Waspada Anemia pada Anak, Bisa Hambat Perkembangan Otaknya
Bisa dicegah dengan konsumsi zat besi dan vitamin C
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anemia menjadi salah satu kondisi yang banyak menyerang orang Indonesia. Data dari The World Bank bahkan menunjukkan Indonesia masuk dalam lima negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang anemia, Danone Indonesia bersama PT Sarihusada Generasi Mahardhika menggelar temu media yang dilaksanakan pada Kamis (31/8/2023) di Jakarta.
Acara ini menghadirkan Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), Presiden Indonesian Nutrition Association, dan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis Anak dan Keluarga.
Baca Juga: Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Pemicu, Diagnosis, dan Pencegahan
1. Anemia bisa menyerang anak 1–5 tahun
Tak hanya menyerang orang dewasa, anemia juga bisa menyerang anak, termasuk yang berumur 1–5 tahun. Dokter Luciana memaparkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia.
Tingginya kasus anemia di Indonesia sering kali disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah. Anemia umumnya terjadi tanpa gejala sehingga orang tua terkadang melewatkannya.
Selain itu, anemia pada anak banyak disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak optimal. Oleh karena itu, Dr. Luciana mengingatkan untuk selalu memberikan makanan yang bernutrisi kepada anak.
"Hal ini tentu tidak dapat dianggap enteng olah orang tua, apalagi di masa-masa sampai usia 5 tahun, di mana perkembangan otak anak masih berkembang pesat," jelas Dr. Luciana.
Baca Juga: Anemia Fanconi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan