5 Fakta Menstrual Migraine, Episode Migrain Saat Menstruasi
Perubahan hormonal dapat memicu gejala
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kamu mengeluhkan sakit kepala sebelah alias migrain saat menstruasi (menstrual migraine)? Nyatanya, keluhan ini cukup umum dialami perempuan pada siklus bulanannya.
Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, sakit kepala atau migrain tiga kali lebih sering dialami perempuan ketimbang laki-laki. Sementara itu, National Health Service (NHS) memaparkan jika lebih dari separuh perempuan yang mengalami migrain berhubungan dengan gejala dan siklus menstruasi.
Simak terus penjelasan berikut ini untuk mengetahui penyebab, gejala, serta cara mengobati dan pencegahan menstrual migraine.
1. Gejala migrain saat menstruasi
Sebelum membahas gejala migrain saat haid, perlu diketahui bahwa ada dua subtipe migrain saat haid, yaitu pure menstrual migraine dan menstrual-related migraine.
Perempuan dengan pure menstrual migraine hanya mengalami episode sakit kepala saat menstruasi dan perkiraan prevalensi kejadiannya adalah sebesar 1 persen.
Sementara itu, pada menstrual-related migraine, kondisi ini sering terjadi pada suatu periode (tetapi tidak selalu) dan diperkirakan dialami sekitar 6 hingga 7 persen perempuan yang mengalami migrain jenis ini.
Migrain sendiri merupakan suatu kondisi sakit kepala, dengan intensitas ringan hingga berat, di salah satu sisi kepala. Gejala utama migrain adalah nyeri kepala yang berdenyut. Selain itu, gejala lain yang bisa menyertai di antaranya:
- Mual
- Muntah
- Peka berlebihan pada suara atau cahaya
- Gangguan audiovisual yang cenderung terjadi sebelum gejala utama muncul
- Gejala sindrom pramenstruasi (PMS) seperti perut kembung, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati
Menurut penjelasan dari NHS, perempuan dengan masalah ini kemungkinan besar mengalami episode 2 hari sebelum haid atau 3 hari pertama haid. Namun, episode ini cenderung terjadi selama kehamilan, perimenopause, atau sedang dalam pengobatan hormonal. Episode yang dipicu oleh faktor hormonal kemungkinan lebih parah, terjadi peningkatan intensitas, atau sulit diobati.
Baca Juga: 5 Daftar Makanan yang Bisa Memicu Migrain, Perlu Kamu Hindari
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 6 Penyebab Migrain yang Perlu Kamu Waspadai
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.