Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Jangan remehkan gejala nyeri tajam di perut kiri bawah!

Divertikulitis adalah infeksi atau peradangan pada struktur mirip kantong, dinamakan divertikula, yang dapat terbentuk di usus. Kantong-kantong ini umumnya tidak berbahaya dan bisa muncul di mana saja di usus. Bila kamu memilikinya, itu disebut divertikulosis. Bila mereka terinfeksi atau meradang, itu dinamakan divertikulitis.

Kadang divertikulitis adalah masalah minor, tetapi bisa juga parah dengan infeksi besar atau perforasi (ruptur) usus. Sering ditandai dengan nyeri tajam seperti kram di perut kiri bawah, mari mengenal divertikulitis lebih lanjut lewat ulasan berikut ini.

1. Apa itu divertikulitis?

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi divertikulitis di usus besar (gastro.org)

Mungkinkah sakit perut menjadi tanda divertikulitis? Bila usiamu di atas 40 tahun, ada kemungkinan bahwa itu merupakan gejala divertikulitis, menurut laporan dalam jurnal American Journal of Emergency Medicine tahun 2000.

Divertikulitis adalah bentuk dari kolitis, suatu penyakit radang usus; bisa serius dan memerlukan pembedahan jika tidak segera terdeteksi dan mendapat penanganan.

Menurut laporan dalam jurnal Acta Biomedica tahun 2018, penyakit divertikular (berkembang saat divertikula terbentuk di sepanjang saluran pencernaan, biasanya di usus besar) di seluruh dunia memiliki insiden tertinggi di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Australia, mencapai 50 persen pada populasi berusia 60 tahun ke atas.

Di sisi lain, di negara-negara sub-Sahara, penyakit ini jarang terjadi dan ditemukan pada dekade keempat. Nigeria melaporkan insiden serendah 9,4 persen di antara pasien yang menjalani kolonoskopi dan di Kenya sebesar 6,6 persen.

Rendahnya insiden penyakit divertikular di negara-negara Afrika dapat disebabkan oleh terbatasnya akses ke perawatan kesehatan pada populasi umum dan rendahnya harapan hidup di daerah ini.

Rata-rata, prevalensi penyakit divertikular di antara pasien Kaukasia Barat yang menjalani tes barium enema adalah 15–35 persen, terdistribusi secara merata antara jenis kelamin, tetapi lebih sering pada orang tua, memengaruhi usus besar kiri pada 90–99 persen kasus. Di Asia Tenggara, prevalensi bervariasi antara 8 dan 25 persen, mencapai puncaknya pada dekade ke-5, memengaruhi usus besar kanan pada 70–98 persen kasus.

2 . Gejala

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi divertikulitis (pexels.com /Sora Shimazaki)

Berdasarkan keterangan dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), meskipun divertikulosis tidak menunjukkan gejala, ada tanda-tanda peringatan yang jelas dari penyakit ini, yaitu:

  • Nyeri perut atau mengalami nyeri saat perut ditekan.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar.
  • Demam.
  • Panas dingin.
  • Mual dan muntah.
  • Sering buang air kecil.
  • Kehilangan selera makan.
  • Sembelit.
  • Diare.
  • kembung.
  • Perdarahan rektal.

Walaupun beberapa gejala ini tumpang tindih dengan masalah gastrointestinal lainnya, termasuk tukak lambung dan sindrom iritasi usus besar, konsultasikan dengan dokter bila mengalami gejala-gejala di atas dan bila ada faktor risikonya.

Gejala divertikulitis yang paling umum adalah rasa sakit yang tajam di perut kiri bawah. Ini sesuai dengan lokasi kolon sigmoid (bagian terakhir kolon sebelum sisa pencernaan masuk ke rektum, terletak di bawah kolon desenden, berbentuk seperti huruf "S"). Kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa sakit di perut kanan bawah.

Nyeri divertikulitis bisa datang secara tiba-tiba dan parah, atau mungkin intensitas nyerinya meningkat selama beberapa hari. Itu juga bisa berfluktuasi dalam intensitas.

Pada akhirnya, tingkat rasa sakit yang dialami dari kambuhnya divertikulitis tergantung pada tingkat keparahan infeksi, dan apakah itu telah menyebar ke area tubuh lain, mengutip laman American Society of Colon and Rectal Surgeons.

Bila mengalami salah satu dari gejala lanjutan diverkulitis di bawah ini, mungkin ini indikasi komplikasi telah berkembang:

  • Demam di atas 38 derajat Celcius.
  • Sakit perut yang memburuk atau parah.
  • Ketidakmampuan untuk menoleransi cairan.
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah.

Segera hubungi dokter bila memiliki gejala-gejala di atas.

3. Penyebab

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi divertikulitis (emedicalacademy.com)

Dilansir Healthline, penyakit divertikular berkembang ketika divertikula terbentuk di sepanjang saluran pencernaan, biasanya di usus besar. Mereka terbentuk ketika titik-titik lemah di dinding usus menggelembung ke luar.

Divertikulitis terjadi ketika divertikula menjadi meradang dan dalam beberapa kasus terinfeksi. Ini bisa terjadi ketika kotoran atau makanan yang dicerna sebagian menghalangi pembukaan divertikula.

Tidak ada penyebab tunggal penyakit divertikular yang diketahui. Akan tetapi, para ahli percaya bahwa beberapa faktor genetik dan lingkungan kemungkinan berkontribusi pada perkembangan penyakit.

Baca Juga: 5 Fakta Kolitis Ulseratif, Radang Usus yang Disertai Bisul dalam Perut

4. Faktor risiko

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi rokok (pixabay.com/realworkhard)

Seperti dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, faktor yang bisa meningkatkan risiko kamu mengembangkan divertikulitis antara lain:

  • Penuaan: Angka kejadiannya meningkat seiring usia bertambah.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko perkembangan divertikulitis.
  • Merokok: Perokok lebih mungkin mengembangkan divertikulitis dibanding orang yang tidak merokok.
  • Jarang olahraga: Olahraga beras tampaknya dapat menurunkan risiko divertikulitis.
  • Pola makan tinggi lemak hewani dan rendah serat: Pola makan rendah serat dikombinasikan dengan asupan tinggi lemak hewani tampaknya dapat meningkatkan risiko, walaupun peran dari asupan serat yang rendah ini masih belum jelas.
  • Beberapa obat-obatan: Obat-obatan termasuk steroid, opioid dan obat antiinflamasi nonsteroid, dan naproxen sodium dihubungkan dengan naiknya risiko divertikulitis.

Selain itu, menurut beberapa penelitian, seperti dalam jurnal Human Molecular Genetics tahun 2017, ada indikasi bahwa genetik bisa menjadi salah satu faktor penyebab divertikulitis.

5. Diagnosis

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi divertikulitis (healthdirect.gov.au)

Diuraikan dalam laman WebMD, gejala divertikulitis juga bisa mirip beberapa kondisi lain, sehingga kadang sulit terdiagnosis. Dokter akan mengesampingkan kemungkinan lainnya dengan melakukan pemeriksaan fisik, dan pada perempuan bisa dilakukan pemeriksaan panggul.

Untuk upaya diagnosis, dokter juga dapat memesan beberapa tes, seperti:

  • Tes darah, urine, dan feses untuk melihat ada atau tidaknya infeksi.
  • CT scan untuk melihat peradangan atau infeksi pada divertikula.
  • Tes enzim lever untuk mengesampingkan adanya masalah pada lever.

6. Pengobatan

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk divertikulitis ringan, pengobatan standar adalah terapi antibiotik yang dikombinasikan dengan diet cairan. Diet cairan ini bisa membantu penyembuhan usus. Plus, pasien mungkin merasa tak enak badan untuk bisa makan makanan padat. Makanlah porsi kecil makanan rendah serat untuk mengurangi frekuensi buang air besar, mengutip Healthgrades.

Setelah 2–5 hari, jumlah asupan serat bisa secara bertahap ditingkatkan. Untuk kasus ringan, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan mandiri di rumah.

Pengobatan rumahan untuk divertikulitis meliputi:

  • Asetaminofen untuk meredakan nyeri.
  • Bernapas dengan perlahan dan sedalam mungkin.
  • Istirahat cukup.
  • Kompres hangat pada bagian perut yang kram dan nyeri.

Untuk divertikulitis parah, kemungkinan pasien akan dirawat inap di rumah sakit karena ada risiko komplikasi. Perawatannya mungkin meliputi: cairan dan antibiotik intravena, dan mungkin drainase abses.

Bila tak berhasil, operasi mungkin dibutuhkan untung mengangkat area usus besar yang terkena atau melakukan prosedur lain, seperti memperbaiki fistula atau robekan pada dinding usus.

7. Risiko komplikasi

Divertikulitis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi nyeri perut akibat divertikulitis (bgapc.com)

Sekitar 25 persen orang dengan divertikulitis akut mengembangkan komplikasi, yang bisa berupa:

  • Abses: Muncul ketika nanah terkumpul di kantong divertikula.
  • Penyumbatan di usus akibat jaringan parut.
  • Terbentuknya fistula: Saluran yang terhubung secara tidak normal di antara dua rongga tubuh yang seharusnya terpisah. Misalnya di antara bagian usus, atau antara usus dan organ lainnya.
  • Peritonitis: Bisa terjadi ketika divertikula yang terinfeksi atau meradang mengalami ruptur, menumpahkan isi usus ke dalam rongga perut. Peritonitis adalah sebuah kondisi darurat medis dan butuh penanganan sesegera mungkin.

Itulah fakta tentang divertikulitis. Jika kamu mengalami salah satu gejalanya, seperti muntah atau terdapat darah dalam tinja, hal itu mungkin merupakan tanda komplikasi serius dari divertikulitis atau kondisi lain. Sebaiknya segera menghubungi dokter untuk  mendapatkan penanganan yang tepat. 

Selain itu, untuk meminimalkan risiko divertikulitis, kamu disarankan untuk menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang dengan memperbanyak buah-buahan dan sayuran.

Baca Juga: Waspada Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Malnutrisi!

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya