TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Kista Ovarium Memengaruhi Kehamilan?

Biasanya tidak perlu dikhawatirkan

ilustrasi hamil (unsplash.com/Suhyeon Choi)

Intinya Sih...

  • Kista ovarium selama kehamilan biasanya tidak berbahaya, tidak menimbulkan rasa sakit, dan dapat hilang dengan sendirinya.
  • Jenis kista ovarium yang paling umum terjadi pada kehamilan adalah kista korpus luteum.
  • Untuk memastikan kista ovarium tidak berdampak pada kehamilan dan untuk memantau kista yang ada, dokter akan menjadwalkan USG secara teratur.

Kista ovarium sering terjadi pada awal kehamilan, meskipun perempuan sudah tidak menstruasi lagi. Biasanya kista ini tidak berbahaya sama seperti kebanyakan kista ovarium lainnya.

Namun, ada beberapa kemungkinan masalah jika kista terus tumbuh selama kehamilan. Lantas, apakah kista ovarium bisa memengaruhi kehamilan?

Baca Juga: Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan

Apa itu kista ovarium?

ilustrasi ovarium (freepik.com/freepik)

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan atau jaringan di dalam atau di ovarium. Ini biasanya tidak berbahaya, tidak menimbulkan rasa sakit, dan hilang tanpa pengobatan.

Ukurannya bisa bervariasi, dari setengah inci hingga empat inci, dan biasanya berkembang selama masa subur atau setelah menopause. Di seluruh dunia, sekitar 7 persen pernah memiliki kista ovarium dalam hidup mereka (Clinical and Experimental Obstetrics & Gynecology, 2014).

Dua jenis kista ovarium yang paling umum disebut kista fungsional dan meliputi:

  • Kista folikel: Kista folikel terbentuk ketika folikel ovarium (kantung kecil tempat sel telur tumbuh) tidak benar-benar melepaskan sel telur sebagaimana mestinya pada saat ovulasi, dan sel telur terus tumbuh dan menumpuk cairan.
  • Kista korpus luteum: Korpus luteum berkembang setelah sel telur dilepaskan dari folikel selama ovulasi. Kantung folikel menyusut menjadi sel-sel yang menghasilkan hormon untuk mendukung sisa siklus menstruasi. Sementara dalam kasus kehamilan, untuk mendukung pertumbuhan bayi. Namun, jika cairan terkumpul di folikel yang kosong dan kantungnya tidak menyusut, maka akan terbentuk kista.

Jenis kista ovarium lainnya yang kurang umum disebut kista patologis, di antaranya:

  • Kista dermoid: Disebut juga teratoma, kista ini terdiri dari sel germinal ovarium dan dapat berisi gigi, rambut, kulit, atau lemak. Kista ini sudah ada sejak lahir, tetapi sering kali baru ditemukan di kemudian hari.
  • Endometrioma atau kista cokelat: Terjadi pada perempuan dengan endometriosis. Kista ini berisi cairan atau darah endometriotik, sehingga warnanya tampak lebih gelap.
  • Kista kistadenoma: Ini bisa berkembang di permukaan ovarium. Kista ini cenderung berukuran cukup besar dan padat.

Apa penyebab kista ovarium saat hamil?

Menurut What To Expect, jenis kista ovarium yang paling umum terjadi pada kehamilan adalah kista korpus luteum.

Alih-alih menyusut, folikel yang melepaskan sel telur malah terisi cairan dan tetap berada di ovarium. Kista ini biasanya hilang dengan sendirinya pada pertengahan trimester kedua, tetapi terkadang kista tetap berada di ovarium dan—jika ukurannya membesar atau menimbulkan gejala—mungkin perlu diangkat.

Kamu mungkin juga memiliki jenis kista lain yang kamu miliki sebelum hamil. Ini mungkin tetap berada di ovarium saat kamu hamil. Kista jenis lain bahkan mungkin tumbuh selama kehamilan dan menimbulkan rasa sakit, tetapi biasanya tidak menimbulkan masalah pada kehamilan.

Meskipun sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala, tetapi kista ovarium dapat menyebabkan gejala berikut ini:

  • Nyeri dapat terjadi di daerah perut bagian bawah atau panggul di sisi lokasi kista. Nyeri kista ovarium seperti itu bisa bersifat tajam atau tumpul. Ini mungkin terasa seperti disengat. Jika kista ovarium pecah, rasa sakitnya mungkin lebih ringan atau tiba-tiba dan parah. Dalam kasus yang jarang terjadi, kista ovarium dapat menyebabkan ligamen di sekitar ovarium terpelintir (torsi ovarium). Ini bisa sangat menyakitkan, dan memerlukan pembedahan darurat untuk mengatasinya.
  • Perut kembung.
  • Perut terasa penuh atau ada tekanan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya