TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!

Gejala DBD biasanya muncul setelah terjangkit beberapa hari

ilustrasi bayi (unsplash.com/Felipe Salgoda)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini biasa ditemukan di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Tak memandang usia, DBD bisa menyerang orang dewasa, anak-anak, hingga bayi di bawah usia 1 tahun.

Ciri-ciri atau gejala DBD pada setiap usia berbeda-beda. Orang dewasa cenderung lebih peka terhadap gejala daripada bayi. Terkadang, seorang ibu pun kebingungan terhadap apa yang dialami bayinya lantaran sang bayi belum bisa berkomunikasi. Oleh sebab itu, agar tidak kebingungan lagi, berikut ciri-ciri DBD pada bayi yang harus diwaspadai oleh orangtua.

1. Demam tinggi

ilustrasi ibu dan bayi (unsplash.com/Kevin Liang)

Bayi yang terserang DBD akan mengalami demam dengan suhu tinggi, biasanya berkisar antara 37,5 hingga 40 derajat selsius. Gejala ini biasa muncul dalam 4—10 hari setelah bayi terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti. Mengutip dari laman Direktorat Layanan Kesehatan Kemenkes RI, demam tinggi pada bayi akan berlangsung selama 2—7 hari.

Apabila bayi terkena demam tinggi hingga suhu 40 derajat Celsius, segeralah periksa ke dokter. Sebab, jika tak ditangani lebih lanjut, dikhawatirkan kondisi bayi akan memburuk. Pasalnya, DBD bisa jadi penyakit yang mematikan.

2. Muntah lebih dari tiga kali dalam sehari

ilustrasi bayi (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Setelah terserang demam, dilansir CDC, bayi yang terkena DBD biasanya akan mengalami muntah lebih dari tiga kali dalam sehari. Ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang menyerang tubuh bayi, terutama di bagian perut. Apabila gejala muntah ini tidak segera ditangani, maka bayi akan kelelahan, kekurangan cairan, lesu, dan tidak nafsu makan atau minum ASI.

3. Ruam atau kemerahan pada kulit

ilustrasi bayi (unsplash.com/Tim Bish)

Selanjutnya, bayi yang terjangkit DBD akan mengalami ruam atau kemerahan pada kulit. Mengutip dari Healthline, gejala ini biasanya muncul dalam 2—5 hari setelah demam tinggi. Ruam atau kemerahan pada kulit bayi ini disebabkan oleh menurunnya trombosit darah. Tingkat keparahan kondisi ini dipengaruhi oleh kadar trombosit pada bayi.

Baca Juga: Fase Demam Berdarah dan Cara Penanganannya

4. Pendarahan

ilustrasi bayi (pexels.com/Lisa Fotios)

Saat terserang DBD, bayi akan mengalami pendarahan yang tak biasa. Biasanya, pendarahan akan terjadi pada hidung (mimisan) dan gusi. Dalam beberapa kasus, pendarahan juga terjadi di saluran kemih dan saluran pencernaan, sehingga urine dan feses yang dikeluarkan bercampur dengan darah.

Ketika mengalami gejala ini, dilansir Kemenkes RI, bayi akan terlihat lebih pucat dari biasanya. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya cairan dalam pemburuh darah akibat dari pendarahan yang dialami sang bayi.

5. Napas cepat dan tidak teratur

ilustrasi bayi (unsplash.com/Michal Bar Haim)

DBD juga dapat ditandai dengan napas cepat dan tidak teratur pada bayi. Gejala ini disebabkan oleh merembesnya plasma darah ke saluran keluar pembuluh darah. Rembesan tersebut berkumpul di paru-paru sehingga memicu sesak napas. Pada fase ini, bayi akan mengalami napas cepat dan tidak beraturan.

Verified Writer

Mutiara Ananda

From the sea who love everything in the sky.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya