Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tubuh mengalami begitu banyak perubahan selama kehamilan. Beberapa di antaranya dapat mempersulit pemeliharaan kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Salah satu masalah mulut yang umum dialami ibu hamil adalah gingivitis atau radang gusi.
Gingivitis biasanya bersifat ringan dan cukup umum terjadi. Gingivitis menyebabkan iritasi, kemerahan, dan pembengkakan pada gingiva. Gingiva merupakan bagian gusi yang membentuk garis gusi yang menempel erat dan mulus di sekitar pangkal gigi.
Gingivitis cukup umum dialami ibu hamil dan berpotensi merusak gigi dan gusi. Untungnya, gingivitis pada ibu hamil dapat dicegah dengan gaya hidup sehat.
1. Gejala
Dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, gejala utama gingivitis melibatkan perubahan pada gusi, seperti:
- Pendarahan saat menyikat gigi atau flossing.
- Kemerahan.
- Permukaan gusi mengilap.
- Pembengkakan.
- Gusi terasa lunak saat disentuh.
- Bau mulut, bahkan setelah menyikat gigi.
Gejala mungkin makin parah selama trimester kedua dan berlanjut hingga akhir kehamilan.
2. Penyebab gingivitis ibu hamil
ilustrasi gingivitis sebelum (atas) dan setelah scaling jeda 9 hari (commons.wikimedia.org/Onetimeuseaccount) Gingivitis dapat berkembang saat hamil karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.
Mengutip dari Verywell Health, perubahan hormonal ini meningkatkan aliran darah dalam tubuh. Suplai darah ekstra ini membantu menjaga kesehatan bayi, tetapi juga membuat gusi menjadi lebih sensitif.
Kehamilan juga membuat perempuan lebih rentan terhadap infeksi gusi atau penumpukan plak gigi. Ini lantaran kehamilan mengubah cara tubuh bereaksi terhadap bakteri, dan plak dibuat oleh bakteri.
Setelah persalinan, gusi mungkin kembali normal. Namun, penting untuk tetap memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
Baca Juga: Erosi Gigi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Diagnosis
ilustrasi pemeriksaan gigi (freepik.com/senivpetro) Untuk mendiagnosis gingivitis kehamilan, OBGYN atau dokter gigi akan menanyakan gejala dan memeriksa gusi dan gigi untuk memastikan diagnosisnya. Jika gejalanya parah, dokter mungkin merekomendasikan rontgen gigi.
Dokter gigi dan dokter kandungan sepakat bahwa rontgen selama kehamilan aman selama upaya perlindungan dilakukan dengan tepat. Dokter gigi akan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi janin dari radiasi. Perawatan gigi juga lebih mudah dilakukan saat hamil dibandingkan dengan setelah bayi lahir.
4. Pengobatan
ilustrasi menyikat gigi (pexels.com/Miriam Alonso) Berikut adalah langkah untuk mengobati gingivitis kehamilan dilansir MD Periodontics:
- Sikat gigi dan flossing: Biasakan menyikat gigi secara lembut dan menyeluruh menggunakan sikat gigi yang lembut setidaknya dua kali sehari. Bersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi menggunakan benang dengan hati-hati.
- Tingkatkan asupan vitamin C: Vitamin C membantu melawan bakteri yang menumpuk di dalam dan sekitar gusi. Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen.
- Air garam: Berkumur dengan air larutan garam dapat membantu mengurangi peradangan gusi.
- Berkumur-kumur setelah muntah: Setelah mengalami mual dan muntah, segeralah berkumur untuk melindungi enamel gigi dari asam yang dibawa dari lambung ke mulut.