ilustrasi pembedahan atau operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)
Dilansir Mayo Clinic, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko plasenta akreta, termasuk:
- Operasi rahim sebelumnya: Risiko plasenta akreta meningkat dengan jumlah operasi sesar atau operasi rahim lainnya yang pernah dilakukan.
- Posisi plasenta: Jika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks (plasenta previa) atau berada di bagian bawah rahim, perempuan berisiko lebih tinggi mengalami plasenta akreta.
- Usia ibu hamil: Plasenta akreta lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua dari 35 tahun.
Menurut keterangan dari American College of Obstetricians and Gynecologists, ada beberapa faktor risiko plasenta akreta. Yang paling umum adalah kelahiran sesar sebelumnya, dengan insiden meningkat seiring jumlah kelahiran sesar sebelumnya.
Dalam tinjauan sistematis, tingkat plasenta akreta meningkat 0,3 persen pada perempuan dengan satu kelahiran sesar sebelumnya, hingga 6,74 persen pada perempuan dengan lima atau lebih persalinan sesar.
Faktor risiko tambahan termasuk usia lanjut pada ibu, multiparitas (telah melahirkan anak lebih dari satu kali), operasi rahim sebelumnya atau kuretase, dan sindrom Asherman.
Plasenta previa adalah faktor risiko lain yang signifikan. Plasenta akreta terjadi pada 3 persen perempuan yang didiagnosis dengan plasenta previa dan tidak pernah melahirkan sesar sebelumnya.
Pada kasus plasenta previa dan satu atau lebih kelahiran sesar sebelumnya, risiko plasenta akreta meningkat secara dramatis. Untuk perempuan dengan plasenta previa, risiko plasenta akreta adalah 3 persen, 11 persen, 40 persen, 61 persen, dan 67 persen, masing-masing untuk operasi sesar pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima atau lebih.
Selain itu, hasil abnormal dari biomarker plasenta meningkatkan risiko plasenta akreta. Misalnya, peningkatan yang tidak dapat dijelaskan pada serum alfa-fetoprotein ibu dikaitkan dengan peningkatan risiko. Namun, serum alfa-fetoprotein ibu merupakan prediktor spektrum plasenta akreta yang buruk dan tidak cukup akurat untuk berguna secara klinis.
Analit plasenta lain yang terkait dengan plasenta akreta termasuk plasma protein A terkait kehamilan, pro B-type natriuretic peptide, troponin, free β-hCG (mRNA), dan human placental lactogen (cell-free mRNA). Selain itu, penanda lain yang diusulkan untuk invasi trofoblas yang menyimpang, total placental cell-free mRNA, dapat dikaitkan dengan plasenta akreta. Seperti halnya alfa-fetoprotein, penanda tersebut terlalu tidak spesifik untuk penggunaan klinis.