TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Risiko Konsumsi Vape dan Rokok secara Bergantian

Bisa membuat saluran napas makin rusak

ilustrasi vape (unsplash.com/Romain B)

Intinya Sih...

  • Vape juga ditemukan tidak ideal sebagai pengganti rokok, karena sebuah studi menemukan bahwa efek kardiovaskular dari rokok dan rokok elektrik sangat mirip.
  • Penggunaan ganda rokok elektrik dan rokok konvensional dikaitkan dengan kemungkinan 2,91 kali lebih tinggi terkena stroke.

Beberapa individu yang ingin berhenti merokok memilih vape sebagai alternatif pengganti. Namun, tak jarang mereka malah menggunakan keduanya secara bergantian.

Satu saja berisiko bagi kesehatan, apalagi melakukan vaping dan merokok konvensional sekaligus.

Dilarang menggunakan keduanya

Menurut spesialis paru, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K), merokok sekaligus menggunakan vape tidak boleh dilakukan.

"Tidak boleh. Salah satu saja tidak boleh, apalagi dua-duanya," katanya kepada IDN Times.

Menurutnya, konsumsi rokok konvensional dengan rokok elektrik akan membuat saluran napas makin rusak. Bahkan, jika dilakukan dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan kematian.

Belum lagi terkait risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung dan stroke karena nikotin dan zat kimia yang makin banyak masuk ke dalam tubuh.

"Karena gabungan nikotin dan zat kimianya menjadi lebih banyak jumlahnya, sehingga lebih mudah terjadi kerusakan di berbagai organ termasuk jantung dan otak," Dr. Erlina menjelaskan.

Baca Juga: Menguak Sulitnya Perokok untuk Berhenti, Antara Kemauan dan Tantangan

Risiko konsumsi rokok dan vape secara bergantian

ilustrasi stroke (IDN Times/Novaya Siantita)

Penggunaan ganda rokok elektrik dan rokok konvensional dikaitkan dengan kemungkinan 2,91 kali lebih tinggi terkena stroke.

Konsumsi keduanya juga memberikan efek berbahaya pada fungsi pembuluh darah, yang kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi saluran napas karena menghirup zat asing, bukan komponen spesifik dari asap rokok atau uap dari vape (aerosol).

Merokok disertai vaping akan menyebabkan disfungsi endotel—ketidakmampuan pembuluh darah besar untuk memasok darah yang cukup ke jantung dan jaringan lain. Hal ini bisa menjadi prediktor awal penyakit kardiovaskular.

Sel endotel sendiri memiliki peran melapisi bagian dalam semua pembuluh darah dan mengatur pembukaan pembuluh darah, pertukaran zat antara aliran darah, dan jaringan sekitarnya, serta respons imun dan inflamasi. Risikonya termasuk:

  • Sel endotel yang terendam serum darah, baik dari orang yang rutin merokok maupun yang rutin vaping, melepaskan lebih sedikit oksida nitrat, menyebabkan fungsi sel endotel terganggu.
  • Aerosol rokok elektrik yang kental tidak secara langsung mengurangi produksi oksida nitrat, menunjukkan bahwa zat dalam darah yang mengganggu produksi oksida nitrat tidak berasal langsung dari aerosol, melainkan diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap penghirupan.
  • Serum darah dari orang-orang yang rutin konsumsi rokok elektrik, meskipun bukan dari mereka yang rutin merokok, meningkatkan permeabilitas sel endotel sehingga memungkinkan lebih banyak zat melewati sel dan membuatnya berperilaku lebih seperti zat pada pembuluh darah bocor, yang dapat menyebabkan edema jaringan.   
  • Serum darah individu yang rutin melakukan vape akan menyebabkan sel endotel memproduksi molekul yang berimbas pada stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh serta dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.
  • Orang yang rutin menggunakan rokok elektrik dan rokok konvensional memiliki perubahan dalam sirkulasi biomarker peradangan, faktor pembekuan darah, dan adhesi sel jika dibandingkan dengan orang yang tidak rutin merokok ataupun vaping.
  • Biomarker inflamasi tertentu meningkat dalam serum darah orang yang rutin merokok, meskipun tidak pada mereka yang menggunakan vape. Namun, biomarker inflamasi lainnya meningkat dalam serum darah orang yang rutin menggunakan vape, meskipun tidak pada mereka yang rutin merokok.

Baik rokok maupun vape menghasilkan nikotin, sehingga menyebabkan penggunanya mengalami ketergantungan.

Meskipun merokok dan vape memiliki efek berbahaya yang serupa terhadap kardiovaskular, tetapi keduanya tampaknya menimbulkan beberapa efek yang berpotensi merusak. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan dua produk sekaligus bisa lebih buruk untuk kesehatan daripada hanya menggunakan salah satu produk saja.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya