TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Alergi Susu, 5 Hal Ini Juga Bisa Sebabkan Bayi Terkena Sembelit

Mama harus sesuaikan asupan gizi si kecil, jangan berlebihan

unsplash.com/Sharon McCuthcheon

Saluran pencernaan bayi memang rentan mengalami masalah pencernaan. Selain karena hal tersebut umum terjadi, sistem imun bayi juga masih rendah. Beberapa makanan yang dikenal baik bagi pencernaan pun bisa berbahaya jika diberikan secara berlebihan pada bayi. 

Mama tak boleh membiarkan jika dalam seminggu si kecil tidak BAB. Pasti ada yang tidak beres dengan saluran pencernaannya. Mengobatinya juga tak bisa dilakukan secara sembarangan karena kekuatan dari daya tahan tubuhnya belum maksimal. Agar pencernaan si kecil lancar dan pertumbuhannya tak terganggu, mama harus memperhatikan dan waspada terhadap beberapa faktor yang berisiko menghambat kelancaran sistem pencernaan si kecil. 

1. Terlalu banyak mengonsumsi makanan berserat

pixabay.com/3217138

Mengonsumsi serat memang baik bagi orang dewasa namun hal tersebut tak sepenuhnya berlaku untuk si kecil. Meski asupan serat bermanfaat, porsinya tetap harus mama perhatikan. Tak boleh kebanyakan sebab menurut angka kecukupan gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan, kebutuhan serat pada bayi usia 7-11 bulan hanya 10 gram per hari. Makanan berserat yang bisa mama berikan misalnya buah-buahan seperti apel atau pisang yang dihaluskan. Bila giginya sudah mulai tumbuh, mama juga bisa mengkreasikan bubur dari campuran gandum dan sayuran hijau seperti bayam atau brokoli.

2. Baru berkenalan dengan makanan padat

unsplash.com/life is fantastic

Memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping asi (MPASI) dapat dilakukan jika si kecil sudah berusia enam bulan. Transisi dari asi eksklusif terkadang membuat bayi mengalami sembelit. Hal ini dikarenakan sistem pencernaannya belum terbiasa. Untuk itu mama harus melakukannya bertahap dengan mengenalkan satu makanan terlebih dahulu agar pencernaannya bisa menyesuaikan diri.

Mama juga boleh menyuapi sedikit demi sedikit air putih sebagai selingan agar proses menelan berjalan lancar. Ingat, mama tidak boleh memberikan madu atau susu sapi jika si kecil belum berusia 1 tahun. Makanan padat yang bisa mama berikan dapat berupa buah lembut seperti pisang atau mangga. Namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan jumlah serat yang terkandung di dalamnya. 

Baca Juga: MPASI Seimbangkan Kecukupan Gizi Si Kecil agar Tumbuh Secara Optimal

3. Bayi kekurangan cairan atau dehidrasi

pixabay.com/Tung256

Kurangnya cairan pada tubuh si kecil adalah kondisi yang membahayakan. Akibatnya bisa buruk bagi organ tubuh dan mengganggu pertumbuhannya. Bayi yang kekurangan cairan menjadi lebih sensitif dan rentan terserang demam. Tubuhnya akan terlihat pucat dan lebih lemas. Berikan asi atau susu lebih banyak dari biasanya. Jika si kecil sudah berusia di atas tiga bulan, mama bisa mendiskusikan dengan dokter untuk memberikan minuman elektrolit seperti oralit.  

4. Terlalu banyak asupan zat besi

unsplash.com/Gregor Moser

Sebagai mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, zat besi memang penting. Mama bisa mendapatkan kandungan zat besi dalam beberapa jenis makanan. Misalnya pada ikan, kuning telur atau kacang-kacangan. Namun jika dalam tubuh si kecil menumpuk terlalu banyak zat besi, organ penting seperti hati atau jantungnya akan terganggu. Mama harus menyesuaikan kebutuhan zat besi sesuai usia si kecil. Bayi usia 0-6 bulan membutuhkan 0,3 mg zat besi yang terpenuhi melalui ASI eksklusif tiap hari. Usia 7-11 bulan membutuhkan 7-11 mg zat besi dan usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg tiap harinya. 

Baca Juga: MPASI Seimbangkan Kecukupan Gizi Si Kecil agar Tumbuh Secara Optimal

Writer

Imada Lubis

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya