TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menstrual Migraine, Episode Migrain Saat Menstruasi

Perubahan hormonal dapat memicu gejala

freepik.com/jcomp

Pernahkah kamu mengeluhkan sakit kepala sebelah alias migrain saat menstruasi (menstrual migraine)? Nyatanya, keluhan ini cukup umum dialami perempuan pada siklus bulanannya.

Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sakit kepala atau migrain tiga kali lebih sering dialami perempuan ketimbang laki-laki. Sementara itu, National Health Service (NHS) memaparkan jika lebih dari separuh perempuan yang mengalami migrain berhubungan dengan gejala dan siklus menstruasi.

Simak terus penjelasan berikut ini untuk mengetahui penyebab, gejala, serta cara mengobati dan pencegahan menstrual migraine.

1. Gejala migrain saat menstruasi

freepik.com/KamranAydinov

Sebelum membahas gejala migrain saat haid, perlu diketahui bahwa ada dua subtipe migrain saat haid, yaitu pure menstrual migraine dan menstrual-related migraine.

Perempuan dengan pure menstrual migraine hanya mengalami episode sakit kepala saat menstruasi dan perkiraan prevalensi kejadiannya adalah sebesar 1 persen.

Sementara itu, pada menstrual-related migraine, kondisi ini sering terjadi pada suatu periode (tetapi tidak selalu) dan diperkirakan dialami sekitar 6 hingga 7 persen perempuan yang mengalami migrain jenis ini.

Migrain sendiri merupakan suatu kondisi sakit kepala, dengan intensitas ringan hingga berat, di salah satu sisi kepala. Gejala utama migrain adalah nyeri kepala yang berdenyut. Selain itu, gejala lain yang bisa menyertai di antaranya:

  • Mual
  • Muntah
  • Peka berlebihan pada suara atau cahaya
  • Gangguan audiovisual yang cenderung terjadi sebelum gejala utama muncul
  • Gejala sindrom pramenstruasi (PMS) seperti perut kembung, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati

Menurut penjelasan dari NHS, perempuan dengan masalah ini kemungkinan besar mengalami episode 2 hari sebelum haid atau 3 hari pertama haid. Namun, episode ini cenderung terjadi selama kehamilan, perimenopause, atau sedang dalam pengobatan hormonal. Episode yang dipicu oleh faktor hormonal kemungkinan lebih parah, terjadi peningkatan intensitas, atau sulit diobati.

Baca Juga: 5 Daftar Makanan yang Bisa Memicu Migrain, Perlu Kamu Hindari

2. Penyebab migrain saat menstruasi

Ilustrasi migrain. freepik.com/user18526052

Para ahli belum sepenuhnya yakin mengenai penyebab tunggal menstrual migraine. Namun, kemungkinan ada kaitannya dengan peradangan atau inflamasi.

Bahan kimia dalam otak bisa menyebabkan pembuluh darah di area tersebut membengkak. Jika hal ini mengiritasi saraf terdekat di kepala, tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan perubahan neurologis dan nyeri.

Para peneliti juga memaparkan adanya kemungkinan pengaruh hormon seks perempuan terhadap kondisi migrain. Gejala tersebut mungkin dipicu oleh hormon estrogen atau prostaglandin.

Adapun faktor lain yang dapat meningkatkan risiko migrain meliputi:

  • Faktor genetik
  • Perempuan
  • Kondisi kesehatan yang menyebabkan peradangan atau memicu migrain

Sementara itu, beberapa pemicu lain selain terdiri dari:

  • Cahaya yang terlalu terang
  • Perubahan cuaca secara drastis
  • Menghirup bau kuat dari polusi, produk pembersih, parfum, knalpot kendaraan, atau bahan kimia tertentu
  • Terlalu banyak atau sedikit tidur
  • Mengonsumsi bahan kimia tambahan, seperti monosodium glutamat (MSG), kafein, atau alkohol
  • Tekanan
  • Perasaan gelisah
  • Lapar
  • Dehidrasi
  • Sleep apnea
  • Bruksisme
  • Gangguan sendi rahang

Perlu diingat, satu faktor pemicu tidak menyebabkan migrain, tetapi kombinasi beberapa faktor bisa memicu sakit kepala sebelah ini.

3. Diagnosis migrain saat menstruasi

Freepik.com/freepik

Untuk menggalakkan diagnosis terkait menstrual migraine, dokter dapat memulainya dengan pemeriksaan fisik dan bertanya mengenai riwayat kesehatan keluarga pasien untuk mengidentifikasi kondisi potensial yang mendasari.

Jika dokter mencurigai penyebab lain selain pengaruh hormonal, kemungkinan pasien akan menjalani rekomendasi tes tambahan seperti: 

  • Tes darah
  • CT scan
  • Pemindaian MRI
  • Lumbal pungsi

4. Pengobatan dan perawatan

Ilustrasi Obat-Obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir Healthline, ada beberapa cara untuk meredakan nyeri atau serangan migrain, yaitu:

  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti seperti ibuprofen
  • Mengonsumsi obat sesuai resep dokter
  • Mengonsumsi vitamin dan suplemen untuk mencegah sakit kepala
  • Olahraga teratur untuk meredakan sakit kepala yang dipicu oleh hormon. Studi dalam Journal of Headache and Pain tahun 2019 menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat menurunkan durasi serangan migrain 
  • Mengurangi stres dengan meditasi, yoga, atau latihan pernapasan

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 6 Penyebab Migrain yang Perlu Kamu Waspadai

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya