TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Koma Diabetes: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Komplikasi diabetes yang mengancam nyawa

ilustrasi koma diabetes (diabetes.co.uk)

Pada orang dengan diabetes, gula darah yang sangat tinggi (hiperglikemia) atau gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan koma diabetes. Saat mengalami koma diabetes, orang tersebut masih hidup, tetapi tidak bisa bangun atau merespons apa pun. Koma diabetes juga bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Kendati gagasan tentang koma diabetes tampak menakutkan, tetapi kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegahnya. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti rencana perawatan diabetes.

Kali ini, kita akan mempelajari beberapa fakta penting seputar koma diabetes, mulai dari gejala hingga pencegahan yang telah dirangkum dari laman Cleveland Clinic dan Mayo Clinic.

1. Gejala

Sebelum mengalami koma diabetes, biasanya orang tersebut mengalami tanda dan gejala gula darah tinggi atau gula darah rendah.

Apabila kadar gula darah terlalu tinggi, kamu akan mengalami:

  • Peningkatan rasa haus.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas.
  • Sakit perut.
  • Mulut yang sangat kering.
  • Detak jantung menjadi lebih cepat.

Sementara itu, jika kadar gula darah terlalu rendah, kamu mungkin akan mengalami:

  • Gugup.
  • Cemas.
  • Kelelahan.
  • Berkeringat.
  • Lapar.
  • Mual.
  • Pusing atau sakit kepala ringan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kebingungan.

2. Penyebab

ilustrasi cek gula darah (pixabay.com/TesaPhotography)

Penyebab utama koma diabetes adalah kadar gula darah yang sangat tinggi atau rendah. Salah satunya adalah sindrom hiperosmolar diabetes, yang ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat hingga di atas batas normal. Itu terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2. Seseorang yang mengembangkan kondisi ini biasanya memiliki:

  • Gula darah mencapai 600 mg/dL.
  • Urine umumnya tidak mengandung keton.
  • Darah jauh lebih kental.

Kondisi lainnya adalah ketoasidosis diabetik, yang ditandai dengan produksi keton berlebihan dalam tubuh. Kondisi ini lebih umum terjadi pada individu dengan diabetes tipe 1. Seseorang yang mengembangkan kondisi ini biasanya memiliki:

  • Kadar gula darah bisa serendah 250 mg/dL atau bahkan lebih rendah lagi.
  • Tubuh menggunakan asam lemak sebagai pengganti glukosa untuk bahan bakar.
  • Keton berkembang dalam urine dan aliran darah.

3. Risiko

Setiap orang yang didiagnosis dengan diabetes berisiko mengalami koma diabetes. Namun, ada beberapa hal yang meningkatkan peluang orang dengan diabetes mengembangkan koma diabetes. Risiko ini meliputi:

  • Pembedahan.
  • Trauma.
  • Penyakit.
  • Masalah pengiriman insulin.
  • Manajemen diabetes yang buruk.
  • Konsumsi alkohol.
  • Melewatkan dosis insulin.
  • Penggunaan zat ilegal.

Baca Juga: Diabetes Ketoasidosis, Komplikasi Diabetes yang Berakibat Fatal

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan darah (pexels.com/Artem Podrez)

Bagi individu yang mengalami koma diabetes, diagnosis segera sangat penting untuk menyelamatkan pasien. Di rumah sakit, pasien mungkin memerlukan berbagai tes laboratorium untuk mengukur:

  • Tingkat gula darah.
  • Tingkat keton.
  • Jumlah nitrogen atau kreatinin dalam darah.
  • Jumlah kalium, fosfat, dan natrium dalam darah.

5. Pengobatan

Siapa pun yang mengalami koma diabetes perlu mendapatkan perawatan segera. Tanpa penanganan segera, pasien berisiko mengalami kerusakan otak atau kematian.

Jika gula darah terlalu tinggi, pasien akan menerima:

  • Cairan intravena.
  • Suplemen fosfat, natrium, dan kalium.
  • Insulin.

Jika gula darah terlalu rendah, pasien akan menerima:

  • Glukagon untuk meningkatkan gula darah.
  • Cairan intravena.
  • Larutan dekstrosa 50%.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya