TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Mengecek Usus Buntu Sendiri, Perhatikan Gejalanya

Biasanya diawali dengan sakit perut yang parah

ilustrasi sakit perut (freepik.com/Freepik)

Intinya Sih...

  • Usus buntu adalah organ tabung terhubung ke usus besar, bisa pecah dan menyebabkan infeksi perut.
  • Gejala radang usus buntu meliputi nyeri hebat di perut kanan bawah, mual, demam, dan gangguan pencernaan.
  • Radang usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius seperti iskemia, nekrosis, gangren, abses, peritonitis, dan sepsis.

Usus buntu adalah organ berbentuk tabung yang terhubung ke bagian pertama usus besar. Saat usus buntu terinfeksi dan meradang, ini disebut radang usus buntu. Saat terjadi peradangan, usus buntu bisa membengkak dan pecah, sehingga menyebabkan infeksi di perut.

Radang usus buntu sendiri merupakan penyebab paling umum dari nyeri perut akut yang memerlukan pembedahan. Penyakit ini paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda usia 20-an, tetapi bisa juga terjadi pada usia berapa pun.

Saat merasakan sakit perut yang parah, kamu mungkin bingung perihal apakah yang kamu rasakan adalah usus buntu atau bukan? Ada cara yang bisa kamu lakukan untuk mengecek radang usus buntu sendiri. Jika kamu curiga memiliki radang usus buntu, kamu bisa segera cari pertolongan medis darurat.

1. Gejala

ilustrasi sakit perut akibat radang usua buntu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Radang usus buntu bisa pecah, yang membuat bakteri menyebar ke seluruh tubuh. Ini selanjutnya dapat memicu infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa, yaitu peritonitis. Kenali tanda-tanda awal radang usus buntu agar kamu bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Diterangkan eMedicineHealth, gejala umum radang usus buntu meliputi:

  • Nyeri hebat di perut bawah kanan.
  • Nyeri biasanya merupakan gejala pertama, yang dimulai di dekat pusar dan menjalar ke sisi kanan bawah.
  • Nyeri terjadi dengan cepat dan memburuk dalam hitungan jam.
  • Nyeri makin parah saat kamu menarik napas dalam-dalam, batuk, bersin, atau bergerak.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual dan muntah.
  • Demam.
  • Sakit perut.
  • Peningkatan gas atau ketidakmampuan mengeluarkan gas.
  • Buang air besar tidak teratur.
  • Perut kembung.
  • Diare.
  • Malaise.
  • Sembelit.

2. Cara mengecek usus buntu sendiri

ilustrasi apendisitis (commons.wikimedia.org/Scientific Animations)

Selain memperhatikan gejala yang ada, kamu juga dapat memeriksa radang usus buntu sendiri di rumah. Lantas, bagaimana cara mengetahui jika kita terkena usus buntu? Berikut caranya yang dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic:

  • Tidur miring ke kiri dan rentangkan pinggul kanan.
  • Lenturkan pinggul dan lutut kanan dan putar pinggul kanan.

Jika kamu merasakan nyeri yang konstan dan memburuk, segera pergi ke rumah sakit terdekat.

Radang usus buntu bisa menjadi kondisi serius yang menyebabkan komplikasi parah jika tidak segera ditangani.

Baca Juga: 7 Penyebab Perut Terasa Keras, Haruskah Waspada?

3. Kapan harus cek usus buntu?

ilustrasi gejala radang usus buntu (freepik.com/jcomp)

Gejala radang usus buntu muncul secara mendadak dan memburuk dengan cepat. Nyeri bisa bertambah parah saat kamu bergerak, menarik napas dalam-dalam, batuk, atau bersin.

Radang usus buntu akut adalah kondisi yang parah dan tiba-tiba, dengan gejala biasanya berkembang dalam satu atau dua hari. Jika kamu curiga sakit perut yang kamu alami disebabkan oleh radang usus buntu, kamu harus segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk dilakukan pengecekan dan mendapatkan pertolongan medis.

Radang usus buntu yang tidak diobati berisiko pecah, atau yang dikenal sebagai peritonitis. Peritonitis adalah kondisi parah yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri dari usus buntu yang pecah dan masuk ke rongga perut.

4. Penyebab

ilustrasi radang usus buntu (freepik.com/wayhomestudio)

Ukuran dan lokasi usus buntu membuatnya mudah tersumbat dan terinfeksi. Usus besar adalah rumah bagi banyak bakteri, dan jika ada terlalu banyak bakteri yang terperangkap di usus buntu, bakteri akan berkembang biak secara berlebihan dan menyebabkan infeksi.

Penyebab umum peradangan, pembengkakan, penyumbatan dan infeksi pada usus buntu, meliputi:

  • Tinja yang mengeras: Endapan tinja yang keras dan terkalsifikasi ini dapat tersangkut di lubang usus buntu. Mereka membawa bakteri dan dapat menjebak bakteri yang sudah ada di dalam usus buntu.
  • Hiperplasia limfoid: Sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan, membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih ke jaringan. Ini dapat menyebabkan pembengkakan jaringan limfoid di usus buntu. Jaringan yang bengkak ini dapat menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di dalamnya.
  • Kolitis: Peradangan di usus besar akibat infeksi atau penyakit radang usus dapat memengaruhi usus buntu. Infeksi bisa menyebar atau terjadi iritasi akibat peradangan.

Faktor lain yang dapat menyebabkan radang usus buntu meliputi tumor, parasit, dan fibrosis kistik.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya