Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripan

Asma dan PPOK sama-sama memiliki gejala sesak napas

Intinya Sih...

  • Karena gejalanya mirip, beberapa orang salah mengira penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebagai asma, atau sebaliknya.
  • Perbedaan utama antara asma dan PPOK terletak pada definisi, faktor risiko, usia munculnya gejala, serta respons terhadap pengobatan bronkodilator dan kortikosteroid.
  • Orang dengan PPOK kebanyakan adalah perokok atau pernah menjadi perokok, sedangkan orang dengan asma cenderung tidak disebabkan oleh rokok.

Karena gejalanya mirip, yaitu sesak napas dan batuk yang kambuh-kambuhan, beberapa orang salah mengira penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebagai asma, atau sebaliknya.

Padahal, mengetahui perbedaan antara kedua penyakit tersebut adalah kunci pengobatan yang efektif. Penting untuk mengetahui perbedaan keduanya terutama berdasarkan gejala dan risiko, agar bisa memberikan rincian yang jelas dan mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Agar tidak salah, berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan asma dan PPOK.

1. Apa itu asma?

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi seseorang sesak napas (freepik.co/Dragen Zigic)

Definisi asma, menurut Global Initiative for Asthma, adalah suatu kondisi inflamasi kronis pada saluran napas yang ditandai oleh peradangan yang berkelanjutan.

Peradangan ini menyebabkan saluran napas menjadi terlalu responsif, yang kemudian dapat memicu terjadinya episode mengi, sesak napas, dada sesak, dan batuk berulang, terutama pada malam hari atau dini hari. 

Karena saluran pernapasan orang dengan asma terlalu sensitif, maka pemicu yang tidak menimbulkan masalah bagi orang sehat akan menyebabkan peradangan pada saluran napas pada mereka.

Peradangan tersebut kemudian menyebabkan otot pernapasan berkontraksi dan produksi lendir meningkat, sehingga saluran pernapasan menyempit.

Penyempitan saluran napas membuat seseorang kesulitan bernapas dan dapat terdengar bunyi mengi.

Berbagai pemicu dapat menyebabkan serangan asma, di antaranya udara dingin, stres, debu, dan aktivitas fisik berat. Pemicu tersebut dapat berbeda pada setiap individu. 

2. Apa itu PPOK?

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi seseorang merokok (freepik.com/nensuria)

Berdasarkan buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, PPOK merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan pernapasan berupa sesak napas dan batuk berdahak yang bersifat kronis, dan cenderung tidak dapat sepenuhnya kembali seperti semula.

Keterbatasan tersebut biasanya memburuk secara bertahap dan terjadi karena respons inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas berbahaya. 

Keterbatasan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh kombinasi penyakit pada saluran napas (bronkitis obstruktif) dan kerusakan jaringan paru-paru (emfisema), yang gejalanya dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Proses peradangan yang berlangsung lama menyebabkan perubahan struktural pada saluran udara kecil, menyebabkan penyempitan.

Kerusakan jaringan paru-paru yang diakibatkan oleh peradangan juga mengakibatkan hilangnya elastisitas dan perlekatan alveoli ke saluran udara kecil, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan saluran udara untuk tetap terbuka selama proses ekspirasi atau membuang napas.

Selain itu, proses peradangan juga menghasilkan lendir berupa dahak kental yang dapat menyumbat saluran napas.

3. Perbedaan faktor risiko asma dan PPOK

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi merokok dan penyakit (freepik.com/freepik)

Perbedaan faktor risiko utama asma dan PPOK yaitu merokok.

Orang dengan PPOK kebanyakan adalah perokok atau pernah menjadi perokok, sedangkan orang dengan asma cenderung tidak disebabkan oleh rokok.

Ketika merokok, banyak zat beracun, di antaranya nikotin, yang masuk ke saluran napas dan paru-paru, yang kemudian dapat tertimbun.

Timbunan racun tersebut yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, sehingga paru-paru kehilangan elastisitasnya dan kesulitan untuk mengembang dan mengempis dengan sempurna. Kerusakan ini yang kemudian dapat menyebabkan sesak napas pada orang dengan PPOK.

Baca Juga: Tom Lembong Akui Deep Voice-nya karena Asma

4. Perbedaan usia saat muncul gejala

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi perbedaan usia (freepik.com/freepik)

Usia saat gejala pertama muncul juga dapat menjadi penanda apakah penyakit yang dialami adalah asma atau PPOK.

Gejala asma biasanya muncul sejak masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Ini karena asma dipengaruhi oleh faktor genetik.

Sementara itu, PPOK biasanya muncul pada usia di atas 40 tahun. Ini karena PPOK disebabkan oleh paparan partikel atau gas beracun yang terakumulasi dalam paru-paru. PPOK juga tidak berkaitan dengan faktor genetik.

5. Perbedaan gejala

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi pria kesulitan bernapas (freepik.com/stockking)

Dilansir American Academy of Allergy Asthma and Immunology, asma dan PPOK sama-sama memiliki gejala sesak napas mendadak yang disertai batuk dan mengi, serta dapat kambuh lebih dari satu kali.

Walaupun begitu, gejala asma dan PPOK tetap memiliki perbedaan.

Serangan asma biasanya dapat menghilang setelah diberi obat yang tepat. Pada malam hari, penderita asma sering mengalami rasa berat saat bernapas disertai mengi. Orang dengan asma juga sering kali memiliki riwayat alergi. 

Sementara itu, gejala PPOK cenderung persisten atau menetap. Saat serangan atau eksaserbasi, sesak napas sering kali disertai batuk dengan dahak kental yang dapat menghambat jalan napas.

Selain itu, orang dengan PPOK sering kali mengalami batuk berdahak dan rasa berat di dada pada pagi hari.

Gejala PPOK cenderung memburuk seiring waktu apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pengobatan pada PPOK hanya dapat meringankan dan mengontrol gejala sehingga sesak yang dirasakan dapat berkurang.

6. Perbedaan pemicu kekambuhan

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi udara dingin (freepik.com_topntp26)

Berdasarkan penelitian, serangan asma selalu didahului oleh pemicu baik dari lingkungan maupun kondisi tubuh orang tersebut (Materia Socio Medica, 2012).

Pemicu tersebut dapat berupa alergen seperti udara dingin, asap rokok, maupun aktivitas berat dan stres psikologis.

Sementara itu, kekambuhan PPOK sering kali muncul tanpa pemicu yang jelas, biasanya disebabkan infeksi dan zat berbahaya seperti kandungan pada rokok atau polusi udara yang dapat menyebabkan iritasi saluran napas.

7. Pengobatan

Perbedaan Asma dan PPOK, Punya Beberapa Kemiripanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/freepik)

Menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology, asma merespons pengobatan bronkodilator dan kortikosteroid dengan baik, sedangkan respons gejala PPOK dengan kedua obat tersebut tidak sebaik pada asma.

Walaupun begitu, bronkodilator dan kortikosteroid tetap akan diresepkan untuk pasien asma maupun PPOK.

Bronkodilator diharapkan dapat mengurangi penyempitan bronkus atau saluran napas sehingga pernapasan lebih lancar.

Kortikosteroid berfungsi untuk menekan sistem imun yang berlebihan sehingga mengurangi sensitivitas saluran napas terhadap alergen atau iritan.

Dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik untuk serangan yang disebabkan oleh infeksi.

Tujuan pengobatan asma adalah untuk mengurangi peradangan dan mencapai kontrol total, sementara tujuan pengobatan PPOK adalah untuk mengurangi gejala, mencegah eksaserbasi, dan menurunkan angka kematian.

Meskipun obat yang digunakan untuk asma dan PPOK hampir serupa, tetapi efisiensi dan prioritas penggunaannya berbeda.

Demikian perbedaan asma dan PPOK yang punya beberapa kemiripan. Bagaimanapun, gejala pada setiap orang bisa tidak sama karena derajat penyakit yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jika kamu mengalami sesak napas tiba-tiba, segera hubungi dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?

Annisa Rizki Photo Writer Annisa Rizki

Inspired and Inspiring

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya