TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Jenis Stroke yang Perlu Diketahui, Catat!

Semua jenis stroke perlu penanganan medis segera

ilustrasi seseorang mengalami stroke (pixabay.com/lagrafika)

Stroke terjadi saat darah berhenti mengalir ke otak. Ini selanjutnya menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak yang tidak dapat diperbaiki. Efek stroke bergantung pada bagian otak yang rusak dan besarnya kerusakan yang terjadi.

Perawatan stroke bersifat sensitif terhadap waktu. Misalnya, seseorang yang mengalami stroke yang disebabkan oleh pembekuan darah harus diberi obat penghilang bekuan darah dalam waktu 4,5 jam setelah gejalanya muncul agar pengobatannya efektif.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda stroke dan segera mendapatkan perawatan medis. Jika kamu baru saja mengalami gejala stroke, jangan mengemudi karena ini bisa berbahaya. Sebaiknya hubungi ambulans atau minta orang terdekat untuk mengantarmu ke rumah sakit.

Stroke terbagi menjadi beberapa jenis tergantung penyebabnya. Di sini, kita akan membahas apa saja jenis-jenis stroke.

1. Stroke iskemik

ilustrasi seseorang mengalami stroke (freepik.com/jcomp)

Stroke iskemik terjadi saat gumpalan darah menghalangi aliran darah ke otak. Dijelaskan Healthline, penggumpalan darah biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak di pembuluh darah. Gumpalan lemak ini dapat pecah dan menghalangi aliran darah ke otak. 

Stroke iskemik bisa juga terjadi karena bekuan darah berpindah dari bagian lain tubuh ke otak atau yang dikenal sebagai stroke emboli. Diperkirakan, 15 persen stroke emboli dipicu oleh fibrilasi atrium, yaitu kondisi saat jantung berdetak tidak teratur. Gumpalan darah pemicu stroke iskemik tidak dapat hilang tanpa pengobatan.

2. Stroke hemoragik

ilustrasi seseorang mengalami stroke (freepik.com/Lifestylememory)

Stroke hemoragik terjadi pada sekitar 13 persen dari kasus stroke, berdasarkan data dari American Stroke Association. Jenis stroke ini terjadi saat pembuluh darah yang melemah pecah dan mengeluarkan darah ke bagian otak di sekitarnya. Darah kemudian menumpuk dan menekan jaringan otak di sekitarnya.

Stroke hemoragik terbagi menjadi dua jenis: perdarahan intraserebral (di dalam otak) atau perdarahan subarachnoid (antara lapisan dalam dan luar jaringan yang menutupi otak). Gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung di mana gumpalan berada. Hal ini dapat mencakup berbagai macam fungsi otak, seperti kesulitan bergerak, masalah koordinasi, sensasi, kesulitan berpikir atau mengingat, berbicara, atau melihat. Jenis stroke ini sering menyebabkan sakit kepala dan kejang.

Baca Juga: 7 Kondisi yang Sering Dikira Stroke, Gejalanya Mirip

3. Transient ischemic attack (TIA)

ilustrasi seseorang mengalami stroke (pixabay.com/lagrafika)

Serangan iskemik transien atau transient ischemic attack (TIA) disebabkan oleh gumpalan kecil yang menyumbat arteri untuk sementara waktu, dikutip laman Heart & Stroke. Gejala TIA biasanya hilang sepenuhnya dalam waktu 24 jam atau bahkan hanya dalam waktu satu jam. 

Jika gejala tetap berlanjut setelah 24 jam, maka itu tidak dianggap sebagai TIA, melainkan stroke. Meskipun gejalanya hanya berlangsung singkat, TIA bisa menjadi peringatan akan terjadinya stroke di masa depan. Ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan medis segera.

Verified Writer

Eka Ami

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya