Pernah Kena COVID-19? Beberapa Organ Bisa Menua Lebih Cepat
Beberapa organ bisa menua 3-4 tahun lebih cepat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah lebih dari 2,5 tahun penelitian tentang COVID-19, para ilmuwan melihat titik data pertama yang membuktikan adanya perubahan dramatis pada organ manusia setelah infeksi COVID-19.
"Kamu dapat mulai berpikir bahwa tertular COVID-19 hampir sama dengan mempercepat penuaan. Infeksi virus mempercepat proses penuaan pada manusia," kata Dr. Ziyad Al-Aly, direktur Clinical Epidemiology Center at Washington University dan kepala penelitian dan layanan pendidikan di Veterans Affairs St. Louis Health Care System, Amerika Serikat, mengutip ABC7 News.
Baca Juga: Vaksinasi Kurang Ampuh Turunkan Risiko Long COVID? Ini Faktanya!
1. Melibatkan data jutaan orang
Al-Aly mengumpulkan data dari jutaan orang di seluruh negeri. Studi mereka tentang hasil ginjal pada long COVID, long COVID di otak, dan long COVID di jantung memiliki pola yang serupa.
Semuanya mengarah ke banyak organ manusia yang menua lebih cepat setelah terkena COVID-19. Mayoritas terjadi di antara orang-orang yang dirawat di rumah sakit, tetapi juga pada beberapa orang dengan gejala COVID-19 ringan.
"Hampir tiga hingga empat tahun dalam rentang waktu satu tahun saja," kata Dr. Al-Aly dan menambahkan, "Apa yang telah kita lihat adalah bahwa orang kehilangan sekitar tiga hingga empat persen fungsi ginjal pada tahun setelah infeksi itu. Itu biasanya terjadi dengan penuaan. Tiga sampai empat tahun penuaan."
Kami membawa temuan ini ke Dr. Michael Peluso, spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco (UCFS). Timnya adalah salah satu yang pertama di Amerika Serikat yang memulai penelitian long COVID pada April 2020.
"Tim Dr. Al-Aly di St. Louis sangat penting dalam mencoba membingkai isu-isu yang dialami orang setelah mereka menderita COVID-19. Terutama efeknya pada sistem organ setelah seseorang terkena COVID-19," kata Peluso. "Sekarang, apa yang kami coba lakukan adalah mencari tahu biologi apa yang menyebabkan efek jangka panjang tersebut."
Baca Juga: Studi: Memiliki Masalah Mental Tingkatkan Risiko Long COVID