TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harus Dicegah, Ini 5 Masalah Penglihatan yang Rentan Dialami Lansia

Bisa dicegah dengan pola hidup sehat

pexels.com/Pixabay

Seiring bertambahnya usia, mata ikut menua bersama kita. Kehilangan penglihatan dan masalah mata lainnya adalah bagian dari penuaan. Penurunan fungsi mata dapat membuat hidup menjadi menantang, membatasi kemandirian, dan mobilitas individu.

Jadi, penting untuk menyadari bagaimana penuaan dapat memengaruhi penglihatan, gejala seperti apa yang dapat menandakan kondisi mata yang serius, dan kapan harus mencari bantuan medis. 

Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa masalah penglihatan yang rentan dialami lansia dan perlu diwaspadai.

1. Katarak

pixabay.com/12019

Menurut keterangan dari National Eye Institute, lebih dari separuh lansia di atas usia 80 tahun menderita katarak, penyakit mata yang merupakan kebutaan paling umum di dunia.

Pasien dengan katarak mengalami pengaburan lensa, yaitu area mata yang sebagian besar terdiri dari air dan protein. Seiring bertambahnya usia, protein di mata mungkin mulai terkumpul dan mengaburkan penglihatan.

Beberapa orang mengembangkan katarak akibat merokok atau komplikasi diabetes. Sayangnya, setiap orang mengembangkan katarak seiring bertambahnya usia.

Katarak tidak dapat dicegah, tetapi sangat bisa diobati dengan operasi. Operasi ini melibatkan penggantian lensa keruh dengan lensa intraokular buatan. Waktu yang dibutuhkan untuk pembedahan relatif cepat, tidak menimbulkan rasa sakit, dan biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan.

Baca Juga: 7 Gejala Mata Kering Kronis yang Sering Diabaikan, Bahaya

2. Glaukoma

pexels.com/Andrea Piacquadio

Berdasarkan penjelasan dari American Association of Retired Persons, glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan pada individu berusia di atas 60 tahun. Glaukoma biasanya disebabkan oleh cairan yang tidak terkuras dengan benar, yang menyebabkan peningkatan tekanan yang dapat merusak saraf optik.

Glaukoma muncul tanpa rasa sakit dan tanda-tanda, hingga kadang disebut sebagai pencuri penglihatan diam-diam. Karenanya, pemeriksaan mata secara teratur sangat penting, karena kebutaan dapat dicegah dengan pengobatan dini.

3. Degenerasi makula terkait usia

pixabay.com/danielkirsch

Degenerasi makula terkait usia atau age-related macular degeneration (AMD) utamanya memengaruhi makula, yang sebagian kecil ditemukan di tengah retina dan bertanggung jawab untuk penglihatan sentral yang tajam.

Seseorang dengan AMD akan kesulitan melakukan tugas yang berorientasi pada detail, seperti membaca, menulis, mengemudi, dan mengidentifikasi corak warna yang berbeda.

Dalam studi klinis yang dilakukan oleh National Eye Institute, ada empat faktor menonjol dalam meningkatkan risiko AMD, yaitu usia, ras (Kaukasia), riwayat keluarga, dan riwayat merokok.

Ada dua tipe AMD, yaitu kering dan basah, yang masing-masing membutuhkan perlakuan yang berbeda.

4. Arteri temporalis

pexels.com/Pixabay

Melansir WebMD, arteri temporalis terjadi ketika arteri di pelipis dan di seluruh tubuh tersumbat atau meradang. Masalah ini bisa dimulai dengan sakit kepala parah, nyeri saat mengunyah, dan nyeri di pelipis. Beberapa minggu kemudian, pasien mungkin mengalami kehilangan penglihatan mendadak di satu mata, diikuti dengan cepat pada mata satunya.

Banyak dokter beranggapan kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan yang rusak. Diagnosis dan pengobatan dini dengan obat-obatan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan.

Baca Juga: 5 Tips Mudah untuk Cegah Katarak, Yuk Lakukan Mulai Sekarang

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya