Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Terjadi jika Bayi Lahir pada Usia Kehamilan 36 Minggu?

ilustrasi persalinan (freepik.com/wavebreakmedia_micro)
ilustrasi persalinan (freepik.com/wavebreakmedia_micro)
Intinya sih...
  • Kehamilan cukup bulan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu. Bayi yang lahir pada minggu ke-36 kehamilan umumnya akan digolongkan sebagai bayi prematur akhir.
  • Meskipun bayi yang lahir pada usia kehamilan 36 minggu umumnya sehat dan risiko komplikasi kesehatannya lebih rendah dibanding bayi yang lahir lebih awal, tetapi mereka mungkin masih mengalami beberapa masalah kesehatan.
  • Tim perawatan kesehatan akan memantau bayi prematur dengan ketat, memastikan bayi mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir terlalu cepat, biasanya sekitar tiga minggu sebelum tanggal perkiraan lahir. Kehamilan cukup bulan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu, jadi bayi yang lahir pada usia 37 minggu atau sebelumnya dianggap prematur.

Lahir terlalu dini dapat menimbulkan masalah kesehatan karena organ-organ bayi masih berkembang selama minggu-minggu terakhir kehamilan.

Bagaimana jika bayi lahir pada usia kehamilan 36 minggu, apa saja risikonya?

Apakah kehamilan 36 minggu prematur?

Usia kehamilan menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):

  • Early-term: 37 minggu 0/7 hari–38 minggu 6/7 hari.
  • Full-term: 39 minggu 0/7 hari–40 minggu 6/7 hari.
  • Late-term: 41 minggu 0/7 hari–41 minggu 6/7 hari.
  • Post-term: Lebih dari 42 minggu 0/7 hari.

Sebelumnya, ACOG menganggap 37 minggu sebagai kehamilan cukup bulan. Namun, karena banyak bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu mengalami komplikasi, pedoman ini diubah. Sekarang, waktu yang disarankan bagi bayi untuk tetap berada di dalam rahim adalah setidaknya 39 minggu, kecuali ada indikasi medis.

Kemungkinan penyebab melahirkan bayi saat usia kehamilan 36 minggu

Ada banyak faktor penyebab kelahiran prematur, termasuk kondisi kesehatan ibu dan faktor gaya hidup, dan dalam beberapa kasus lainnya penyebabnya tidak diketahui.

Berikut ini beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kelahiran prematur:

  • Inkompetensi serviks, yaitu serviks yang lemah melebar terlalu dini.
  • Kelainan anatomi rahim.
  • Riwayat kelahiran prematur sebelumnya.
  • Kondisi kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, atau diabetes.
  • Melahirkan bayi sebelumnya kurang dari setahun sebelum hamil lagi.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Infeksi selaput ketuban (korioamnionitis).
  • Preeklamsia.
  • Kurangnya perawatan prenatal.
  • Penggunaan tembakau atau narkoba, seperti kokain atau amfetamin.
  • Hamil bayi kembar.
  • Usia ibu (di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun).
  • Gizi buruk sebelum atau selama kehamilan.

Apa yang terjadi jika bayi lahir saat usia kehamilan 36 minggu

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Vidal Balielo Jr)
ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Vidal Balielo Jr)

Bayi yang lahir pada minggu ke-36 kehamilan umumnya akan digolongkan sebagai bayi prematur akhir. Bayi yang lahir minggu ini cenderung tidak mengalami masalah serius yang terkait dengan kelahiran prematur. Bayi mungkin tidak perlu pergi dirawat di unit neonatal untuk perawatan spesialis, tetapi bayi perlu diawasi lebih cermat daripada bayi yang lahir cukup bulan.

Risiko masalah pernapasan jauh lebih rendah, tetapi beberapa bayi mungkin masih memerlukan perawatan dukungan. Beberapa bayi mungkin juga memerlukan perawatan dukungan jika kesulitan makan atau mengalami penyakit kuning.

Tim perawatan kesehatan akan memantau bayi prematur dengan ketat, memastikan bayi mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Tingkat kelangsungan hidup

Beberapa bayi yang lahir pada periode prematur akhir belum matang secara fisiologis dan perkembangan jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan dan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit dan kematian. Risiko kematian atau penyakit bayi menurun secara signifikan setiap minggu kehamilan.

Memahami bayi mana yang paling berisiko terhadap penyakit dan kematian dapat membantu tim perawatan bersiap menghadapi kemungkinan komplikasi.

Menurut laporan tahun 2012 dalam jurnal Seminars in Fetal and Neonatal Medicine, antara tahun 2006–2008 di Amerika Serikat (AS), tingkat kematian bayi di antara bayi yang lahir pada usia kehamilan 34 hingga 36 minggu adalah 7,1 per 1.000 kelahiran. Sebagai perbandingan, tingkat kematian bayi yang lahir pada usia kehamilan 32–33 minggu adalah 16,2 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Indonesia juga ada data serupa. Sebuah studi yang dilakukan di Pekanbaru melaporkan bahwa:

  • Bayi yang lahir pada usia kehamilan 22–27 minggu memiliki angka kematian sebesar 70,7 persen.
  • Bayi yang lahir pada usia kehamilan 28–33 minggu memiliki angka kematian sebesar 18,4 persen.
  • Bayi yang lahir pada usia kehamilan 34–36 minggu memiliki angka kematian sebesar 3,1 persen.

Data tersebut menunjukkan bahwa makin muda usia kehamilan saat kelahiran, makin tinggi risiko kematian neonatal. Ini sejalan dengan data di AS, yang mana bayi yang lahir pada usia kehamilan 32–33 minggu memiliki angka kematian sebesar 16,2 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan bayi yang lahir pada usia kehamilan 34–36 minggu memiliki angka kematian sebesar 7,1 per 1.000 kelahiran hidup.

Perlu dicatat bahwa angka-angka ini dapat bervariasi tergantung pada fasilitas kesehatan dan kualitas perawatan neonatal di masing-masing wilayah. Namun, data tersebut memberikan gambaran umum mengenai risiko yang dihadapi oleh bayi prematur.

Dampaknya pada bayi

Bayi yang lahir pada usia kehamilan 36 minggu lebih berisiko mengalami masalah perkembangan, baik secara fisik maupun mental, jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal-hal berikut:

  • Cerebral palsy.
  • Prestasi sekolah yang buruk.
  • Kebutuhan akan layanan intervensi dini.
  • Kebutuhan pendidikan khusus.
  • Masalah perilaku dan kejiwaan.

Menurut penelitian, anak-anak prasekolah yang lahir prematur akhir kurang mampu mengikuti arahan dan melakukan tugas-tugas memori jika dibandingkan dengan teman sebayanya yang lahir cukup bulan.

Studi lainnya menemukan bahwa bayi yang lahir prematur akhir menunjukkan perkembangan yang lebih lambat saat usia 9 bulan dibanding bayi yang lahir cukup bulan. Namun, perbedaan ini tidak terlihat lagi saat mereka berusia 2 tahun. Meski begitu, saat masuk taman kanak-kanak, perbedaan itu muncul lagi, terutama dalam kemampuan membaca dan berhitung.

Mengetahui risiko-risiko tersebut dapat membantu orang tua, guru, dan dokter anak menyusun pemantauan dan intervensi dini.

Potensi komplikasi

ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Visualss)
ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Visualss)

Meskipun bayi yang lahir pada usia kehamilan 36 minggu umumnya sehat dan risiko komplikasi kesehatannya lebih rendah dibanding bayi yang lahir lebih awal, tetapi mereka mungkin masih mengalami beberapa masalah kesehatan. Terkadang, sulit untuk mengidentifikasi apakah komplikasi tersebut disebabkan oleh kelahiran prematur itu sendiri atau alasan medis yang memicu kelahiran prematur.

Risiko komplikasi dapat mencakup:

  • Sindrom gangguan pernapasan.
  • Sepsis.
  • Patent ductus arteriosus.
  • Penyakit kuning yang memerlukan fototerapi.
  • Berat badan lahir rendah.
  • Kadar gula darah rendah.
  • Kesulitan mengatur suhu.
  • Kesulitan makan.
  • Kematian.

Sebagai akibat dari komplikasi ini, bayi mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU) atau dirawat kembali di rumah sakit setelah pulang ke rumah.

Bayi yang lahir pada usia kehamilan 36 minggu dapat menghadapi berbagai tantangan. Menyadari tantangan ini memungkinkan orang tua dan dokter untuk menyusun rencana pemantauan dan perawatan terbaik.

Menjaga kesehatan selama kehamilan dan mendapatkan perawatan prenatal yang tepat dapat membantu mencegah kelahiran prematur dan komplikasi di masa mendatang bagi ibu dan bayi.

Referensi

"Definition of Term Pregnancy." American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses Mei 2025.
"Preterm Birth." Cleveland Clinic. Diakses Mei 2025.
"Are babies fully developed at 36 weeks?" Medical News Today. Diakses Mei 2025.
"Pentingnya Kehamilan Aterm untuk Kesehatan Ibu dan Bayi." Siloam Hospitals. Diakses Mei 2025.
"Babies Born at 36 Weeks: Flo Answers All Your Questions." Flo. Diakses Mei 2025.
"My premature baby's development in the womb-week 36." Tommy's. Diakses Mei 2025.
Anelda Wati Syah Putri et al., “The Risk Factors of Neonatal Mortality in Pekanbaru City, Indonesia,” Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences 10, no. E (January 2, 2022): 1040–44, https://doi.org/10.3889/oamjms.2022.7997.
Shapiro-Mendoza, Carrie K., and Eve M. Lackritz. “Epidemiology of Late and Moderate Preterm Birth.” Seminars in Fetal and Neonatal Medicine 17, no. 3 (January 27, 2012): 120–25. https://doi.org/10.1016/j.siny.2012.01.007.
Amanda Hodel, Kathleen Thomas, and Jane Brumbaugh, “The Impact of Late Preterm Birth on Executive Function at Preschool Age,” American Journal of Perinatology 31, no. 04 (June 17, 2013): 305–14, https://doi.org/10.1055/s-0033-1348950.
Prachi Shah et al., “Developmental Outcomes of Late Preterm Infants From Infancy to Kindergarten,” Pediatrics 138, no. 2 (July 25, 2016), https://doi.org/10.1542/peds.2015-3496.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us