Mengenal Kromoterapi, Terapi Warna yang Bisa Tingkatkan Suasana Hati
Beda warna, beda efeknya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa warna favoritmu?
Mungkin kita tidak sadar kalau warna bisa memberi efek luar biasa. Nuansa tenang, sedih, sedih, dan ceria dari warna-warna tertentu adalah salah satu contohnya.
Warna yang kita lihat bisa memengaruhi suasana hati, sehingga tak jarang pemilihan warna sangat diperhatikan dalam menentukan interior maupun eksterior sebuah ruangan.
Selain itu, ternyata warna juga bisa dijadikan sebagai alternatif terapi, yakni kromoterapi. Penasaran seperti apa terapi warna tersebut? Simak ulasan berikut ini, ya.
1. Sejarah singkat kromoterapi
Dilansir Clinical Advisor, tulisan awal yang membahas mengenai warna dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani Kuno, Aristoteles. Dirinya menciptakan color wheel dengan menghubungkan empat warna utama dan empat elemen alam, yakni bumi, air, api, dan angin.
Sementara, menurut paparan dalam jurnal “Hindawi”, cikal bakal kromoterapi berasal dari praktik di Mesir Kuno, Cina, India, dan Yunani. Orang-orang di zaman itu menggunakan warna primer untuk proses penyembuhan.
Selanjutnya, Avicenna (980 M) mengembangkan seni penyembuhan menggunakan warna. Kemudian, gagasan dan praktik abad ke-19 Pleasanton (1876) menggunakan warna biru untuk pengobatan cedera, luka bakar, atau sakit. Penggunaan warna biru juga diadopsi oleh Hassan (1999), hingga penekanan area oleh Edwin Babbitt.
Pada abad ke-20, Dinshah Ghadiali (1927) menemukan prinsip ilmiah yang menjelaskan efek terapi sinar warna pada tubuh.
Tidak berhenti sampai di situ, penelitian-penelitian lanjutan terkait kromoterapi mulai digalakkan. Hasilnya pun dipublikasikan, di antaranya sebuah kajian dalam jurnal “Yonsei Medical Journal” tahun 2013, “Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association” Tahun 2010, “The Journal of Neuroscience” tahun 2010, dan “Advances in Mind-Body Medicine” tahun 2013.
Baca Juga: Yuk, Uji Kepekaan Matamu Terhadap Warna Lewat Tes Ishihara!
Kromoterapi atau terapi warna adalah bentuk terapi alternatif untuk penyembuhan masalah fisik dan emosional, dengan menggunakan warna beserta frekuensinya.
Praktik kromoterapi dilakukan dengan cara menyinari warna yang sesuai di area tubuh. Tujuannya adalah memperbaiki ketidakseimbangan fisiologis dan psikologis.
Kromoterapi menggunakan energi yang dihasilkan dari spektrum warna (merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu). Energi tersebut akan beresonansi dengan energi tujuh pusat cakra atau energi utama pada tubuh.
Dilansir Healthline, beberapa bukti mendukung gagasan terkait warna (dengan menggunakan lampu berwarna) dapat memiliki efek yang bekerja pada tubuh termasuk tingkat rasa sakit dan suasana hati.
Gagasan tersebut dibuktikan di antaranya dalam terapi cahaya yang digunakan untuk mengobati gangguan afektif musiman, fototerapi cahaya biru untuk mengobati penyakit kuning neonatal, serta warna biru di siang hari dapat dikaitkan dengan perhatian, suasana hati, kewaspadaan, dan reaksi.
Baca Juga: Terapkan 5 Terapi Alternatif Ini Bagi Kamu yang Ingin Berhenti Merokok
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.