Tren Memakai Tali Masker Ternyata Berbahaya, Ini Kata Dokter!
Satgas COVID-19 mengimbau agar masyarakat tidak memakainya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa bulan belakangan, pemakaian tali masker atau mask strap menjadi tren di masyarakat. Dengan bantuan alat ini, masker hanya perlu digantungkan layaknya kalung saat kita harus melepasnya sejenak. Seakan menjadi nilai plus, tali masker juga dianggap sebagai fashion item, sehingga hadir dengan berbagai model di marketplace.
Akan tetapi, para pengguna tali masker baru-baru ini dikejutkan dengan pernyataan Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K Ginting dalam konferensi pers di hari Minggu (21/2/2021). Ia mengimbau agar masyarakat berhenti menggunakan tali masker karena dinilai mampu meningkatkan risiko penularan COVID-19.
Untuk menjelaskan perkara ini lebih lanjut, IDN Times menghubungi dokter spesialis penyakit dalam, dr. Nur Chandra Bunawan, SpPD. Berikut ini penjelasannya!
1. Benar, penggunaan tali masker bisa meningkatkan risiko paparan virus
Seperti yang kita tahu, masker terdiri dari dua bagian. Sisi luar berfungsi sebagai proteksi untuk diri kita. Sementara itu, sisi dalamnya berfungsi untuk melindungi orang lain dari droplet yang keluar ketika kita berbicara.
Tak hanya itu, sisi dalam pada masker juga tidak boleh bersinggungan dengan dunia luar. Sebab ialah area yang bersentuhan langsung dengan wajah. Di sinilah akar permasalahan dari penggunaan tali masker.
"Ketika masker itu menggantung di tali, sisi dalam masker bisa kontak dengan baju dan permukaan luar. Jadi, kalau ada virus yang menempel, itu akan masuk ke sisi dalam. Ketika kita pakai lagi maskernya, kita jadi terpapar virus tersebut. Jadi, pemakaian tali masker memang tidak disarankan," terang dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Jadi, bisa dikatakan bahwa penggunaan tali masker dapat meningkatkan risiko kita untuk terpapar virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Apalagi ketika masker dibiarkan menggantung di leher, droplet dari orang lain yang sedang berbicara, bersin, dan lain sebagainya bisa menempel di sana. Hal ini akhirnya menimbulkan kontaminasi silang.
Baca Juga: Mengenal COVID Tongue, Bercak di Lidah yang Jadi Gejala Baru COVID-19
Baca Juga: Isolasi Mandiri untuk Pasien COVID-19, Apa Saja yang Harus Disiapkan?