TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Xanthoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Benjolan yang bisa terjadi karena kondisi medis tertentu

ilustrasi xanthoma (healthjade.net)

Xanthoma atau xantoma adalah benjolan kecil pada kulit yang terjadi sebagai akibat adanya penumpukan lemak di bawah permukaan kulit. Selain di kulit, xanthoma juga bisa berkembang di organ dalam.

Benjolan itu sendiri tidak berbahaya, tetapi kerap menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang mendasari, seperti diabetes atau kolesterol tinggi. Untuk itu, siapa pun yang memilikinya perlu berbicara dengan dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pengujian untuk mengetahui penyebabnya dan merekomendasikan perawatan yang sesuai.

Di bawah ini, kita akan mempelajari lebih dalam seputar xanthoma dengan informasi yang telah dirangkum dari laman Healthline dan WebMD.

1. Gejala

ilustrasi xantoma eruptif (escholarship.org/Naik, Narayan S)

Xanthoma biasanya berukuran kecil, tetapi kadang bisa tumbuh hingga 8 sentimeter (cm). Xanthoma juga dapat muncul sebagai benjolan tunggal atau kelompok, tidak memiliki bentuk dan ukuran yang seragam, warnanya bervariasi, lunak, dan terasa gatal.

Xanthoma dalam bentuk kelompok bisa muncul sekaligus. Benjolan bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi lokasi yang paling umum meliputi:

  • Persendian, seperti lutut dan siku
  • Tendon
  • Tangan
  • Kaki
  • Pantat
  • Kelopak mata

Baca Juga: Xanthelasma: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

2. Penyebab

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Umumnya, xanthoma disebabkan oleh tingginya kadar lipid darah atau lemak. Namun, kadang bisa juga disebabkan oleh kondisi medis tertentu, biasanya berupa:

  • Hiperlipidemia
  • Diabetes
  • Hipotiroidisme
  • Sirosis bilier primer
  • Kolestasis
  • Sindrom nefrotik
  • Penyakit hematologi
  • Kanker
  • Efek samping obat-obatan.

Xanthoma tidak berbahaya, tetapi kondisi yang menyebabkannya perlu diwaspadai. Selain itu, tidak semua xanthoma menjadi indikasi adanya kondisi medis tertentu.

3. Diagnosis

ilustrasi tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Jika kamu memiliki xanthoma, kamu harus menemui dokter untuk mencari tahu penyebab peningkatan lipid darah dalam tubuh. Nantinya, dokter akan merekomendasikan tes untuk mengetahui akar masalahnya. Tes yang dilakukan biasanya berupa:

  • Biopsi: dokter akan mengambil sedikit sampel benjolan untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Biopsi dapat membantu dokter memastikan benjolan yang kamu miliki adalah xanthoma dan bukan kanker.
  • Tes kolesterol: dokter mungkin meminta kamu menjalani tes darah untuk memeriksa kadar lipid darah, termasuk kadar kolesterol dan trigliserida.
  • Tes darah tambahan: dokter mungkin akan memeriksa darah untuk mengetahui adanya diabetes, penyakit hati, pankreatitis, atau masalah tiroid.

4. Pengobatan

ilustrasi pengobatan xantoma (freepik.com/senivpetro)

Apabila xanthoma berkembang sebagai akibat dari kondisi medis, maka penyebabnya perlu diobati. Ini akan mampu menghilangkan pertumbuhan dan meminimalkan kemungkinan benjolan tumbuh kembali. Diabetes dan kolesterol yang dikendalikan dengan baik cenderung tidak menyebabkan xanthoma.

Selain dengan mengatasi kondisi medis yang mendasarinya, kadang xanthoma dihilangkan dengan operasi, laser, atau perawatan dengan bahan kimia. Namun, dengan metode ini, ada kemungkinan xanthoma dapat kembali.

Untuk menentukan perawatan yang paling tepat untuk kondisimu, kamu wajib berbicara dengan dokter. Nantinya, dokter akan membantu menentukan apakah kondisi tersebut dapat diobati melalui manajemen medis.

Baca Juga: 7 Jenis Tumor Jinak yang Sering Muncul di Tubuh, Kenali!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya