TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penyebab Menorrhagia, Menstruasi Deras Lebih dari Seminggu

Apakah kamu pernah mengalaminya?

rightasrain.uwmedicine.org

Periode menstruasi atau haid tiap perempuan berbeda-beda. Ada yang mengalaminya cuma 3-4 hari, ada pula yang sampai seminggu. Kalau lamanya haid kamu lebih dari seminggu, kamu mesti waspada. Karena, bisa jadi ini adalah tanda menorrhagia (atau menoragia), yakni periode menstruasi dengan perdarahan yang sangat berat atau berkepanjangan.

Menorrhagia cukup mengganggu karena menyulitkan aktivitas sehari-hari. Karena banyaknya darah yang keluar, kamu harus mengganti pembalut tiap beberapa jam sekali. Akan tetapi, tahukah kamu apa penyebab kondisi tersebut?

1. Disebabkan oleh gangguan perdarahan

helloclue.com

Berdasarkan penelitian berjudul "Bleeding Disorders: A Common Cause of Menorrhagia in Adolescents" yang diterbitkan di "The Journal of Pediatrics" tahun 2001, ditemukan bahwa penyebab umum menorrhagia pada remaja putri adalah gangguan perdarahan. Studi ini melibatkan 71 anak perempuan berusia 10-19 tahun.

Sebanyak 9 anak perempuan (13 persen) memiliki trombositopenia, yaitu kondisi jumlah trombosit kurang dari 150.000. Lalu, 8 anak terdiagnosis dengan gangguan koagulasi herediter, 6 anak punya cacat fungsi trombosit, dan 2 anak memiliki penyakit von Willebrand tipe 1. Akibat menorrhagia, 7 anak perempuan memiliki anemia berat yang berpotensi mengancam nyawa.

2. Dipicu oleh ketidakseimbangan hormon

teamjesusmag.com

Dilansir Mayo Clinic, dalam siklus menstruasi yang normal, hormon estrogen dan progesteron yang seimbang mengatur penumpukan lapisan rahim (endometrium) yang dilepaskan saat menstruasi. Namun, kondisi hormon yang tidak seimbang menyebabkan endometrium berkembang berlebihan dan membuat pendarahan menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya.

Apa kondisi yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon? Ada bermacam-macam, mulai dari obesitas, masalah tiroid, resistansi insulin, hingga sindrom ovarium polikistik (PCOS). Dilansir Healthline, salah satu cara penanganannya adalah terapi estrogen dosis rendah untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon.

3. Disebabkan oleh fibroid rahim

goodtoknow.co.uk

Salah satu pemicu menorrhagia adalah fibroid uterus atau fibroid rahim. Hal ini diutarakan dalam penelitian berjudul "A Study of Menstrual Disturbance in Cases of Fibroid Uterus" yang diterbitkan di "International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics, and Gynecology" tahun 2017.

Dari studi ini, fibroid rahim terjadi pada 46 persen dari kelompok usia 41-45 tahun, 24 persen pada kelompok usia 46-50 tahun, dan 11 persen pada kelompok usia 36-40 tahun. Sejumlah 78 persen perempuan yang memiliki fibroid rahim mengeluhkan menorrhagia. Sisanya ada yang mengeluhkan dismenorea (nyeri atau kram perut bagian bawah), metroragia (haid yang lamanya berlebihan tanpa peningkatan perdarahan), polymenorrhea (siklus haid yang kurang dari 21 hari), hingga infertil primer dan keputihan. 

Dilansir Mayo Clinic, fibroid rahim merupakan tumor rahim jinak dan bersifat non kanker. Tumor ini bisa muncul selama masa subur. Akan tetapi, fibroid rahim bisa memicu perdarahan menstruasi yang lebih deras dari biasanya dan berkepanjangan.

Baca Juga: Apakah Bisa Berhubungan Seks saat Menstruasi? Ini Plus Minusnya!

4. Diakibatkan oleh disfungsi ovarium

completewomencare.com

Penyebab lainnya adalah disfungsi ovarium. Saat siklus menstruasi normal, tubuh tidak memproduksi hormon progesteron karena ovarium tidak melepaskan sel telur (berovulasi). Namun, pada perempuan dengan disfungsi ovarium justru terjadi sebaliknya.

Dilansir Medscape, akibatnya terjadi ketidakseimbangan hormon dan bisa menyebabkan menorrhagia. Pengidap disfungsi ovarium memiliki siklus menstruasi yang tidak dapat diprediksi.

5. Mungkin, polip rahim adalah penyebabnya

rmany.com

Berdasarkan keterangan dalam Cleveland Clinic, penyebab menorrhagia lainnya adalah polip rahim. Ini adalah kondisi terjadinya pertumbuhan polip di endometrium atau lapisan dalam rahim (organ tempat janin tumbuh). Biasanya, polip rahim bersifat non kanker, tetapi bisa menyebabkan masalah menstruasi atau kesuburan.

Gejala polip rahim yang paling umum ialah periode menstruasi tak teratur atau tidak dapat diprediksi. Selain itu, terjadi perdarahan berkepanjangan atau berlebihan, perdarahan di antara periode haid, hingga perdarahan setelah berhubungan seks.

Polip rahim umum terjadi pada perempuan di usia 40-50 tahun, paling sering terjadi setelah menopause. Risiko semakin besar jika kamu kelebihan berat badan, mengidap hipertensi, dan sedang mengonsumsi obat tamoxifen.

6. Diakibatkan oleh adenomiosis

medbullets.com

Mungkin, kamu belum familier dengan adenomiosis. Ini adalah kondisi jaringan endometrium yang biasanya melapisi rahim, malah tumbuh menjadi dinding otot rahim. Jaringan yang menebal akan menimbulkan nyeri dan menstruasi berat.

Menurut studi berjudul "Adenomyosis: Epidemiology, Risk Factors, Clinical Phenotype and Surgical and Interventional Alternatives to Hysterectomy" dalam jurnal "Geburtshilfe und Frauenheilkunde" tahun 2013, gejala adenomiosis adalah menorrhagia, nyeri panggul, dan dismenorea. Adenomiosis bisa diobati dengan embolisasi arteri uterina (UEA), USG, dan pencitraan resonansi magnetik (MRgFUS).

Baca Juga: Dear Ladies, Ini 7 Bahaya Douching Vagina yang Harus Kamu Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya