary-Counselling-Testing dan konsultasi ke dokter terkait HIV/AIDS, ya!

Baca Juga: Studi: HIV Bisa Percepat Proses Penuaan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya