TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pandemik COVID-19 Bisa Memengaruhi Menstruasi, Ini Penjelasannya!

Apakah kamu merasa siklus bulananmu berbeda dari biasanya?

medicalnewstoday.com

Pandemik COVID-19 yang sedang terjadi banyak memengaruhi aspek kehidupan kita. Banyak orang yang harus bekerja dari rumah atau bahkan kehilangan pekerjaan. Para siswa tak bisa menuntut ilmu dengan normal. Orang-orang yang merantau juga harus rela tak bertemu keluarga untuk sementara waktu.

Tak hanya memengaruhi kehidupan sosial, ternyata jika ditinjau dari sisi medis, pandemik ini juga berdampak pada siklus menstruasi para wanita, lho. Bagaimana ini bisa terjadi padahal virus corona tidak menyerang organ reproduksi? Jangan berasumsi dulu, yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Bisakah virus corona memengaruhi menstruasi secara langsung?

mydr.com.au

Virus corona penyebab COVID-19 tercatat juga bisa menyerang organ lain di luar pernapasan. Contohnya adalah pencernaan dan jantung. Namun organ paling jauh yang terdampak ketika seseorang menderita penyakit tersebut adalah ginjal.

Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa COVID-19 bisa memengaruhi organ reproduksi. Sebab tidak ada sel yang bisa diinfeksi oleh virus corona di sana. Lalu bagaimana pandemik ini bisa memengaruhi siklus menstruasi?

2. Stres karena pandemik inilah yang mengacaukan siklus menstruasi

amomedia.com

Inilah jawabannya. Bukan COVID-19 yang secara langsung memengaruhi siklus menstruasi, melainkan stres karena wabah tersebutlah yang menyebabkannya. 

Bisa dipastikan bahwa semua pasien yang menderita COVID-19 mengalami stres. Terlebih lagi mereka yang sampai dirawat dan menggunakan ventilator. Penyebabnya adalah walaupun sedang sakit dan butuh dukungan dari orang sekitar, mereka sulit untuk mendapatkannya. Sebab pasien harus diisolasi dari orang-orang sehat agar tidak menulari.

Bahkan jika kamu tidak menderita penyakit tersebut, stres juga tetap menghantuimu. Penyebabnya pun beragam. Mulai dari stres akibat lulus yang tertunda, berkurangnya pemasukan, tak bisa bertemu orang-orang terdekat, dan stres karena terkurung di rumah.

Baca Juga: 7 Masalah Menstruasi yang Sebaiknya Tidak Kamu Abaikan, Hati-hati ya!

3. Bagaimana stres bisa memengaruhi menstruasi?

pexels.com/Andrea Piacquadio

Lalu pertanyaannya, bagaimana bisa kondisi yang kita rasakan secara psikologis itu memengaruhi menstruasi?

Jadi ketika kita stres, otak meresponsnya dengan mengeluarkan hormon adrenalin, kortisol, dan corticotropin (CRH). Keberadaan mereka ditujukan untuk mengontrol stres. Namun sebenarnya dampak yang kita rasakan justru sebaliknya. Pada umumnya, respons yang dirasakan adalah gangguan pencernaan, migrain, nyeri otot, hingga menurunnya sistem imun.

Selain itu, ketiga hormon tersebut juga menekan hormon reproduksi, yaitu estrogen dan progesteron pada wanita. Akibatnya, proses ovulasi tidak bisa berjalan dengan lancar sehingga menstruasi pun kacau.

4. Menstruasi menjadi terlalu lama, terasa sakit, atau bahkan berhenti sementara

freepik.com/Dragana_Gordic

Masalah menstruasi yang biasa dirasakan ketika stres ada bermacam-macam. Ini semua dipengaruhi oleh kondisi tubuh, tingkat stres, pola makan, pola tidur, hingga kebiasaan berolahraga. Dilansir dari Healthline dan Insider, kita bisa mengelompokkannya menjadi empat macam:

  • Menorrhagia: periode menstruasi yang terlalu panjang, yaitu lebih dari seminggu. Darah yang keluar pun lebih banyak daripada biasanya;
  • Dysmenorrhea: menstruasi yang menyakitkan akibat ketidakseimbangan hormon;
  • Anovulatory cycle: menstruasi yang tidak teratur. Ada jeda yang terlalu sebentar dan ada pula yang terlalu panjang.
  • Amenorrhea: berhentinya menstruasi selama minimal 90 hari padahal belum waktunya untuk menopause.

5. Gejala PMS pun terasa lebih intens

terapiastrategica.ro

Selain memengaruhi siklus menstruasi, stres ternyata berpengaruh pada pre menstrual syndrome atau PMS. Gejala yang dirasakan tiap orang bisa berbeda-beda.

Dilansir dari Cosmopolitan, pada umumnya stres mengakibatkan kram yang lebih menyakitkan dan perubahan mood yang lebih sulit diatur. Hal ini akan membuat wanita merasa lebih stres lagi.

Baca Juga: Alasan Ilmiah Kenapa Manusia Punya Bulu Kemaluan, Bukan Sekadar Hiasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya