Magnet super kuat di mesin MRI bukan cuma sekadar teknologi canggih yang membantu dokter melihat ke dalam tubuh. Di balik kemampuannya memindai organ dan jaringan dengan detail luar biasa, magnet ini juga membawa risiko besar, karena sifatnya yang tidak pilih-pilih benda logam di sekitarnya.
Benda logam apa pun, sekecil apa pun, bisa tiba-tiba tertarik masuk ke medan magnet MRI dengan kecepatan tinggi. Pernah ada insiden ketika senjata api terbawa masuk secara tidak sengaja, menimbulkan kecelakaan serius. Bahkan, benda logam di dalam tubuh bisa menjadi berbahaya karena bisa panas mendadak, menimbulkan luka bakar di organ tubuh.
Itulah kenapa sebelum masuk ruang MRI, setiap pasien harus menjawab pertanyaan detil tentang riwayat kesehatan dan kemungkinan ada benda logam dalam tubuhnya. Prosedur ini bukan basa-basi dan tidak bertujuan untuk merepotkan, melainkan untuk mencegah risiko luka serius, bahkan kematian.
Orang dengan alat pacu jantung atau implan elektronik juga dulu dianggap sangat berisiko. Namun, sekarang banyak perangkat baru dirancang tanpa logam feromagnetik (logam yang bisa ditarik magnet karena mengandung besi). Bahkan, ada prosedur khusus agar pemilik implan tetap aman saat menjalani pemindaian MRI.
Namun, tetap saja, logam asing di dalam tubuh bisa memicu risiko besar. Pernah tercatat seorang pria berusia 65 tahun dengan gangguan skizofrenia mengalami robekan perut saat MRI karena sebelumnya menelan soket logam dan pin engsel. Kasus lain, seorang anak mengalami kebocoran usus karena menelan 11 magnet bola kecil yang akhirnya saling tarik-menarik di dalam perut saat MRI.
Risiko lain yang sering luput dari perhatian adalah “tissue loop”—ketika dua bagian tubuh bersentuhan membentuk lingkaran, kemudian area itu jadi sangat panas hingga bisa membakar kulit. Ini bisa terjadi, misalnya, pada paha bagian atas yang saling bersentuhan, atau tangan yang saling menempel. Untungnya, risiko ini bisa dihindari dengan posisi berbaring yang benar selama pemeriksaan.
Semua prosedur ketat ini memiliki satu tujuan: memastikan MRI berjalan aman.
Referensi
"MRI Safety." Radiological Society of North America. Diakses Juli 2025.
Jonathan S. Friedstat et al., “An Unusual Burn During Routine Magnetic Resonance Imaging,” Journal of Burn Care & Research 34, no. 2 (November 3, 2012): e110–11, https://doi.org/10.1097/bcr.0b013e3182642a40.
Viscuse Pv, Khasawneh M, and Constantinou C, “MRI-Induced Second and Third Degree Burns to Hands Bilaterally: A Case Report,” n.d., https://austinpublishinggroup.com/hematology/fulltext/hematology-v2-id1053.php.
Laura Tagell et al., “Thigh Burn – a Magnetic Resonance Imaging (MRI) Related Adverse Event,” Radiology Case Reports 15, no. 12 (October 8, 2020): 2569–71, https://doi.org/10.1016/j.radcr.2020.09.046.
James R Bailey, Eric A Eisner, and Eric W Edmonds, “Unwitnessed Magnet Ingestion in a 5 Year-old Boy Leading to Bowel Perforation After Magnetic Resonance Imaging: Case Report of a Rare but Potentially Detrimental Complication,” Patient Safety in Surgery 6, no. 1 (July 19, 2012), https://doi.org/10.1186/1754-9493-6-16.
Nicholas Glover and Ryan Roten, “Gastric Perforation During MRI After Ingestion of Ferromagnetic Foreign Bodies,” Clinical Practice and Cases in Emergency Medicine 5, no. 3 (July 27, 2021): 362–64, https://doi.org/10.5811/cpcem.2021.4.52307.