TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kondisi yang Sering Dikira Stroke, Gejalanya Mirip

Perlu penanganan darurat

Kondisi yang Sering Dikira Stroke (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Saat mengalami serangan stroke, setiap detiknya sangat berarti. Perawatan yang cepat dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup sekaligus menurunkan tingkat kecacatan. Bahkan, banyak perawatan hanya bisa efektif jika stroke didiagnosis dalam waktu tiga jam setelah gejala pertama kali muncul.

Stroke merupakan situasi medis serius yang terjadi saat suplai darah ke bagian otak menurun atau tersumbat sepenuhnya. Stroke menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Karena alasan ini, penting untuk mengetahui tanda-tandanya dan segera mencari bantuan medis jika mengalami atau melihat orang yang dicurigai mengalami gejala stroke.

Di sisi lain, ada beberapa kondisi medis yang sering dikira stroke karena memiliki beberapa gejala serupa. Padahal, kondisi ini bukanlah stroke dan memerlukan penanganan yang berbeda. Inilah beberapa contohnya.

1. Kejang

ilustrasi kejang (freepik.com/freepik)

Pada saat terjadi episode kejang, otak seperti tersengat badai listrik yang membuat semuanya rusak untuk waktu yang singkat, dikutip dari laman WebMD. Sama seperti stroke, kejang dapat diikuti berbagai gejala, termasuk mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada lengan atau tungkai.

Setelah episode kejang, seseorang bisa mengalami kelumpuhan Todd, kondisi ketika satu sisi tubuh tidak bisa digerakkan. Ini juga bisa menyebabkan masalah berbicara dan melihat. Ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga 36 jam.

2. Tumor otak

ilustrasi tumor otak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tumor otak ialah pertumbuhan sel abnormal di jaringan otak, menurut penjelasan Medline Plus. Tumor bisa bersifat jinak maupun ganas.

Tumor otak memicu gejala mirip stroke, seperti kejang dan kelemahan. Tumor otak juga bisa menimbulkan gejala spesifik, tergantung lokasinya, termasuk mengganggu kemampuan untuk berbicara atau bergerak.

3. Gula darah tinggi atau rendah

ilustrasi cek gula darah (freepik.com/kwangmoop)

Gula darah terlalu tinggi atau rendah dapat membuat kinerja otak terhambat, dikutip dari National Institute of Health. Memiliki gula darah rendah dapat memicu gejala masalah aliran darah, seperti detak jantung tidak teratur, kelelahan, kulit pucat, gemetar, cemas, berkeringat, dan mudah tersinggung.

Sementara itu, gula darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan seseorang seperti tidak fokus. Gejala gula darah tinggi lainnya dapat berupa sakit kepala, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan penglihatan kabur.

Baca Juga: Kenali Gejala Stroke Ringan, kalau Dibiarkan Bisa Jadi Stroke!

4. Bell's palsy

Bell’s palsy. (topdoctors.co.uk)

Bell's palsy atau kelumpuhan wajah idiopatik merupakan jenis kelumpuhan atau kelemahan wajah sementara yang terjadi pada satu sisi wajah, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). Gejala yang muncul dapat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan berkisar dari kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada otot wajah.

Beberapa gejala yang paling sering muncul meliputi mulut terkulai, mulut mengeluarkan air liur, kesulitan menutup mata, dan keluar air mata secara berlebihan pada satu mata. Beberapa orang mungkin juga mengalami nyeri wajah, perubahan indra perasa, dan kesulitan menoleransi suara keras. Karenanya, orang-orang pada awalnya mungkin mengira bahwa ini adalah stroke.

5. Multiple sclerosis

ilustrasi pasien multiple sclerosis (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Multiple sclerosis (MS) ialah gangguan sistem saraf yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Ini secara khusus merusak selubung mielin yang mengelilingi dan melindungi sel saraf.

Akibatnya, pesan antara otak dan tubuh akan terblokir. Gejala yang mungkin muncul, meliputi:

  • Gangguan penglihatan.
  • Kelemahan otot.
  • Masalah koordinasi dan keseimbangan.
  • Sensasi mati rasa, tertusuk, atau kesemutan.
  • Masalah berpikir dan ingatan.

Peristiwa ini tampak seperti stroke dan harus diperlakukan seperti itu. Sering kali, satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaannya adalah melalui pencitraan otak.

6. Sepsis dan infeksi lainnya

ilustrasi sepsis, salah satu komplikasi eksim basah (childrenshospital.org)

Sepsis adalah kondisi saat tubuh tidak terkendali melawan infeksi. Misalnya, saat terkena infeksi kulit, paru-paru, ginjal, atau usus. Infeksi menyebar dan mendorong serangkaian reaksi di seluruh tubuh. Ini bisa segera memburuk dan menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Diterangkan laman WebMD, sepsis dapat menyebabkan orang tersebut merasa bingung dan memiliki sensasi melihat titik-titik. Infeksi di otak dan tulang belakang mungkin juga memicu gejala seperti stroke.

Ensefalitis atau pembengkakan di otak yang sering disebabkan oleh virus, juga dapat menyebabkan kesulitan berpikir, fokus, dan menggerakkan beberapa anggota tubuh. Ini dapat menyebabkan masalah penglihatan dan bicara.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya