TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Pneumonia Bisa Menyebabkan Kematian?

Kelompok berisiko tinggi harus berhati-hati

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (vecteezy.com/Thanakorn Phanthura)

Kalau kamu atau orang terdekatmu didiagnosis pneumonia, kamu mungkin bertanya-tanya apakah infeksi paru-paru ini bisa berakibat fatal. Apakah seseorang bisa meninggal akibat pneumonia? Sayangnya, jawabannya adalah bisa.

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Alveoli bisa terisi cairan atau nanah dan menyebabkan berbagai gejala. Jika itu terjadi, maka akan sulit bagi alveoli untuk melakukan tugasnya dalam mentransfer oksigen ke dalam darah dan membuang karbon dioksida yang menumpuk di dalam tubuh.

Walaupun pneumonia merupakan infeksi umum dan gejalanya bisa ringan, tetapi beberapa orang bisa mengalami gejala yang berat, bahkan bisa sampai mengancam nyawa. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, terhitung 14 persen dari semua kematian anak usia di bawah 5 tahun, tetapi 22 persen dari semua kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.

WHO menyatakan pneumonia sebagai penyebab kematian tertinggi pada balita melebihi penyakit lainnya seperti campak, malaria, dan AIDS. Kasus pneumonia banyak terjadi di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara sebesar 39 persen, dan di negara-negara Afrika sebesar 30 persen. Indonesia menduduki peringkat ke-8 dunia dari 15 negara yang memiliki angka kematian balita dan anak yang diakibatkan oleh pneumonia.

Berikut ini akan dibahas alasan kenapa pneumonia bisa menyebabkan seseorang meninggal, siapa saja yang berisiko mengalami komplikasi serius dari pneumonia, dan cara mencegahnya.

Kelompok yang berisiko

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Kebanyakan orang sehat bisa pulih dari pneumonia dengan relatif cepat dan tanpa komplikasi. Namun, ada kelompok risiko tinggi dan kondisi kesehatan tertentu yang meningkatkan risiko kematian akibat pneumonia. Menurut American Lung Association, ini termasuk:

  • Anak-anak usia di bawah 2 tahun.
  • Mereka yang berusia di atas 65 tahun.
  • Orang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak berfungsi dengan baik, termasuk orang dengan penyakit autoimun, pernah menjalani transplantasi organ, atau sedang menjalani pengobatan steroid atau kemoterapi.
  • Mereka yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru yang sudah ada sebelumnya, termasuk penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Perokok dan pengguna narkoba.
  • Mereka yang lingkungannya terpapar bahan kimia beracun, termasuk polusi, asap beracun, atau perokok pasif.
  • Perempuan hamil.
  • Orang-orang yang dirawat di rumah sakit atau mereka yang tirah baring (yang lama berbaring dalam posisi telentang).

Makin banyak faktor risiko, maka risiko komplikasi serius dari pneumonia akan makin tinggi.

Tidak semua orang dalam kelompok yang disebutkan di atas akan mengalami pneumonia parah dan meninggal. Namun, mereka berisiko lebih tinggi untuk menjadi lebih sakit, perlu dirawat di rumah sakit, memerlukan obat-obatan intravena, dan mengalami komplikasi parah akibat infeksi tersebut.

Baca Juga: Apa Itu White Lung Pneumonia?

Jenis-jenis pneumonia

ilustrasi pneumonia (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia bakteri lebih mungkin menyebabkan kematian dibandingkan dengan pneumonia virus atau jamur,

  • Pneumonia bakteri

Pneumonia bakterial adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini dapat muncul dengan sendirinya atau terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus.

Dilansir Centers for Disease Control and Prevention, penyebab umum pneumonia bakteri adalah Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) dan, terutama pada anak-anak, Mycoplasma pneumoniae.

Pneumonia bakterial dapat diobati dengan antibiotik. Penyakit ini cenderung lebih serius dan lebih mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

  • Pneumonia virus

Pneumonia virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus seperti virus pilek dan flu, virus SARS CoV-2, atau respiratory syncytial virus (RSV). RSV adalah penyebab umum pneumonia pada anak-anak, sedangkan flu lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya tidak terlalu serius dan tidak mematikan dibandingkan pneumonia bakterial, tetapi bisa menjadi serius dan mematikan bagi mereka yang termasuk dalam kategori risiko tinggi. Hal ini terutama terjadi jika infeksi virus membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke paru-paru, yang disebut infeksi sekunder.

Obat antivirus digunakan untuk mengobati pneumonia akibat virus jika disebabkan oleh flu.

  • Pneumonia jamur

Pneumonia jamur lebih jarang terjadi dibandingkan pneumonia bakteri atau virus karena biasanya menginfeksi orang dengan kondisi lain atau sistem kekebalan tubuh lemah. Ini bisa diobati dengan obat antijamur dan tidak terlalu mematikan dibandingkan pneumonia bakterial.

  • Pneumonia atipikal

Infeksi bersifat “atipikal” bukan karena jarang terjadi, tetapi karena memiliki tanda dan gejala yang berbeda serta reaksi yang berbeda terhadap pengobatan pneumonia biasa. Ini termasuk walking pneumonia dan penyakit Legionnaires.

Walking pneumonia disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae dan beberapa organisme lainnya. Biasanya menyerang mereka yang berusia di bawah 40 tahun dan biasanya ringan.

Penyakit Legionnaires adalah jenis pneumonia bakterial yang tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui air yang tercemar.

  • Pneumonia aspirasi

Pneumonia mungkin terjadi ketika benda asing masuk seperti cairan, makanan, muntahan, atau air liur masuk ke paru-paru, yang akhirnya menyebabkan infeksi. Hal ini bisa terjadi pada orang yang kesulitan menelan, tetapi juga pada mereka yang menggunakan obat-obatan tertentu, dilansir Cleveland Clinic.

  • Pneumonia komunitas vs. pneumonia yang terkait dengan fasilitas kesehatan

Ada dua cara berbeda untuk tertular pneumonia yang mungkin memengaruhi jenis kuman yang menyebabkan kamu sakit. Kalau kamu terjangkit pneumonia dalam kehidupan sehari-hari, ini disebut pneumonia komunitas. Jika kamu tertular saat berada di rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang, atau fasilitas rawat inap jangka panjang lainnya, hal ini disebut pneumonia terkait layanan kesehatan.

Kuman penyebab kedua jenis pneumonia ini berbeda. Mereka yang berada di rumah sakit lebih cenderung resistan terhadap antibiotik, yang berarti mereka tidak merespons pengobatan dengan antibiotik tertentu. Hal ini membuat kuman tersebut lebih sulit dibasmi.

Beberapa alasan kenapa pneumonia bisa menyebabkan kematian

ilustrasi sakit dada karena efusi pleura (freepik.com/user18526052)

Komplikasi paling umum dari pneumonia adalah efusi pleura. Ini adalah penumpukan cairan di selaput sekitar paru-paru di dalam rongga dada. Ini menyebabkan rasa sakit dan mengganggu kemampuan kamu bernapas. Komplikasi ini dan lainnya dapat memperburuk kondisi jantung dan paru-paru yang sudah ada sebelumnya.2

Pneumonia berat bisa mematikan karena komplikasi parah yang diakibatkan oleh infeksi serius. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, komplikasi tersebut antara lain:

  • Bakteremia: Perpindahan infeksi dari paru-paru ke aliran darah. Hal ini dapat berkembang menjadi sepsis (infeksi pada aliran darah) dan syok septik (tekanan darah sangat rendah akibat sepsis), yang keduanya dapat berakibat fatal.
  • Abses paru-paru: Penumpukan nanah dan jaringan rusak di paru-paru yang perlu diangkat (kadang disebut pneumonia nekrotikans).
  • Meningitis: Perpindahan infeksi dari paru-paru ke selaput yang mengelilingi otak.
  • Gangguan pernapasan akut dan gagal napas: Infeksi membuat sangat sulit untuk bernapas. Kamu akan perlu oksigen dan mungkin ventilator untuk membantu bernapas.
  • Pneumonia yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam: Ini dapat menyebabkan gagal ginjal, hati, atau jantung.

Pneumonia parah, terutama jika tidak diobati, dapat berdampak jangka panjang pada paru-paru. Hal ini dapat memengaruhi kerentanan kamu terhadap infeksi di masa depan dan menurunkan kemampuan tubuh untuk berolahraga dan kualitas hidup.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya