Apa Saja yang Tidak Boleh Dipakai saat MRI? Ini Daftarnya!

- Benda logam apa pun, sekecil apa pun, bisa tiba-tiba tertarik masuk ke medan magnet MRI dengan kecepatan tinggi.
- Sebelum masuk ruang MRI, setiap pasien harus menjawab pertanyaan detil tentang riwayat kesehatan dan kemungkinan ada benda logam dalam tubuhnya.
- Benda-benda yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan atau masalah lain selama pemindaian MRI meliputi: alat pacu jantung tertentu atau defibrillator kardioverter implan (ICD), klip vaskular, pompa obat yang ditanam atau digunakan dari luar tubuh, dan implan pendengaran tertentu.
Saat jadwal pemeriksaan MRI tiba, banyak orang hanya fokus pada hasilnya, tetapi mungkin mengabaikan bahwa persiapan kecil juga menentukan keamanan dan kelancaran prosedur.
Ruang MRI bukan ruang biasa. Di balik suara bising mesinnya, medan magnet super kuat siap menarik benda logam sekecil apa pun dari tubuh atau pakaianmu. Bayangkan, benda sepele seperti klip rambut, kancing logam, bahkan ritsleting bisa berubah jadi risiko serius kalau tidak dilepas lebih dulu.
Bukan cuma barang-barang di saku, implan di dalam tubuh pun perlu dicatat dengan detail. Salah satu pertanyaan penting yang sering diajukan petugas MRI adalah: adakah implan, pen, atau alat bantu kesehatan di tubuhmu? Di sinilah kejujuran dan persiapan sangat penting.
Agar prosedur MRI berjalan aman dan hasilnya akurat, yuk kenali apa saja benda yang sebaiknya ditinggalkan di luar ruangan, dan apa yang masih boleh kamu bawa masuk.
Persiapan sebelum MRI, cek dulu benda-benda ini
Sebelum masuk ruang MRI, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan agar pemeriksaan berjalan lancar dan aman. Biasanya, kamu akan diminta berganti pakaian khusus atau mengenakan gaun rumah sakit. Setelah itu, petugas akan menanyakan berbagai hal lewat formulir skrining, mulai dari riwayat implan, alat bantu kesehatan, hingga benda logam apa pun yang mungkin menempel di tubuh. Setiap benda logam, sekecil apa pun, harus dilepas sebelum masuk ke ruang pemeriksaan.
Barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan atau masalah lain selama pemindaian MRI meliputi:
Alat pacu jantung tertentu atau defibrillator kardioverter implan (ICD).
Klip vaskular tertentu di pembuluh darah yang dipasang untuk mencegah perdarahan.
Pompa obat yang ditanam atau digunakan dari luar tubuh (misalnya untuk insulin, pereda nyeri, atau kemoterapi).
Implan pendengaran tertentu (seperti alat bantu dengar yang ditanam di dalam telinga).
Sistem neurostimulasi tertentu (alat yang merangsang saraf).
Kateter yang memiliki komponen logam.
Peluru, serpihan logam, atau benda logam lainnya di dalam tubuh.
Benda logam asing di dalam atau dekat mata (biasanya bisa terlihat di foto rontgen; paling sering dialami oleh pekerja logam).
Susuk yang terbuat dari logam magnetik (selain emas/perak murni). Pengecualian jika susuk terbuat dari bahan non logam atau bahan yg tidak tertarik magnet.
Barang-barang yang harus dilepas sebelum memasuki ruang MRI
Barang-barang yang perlu dilepaskan oleh pasien dan individu sebelum memasuki ruang sistem MRI meliputi:
Dompet, dompet kartu, klip uang, kartu kredit, kartu dengan pita magnetik.
Perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, dan sebagainya.
Alat bantu dengar eksternal.
Perhiasan dan jam tangan berbahan logam.
Pulpen, klip kertas, kunci, koin.
Jepit rambut, klip rambut, dan beberapa salep rambut (terutama yang mengandung zat logam atau minyak mineral, dapat mengganggu pemindaian MRI dan menyebabkan artefak gambar).
Sepatu, sabuk, peniti.
Pakaian yang mengandung serat atau benang logam, senyawa antibakteri berbasis logam, ritsleting, kancing, kait, atau kawat penyangga logam.
Objek yang dapat mengganggu kualitas gambar jika berada di dekat area yang dipindai

Objek yang dapat mengganggu kualitas gambar jika berada di dekat area yang dipindai meliputi:
Batangan logam untuk tulang (spinal rod).
Pelat, pin, sekrup, atau jaring logam yang digunakan untuk memperbaiki tulang atau sendi.
Penggantian sendi atau prostesis.
Perhiasan logam, termasuk yang digunakan untuk tindik badan atau modifikasi tubuh.
Beberapa tato atau tato eyeliner (ini dapat mengubah citra MRI, dan ada kemungkinan iritasi atau pembengkakan kulit; pigmen hitam dan biru adalah yang paling mengganggu).
Riasan (seperti perona mata dan eyeliner), cat kuku, atau kosmetik lain yang mengandung logam.
Tambalan gigi atau kawat gigi (meskipun biasanya tidak terpengaruh oleh medan magnet, ini dapat mendistorsi citra area wajah atau otak; hal yang sama berlaku untuk kawat gigi dan retainer ortodontik).
Kenapa magnet MRI bisa sangat berbahaya?
Magnet super kuat di mesin MRI bukan cuma sekadar teknologi canggih yang membantu dokter melihat ke dalam tubuh. Di balik kemampuannya memindai organ dan jaringan dengan detail luar biasa, magnet ini juga membawa risiko besar, karena sifatnya yang tidak pilih-pilih benda logam di sekitarnya.
Benda logam apa pun, sekecil apa pun, bisa tiba-tiba tertarik masuk ke medan magnet MRI dengan kecepatan tinggi. Pernah ada insiden ketika senjata api terbawa masuk secara tidak sengaja, menimbulkan kecelakaan serius. Bahkan, benda logam di dalam tubuh bisa menjadi berbahaya karena bisa panas mendadak, menimbulkan luka bakar di organ tubuh.
Itulah kenapa sebelum masuk ruang MRI, setiap pasien harus menjawab pertanyaan detil tentang riwayat kesehatan dan kemungkinan ada benda logam dalam tubuhnya. Prosedur ini bukan basa-basi dan tidak bertujuan untuk merepotkan, melainkan untuk mencegah risiko luka serius, bahkan kematian.
Orang dengan alat pacu jantung atau implan elektronik juga dulu dianggap sangat berisiko. Namun, sekarang banyak perangkat baru dirancang tanpa logam feromagnetik (logam yang bisa ditarik magnet karena mengandung besi). Bahkan, ada prosedur khusus agar pemilik implan tetap aman saat menjalani pemindaian MRI.
Namun, tetap saja, logam asing di dalam tubuh bisa memicu risiko besar. Pernah tercatat seorang pria berusia 65 tahun dengan gangguan skizofrenia mengalami robekan perut saat MRI karena sebelumnya menelan soket logam dan pin engsel. Kasus lain, seorang anak mengalami kebocoran usus karena menelan 11 magnet bola kecil yang akhirnya saling tarik-menarik di dalam perut saat MRI.
Risiko lain yang sering luput dari perhatian adalah “tissue loop”—ketika dua bagian tubuh bersentuhan membentuk lingkaran, kemudian area itu jadi sangat panas hingga bisa membakar kulit. Ini bisa terjadi, misalnya, pada paha bagian atas yang saling bersentuhan, atau tangan yang saling menempel. Untungnya, risiko ini bisa dihindari dengan posisi berbaring yang benar selama pemeriksaan.
Semua prosedur ketat ini memiliki satu tujuan: memastikan MRI berjalan aman.
Referensi
"MRI Safety." Radiological Society of North America. Diakses Juli 2025.
Jonathan S. Friedstat et al., “An Unusual Burn During Routine Magnetic Resonance Imaging,” Journal of Burn Care & Research 34, no. 2 (November 3, 2012): e110–11, https://doi.org/10.1097/bcr.0b013e3182642a40.
Viscuse Pv, Khasawneh M, and Constantinou C, “MRI-Induced Second and Third Degree Burns to Hands Bilaterally: A Case Report,” n.d., https://austinpublishinggroup.com/hematology/fulltext/hematology-v2-id1053.php.
Laura Tagell et al., “Thigh Burn – a Magnetic Resonance Imaging (MRI) Related Adverse Event,” Radiology Case Reports 15, no. 12 (October 8, 2020): 2569–71, https://doi.org/10.1016/j.radcr.2020.09.046.
James R Bailey, Eric A Eisner, and Eric W Edmonds, “Unwitnessed Magnet Ingestion in a 5 Year-old Boy Leading to Bowel Perforation After Magnetic Resonance Imaging: Case Report of a Rare but Potentially Detrimental Complication,” Patient Safety in Surgery 6, no. 1 (July 19, 2012), https://doi.org/10.1186/1754-9493-6-16.
Nicholas Glover and Ryan Roten, “Gastric Perforation During MRI After Ingestion of Ferromagnetic Foreign Bodies,” Clinical Practice and Cases in Emergency Medicine 5, no. 3 (July 27, 2021): 362–64, https://doi.org/10.5811/cpcem.2021.4.52307.