TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ciri-Ciri Down Syndrome pada Bayi Baru Lahir

Ciri Down syndrome utamanya terlihat dari fisik bayi

ilustrasi orang dengan Down syndrome (pixabay.com/imslavinsky)

Tubuh manusia normalnya memiliki 46 buah atau 23 pasang kromosom, yaitu "mesin" pembawa informasi genetik yang berperan untuk mengatur sifat seseorang. Namun seseorang yang mengalami Down syndrome memiliki ekstra kromosom di dalam tubuhnya. Hal ini secara lebih lanjut akan memengaruhi perkembangan mental, fisik, dan kognitifnya.

Selain dideteksi dengan serangkaian tes saat kehamilan, gejala Down syndrome juga bisa terlihat sejak bayi baru lahir. Berikut ini ciri-ciri bayi Down syndrome yang baru lahir. Simak informasinya, ya!

1. Apa itu Down syndrome?

ilustrasi penambahan kromosom nomor 21 pada down syndrome (commons.wikimedia.org/U.S. Department of Energy Human Genome Program)

Down syndrome merupakan kondisi di mana bayi lahir dengan salinan tambahan pada kromosom nomor 21. Karenanya, kondisi ini disebut juga dengan trisomi 21. Ekstra kromosom ini diketahui memicu keterlambatan perkembangan mental, fisik, dan kognitif, serta meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada anak dengan Down syndrome.

Ciri dan masalah medis yang terkait dengan Down syndrome bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Beberapa anak mungkin memerlukan perhatian medis yang intensif, tapi ada pula yang hanya perlu menjalani gaya hidup sehat.

2. Gejala fisik bayi Down syndrome

ilustrasi anak dengan Down syndrome (pexels.com/Kampus Production)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gejala fisik pada bayi dengan Down syndrome dapat bervariasi. Namun dijelaskan WebMD, ada kesamaan ciri fisik yang biasa dimiliki bayi Down syndrome, di antaranya:

  • Kepala berukuran kecil dan wajahnya cenderung datar
  • Hidung dan mulut berukuran kecil
  • Matanya kecil dengan bagian sudut mata tertarik ke atas, menyerupai almond
  • Telinga kecil dengan sedikit melipat di bagian atasnya
  • Terdapat bintik putih kecil pada bagian mata yang berwarna
  • Lidah cenderung menonjol keluar dari mulut
  • Leher berukuran pendek
  • Tangan dan kaki berukuran kecil dengan jari-jari yang pendek
  • Ototnya lemah
  • Memiliki garis tangan yang tunggal dan lurus
  • Persendian lebih longgar sehingga sangat fleksibel
  • Memiliki tinggi badan yang cenderung pendek dibanding anak sebaya

Saat lahir, bayi dengan Down syndrome bisa memiliki ukuran yang sama dengan bayi lain. Namun pertumbuhan dan perkembangannya cenderung lebih lambat. Terlebih, mereka juga sering kali kesulitan menyusu karena ototnya lemah. Dengan demikian, berat badannya cenderung stagnan atau bahkan sulit bertambah.

3. Gejala kognitif bayi Down syndrome

ilustrasi anak dengan Down syndrome (unsplash.com/Pavol Stugel)

Bayi dengan Down syndrome juga akan menghadapi sejumlah tantangan perkembangan kognitif. Akibatnya, kemampuan bayi untuk mencapai milestone perkembangan pada usia tertentu mengalami keterlambatan. Dilansir Cleveland Clinic, berikut ini kemampuan yang mungkin melambat atau berbeda dengan anak lainnya.

  • Berjalan dan bergerak (motorik kasar dan halus)
  • Berbicara (keterampilan pengembangan bahasa)
  • Belajar (keterampilan kognitif)
  • Bermain (keterampilan sosial dan emosional)

Akibatnya, bayi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pelatihan toilet atau toilet training, serta terlambat bicara, berjalan, dan makan sendiri jika dibanding anak seusianya.

Baca Juga: Hari Sindrom Down Sedunia 2024: Hilangkan Stereotipe!

4. Gejala perilaku bayi Down syndrome

ilustrasi anak dengan Down syndrome (unsplash.com/Pavol Stugel)

Gejala Down syndrome juga bisa terlihat dari perilaku bayi. Ini bisa jadi disebabkan karena anak tidak mampu mengomunikasikan kebutuhannya kepada orangtua atau pengasuhnya. Masih dari sumber yang sama, perilaku Down syndrome dapat mencakup:

  • Keras kepala dan tantrum
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi
  • Perilaku obsesif atau kompulsif

5. Cara mendiagnosis Down syndrome pada bayi

ilustrasi melakukan diagnosis untuk bayi dengan Down syndrome (unsplash.com/Solen Feyissa)

Dilansir Mayo Clinic, diagnosis awal Down syndrome setelah lahir umumnya dilihat dari penampilan fisik bayi. Namun untuk memastikan lebih lanjut, tenaga kesehatan akan melakukan tes kariotipe kromosom yang menggunakan sampel darah untuk menganalisis kromosom bayi. Jika terdapat tambahan kromosom 21 di seluruh atau sebagian sel, maka bayi didiagnosis mengalami Down syndrome.

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya