TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan sebelum Jadi Orangtua

Kehamilan perlu dipersiapkan dengan matang, lho

ilustrasi pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Persiapan menjadi orangtua bisa dibilang cukup kompleks. Gak hanya dari segi finansial, kesehatan calon orangtua juga perlu diperhatikan secara detail. Tentunya ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan para pasangan dan menekan risiko penyakit bawaan yang dimiliki salah satu atau kedua belah pihak.

Nah, berikut ini serangkaian pemeriksaan kesehatan yang wajib dilakoni para calon orangtua. Tes ini gak hanya dianjurkan untuk calon ibu saja, tetapi juga calon ayahnya, lho. Yuk, simak informasi lengkapnya!

1. General check up

ilustrasi konsultasi kesehatan (freepik.com/artursafronovvvv)

Memasuki kehamilan dengan kondisi kesehatan yang optimal merupakan keinginan setiap calon ibu. Sebab, ini mendukung kondisi kehamilan yang sehat sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang sempurna. Ini juga bisa menurunkan risiko kehamilan pada ibu, seperti anemia dan pre-eklampsia yang berisiko mengancam nyawa.

Karenanya, calon orangtua sangat dianjurkan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara general. Tes ini akan mengambil data antropometri seperti berat badan dan tinggi badan, profil lemak dan gula darah, tes darah secara keseluruhan (whole blood test), dan lain sebagainya.

2. Vaksinasi

ilustrasi orang menerima vaksin (unsplash.com/cdc)

Vaksinasi bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit yang membahayakan kehamilan dan janin. Dilansir Parents, calon ibu harus menerima vaksinasi Tdap (tetanus, difteri, aseluler pertusis), hepatitis B, MMR (measles atau campak, mumps atau gondongan, dan rubella), serta varicella.

Selain itu, vaksinasi juga dapat mencegah penularan penyakit dari pasangan serta memberikan imunitas pada bayi sehingga kekebalan tubuhnya terbentuk dengan baik. Karenanya pastikan kamu dan pasangan mendapat vaksin sebelum memutuskan jadi orangtua, ya!

Baca Juga: 5 Tes Kesehatan Sebelum Menikah yang Harus Kamu Tahu

3. Tes infeksi menular seksual

ilustrasi orang melakukan tes darah (unsplash.com/Nguyen Hiep)

Tes ini ditujukan untuk mendeteksi penyakit seksual menular, seperti sifilis, clamidia, dan gonore. Keberadaan patogen penyebab penyakit seksual bisa mengganggu pertumbuhan janin. Clamidia berisiko menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR), gonore berisiko memicu keguguran, dan sifilis dikaitkan dengan gangguan perkembangan organ.

Selain itu, janin bisa tertular oleh patogen penyebab penyakit seksual menular. Sebut saja HIV yang bisa ditularkan kepada janin selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Karenanya, tes ini penting untuk dilakukan untuk mencegah komplikasi kehamilan.

4. Genetic testing

ilustrasi tes DNA (freepik.com/DCStudio)

Tubuh manusia tersusun atas miliaran DNA yang mengandung informasi genetik. Uji genetik bertujuan untuk melakukan skrining karier atau melihat risiko penyakit yang dibawa oleh seseorang. Tentunya ini mencegah perkembangan abnormal pada janin yang berisiko menyebabkan kelainan bawaan atau penyakit tertentu.

Tes ini sangat dianjurkan khususnya untuk calon orangtua dengan riwayat penyakit dalam keluarga, wanita yang pernah mengalami lebih dari 2 kali keguguran, dan wanita yang akan hamil di usia lebih dari 30 tahun.

Baca Juga: 5 Cara untuk Tes Apakah Kamu Punya Alergi, Manual sampai Tes Dokter

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya