Apakah Gondongan Bisa Menular?

- Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondongan, yang termasuk dalam kelompok virus paramyxovirus.
- Gondongan menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau percikan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Gondongan atau istilah medisnya adalah parotitis (mumps), merupakan infeksi virus yang sering menyerang kelenjar parotis yang berada di sekitar leher dan rahang.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan pembengkakan di area tersebut, disertai dengan rasa sakit saat menelan, demam, dan terkadang nyeri kepala.
Disebabkan oleh virus, gondongan berpotensi menyebar dari satu orang ke orang lainnya, terutama di lingkungan yang ramai atau di tempat-tempat dengan interaksi sosial yang tinggi.
Penting untuk memahami bagaimana gondongan menyebar, faktor risiko yang memengaruhi penularannya, serta cara mencegah agar tidak tertular atau menularkan penyakit ini kepada orang lain.
Gondongan merupakan penyakit menular
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondongan, yang termasuk dalam kelompok virus paramyxovirus.
Penyakit ini dimulai dengan gejala ringan seperti sakit kepala, demam, dan kelelahan. Namun, kemudian biasanya menyebabkan pembengkakan parah pada kelenjar ludah tertentu (parotitis) yang menyebabkan pipi bengkak dan rahang bengkak disertai nyeri.
Gondongan merupakan penyakit yang sangat umum pada anak-anak. Setelah vaksin tersedia pada 1967, jumlah kasusnya menurun drastis. Namun, wabah gondongan masih terjadi, terutama di antara orang-orang yang memiliki kontak dekat dalam jangka waktu lama.
Orang tua dapat melindungi anak dengan memberikan mereka vaksin campak-gondongan-rubela (MMR).
Meskipun gondongan biasanya merupakan penyakit ringan, tetapi komplikasi serius dapat terjadi.
Cara penularan gondongan

Gondongan menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau percikan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Kamu dapat tertular gondongan dan menyebarkan virus dengan cara:
- Batuk, bersin, atau berbicara.
- Berbagi barang yang mungkin terkena air liur, seperti botol air atau gelas.
- Berpartisipasi dalam kegiatan kontak dekat dengan orang lain, seperti berolahraga, menari, atau berciuman.
Skema penyebarannya, yakni:
- Dimulai beberapa hari sebelum kelenjar ludah mulai membengkak.
- Hari ke-5 pembengkakan dimulai.
Beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi terkena gondongan, yang meliputi:
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Orang yang bepergian ke luar negeri.
- Orang yang tidak divaksinasi terhadap virus.
- Orang yang tinggal di tempat sempit.
Jika anak terkena gondongan, penyakit ini dapat menular sejak beberapa hari sebelum kelenjarnya membengkak hingga lima hari setelah pembengkakan dimulai.
Oleh karena itu, orang tua harus meminimalkan kontak dengan orang lain. Mereka tidak boleh pergi ke sekolah atau tempat penitipan anak. Hingga sepertiga orang yang mengalami gondongan tidak memiliki gejala apa pun, tetapi penyakit ini tetap dapat menular.
Cegah gondongan dengan vaksin

Vaksin dapat mencegah gondongan. Dokter biasanya memberikan vaksin sebagai bagian dari vaksin kombinasi yang melindungi terhadap penyakit campak, gondongan dan rubella.
Anak-anak biasanya menerima dua dosis vaksin MMR sebagai bagian dari jadwal imunisasi anak.
Jadwal imunisasi MR/MMR rekomendasi IDAI 2023, yaitu disuntikkan subkutan mulai usia 9 bulan. Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR.
Usia 15–18 bulan diberikan MR atau MMR. Usia 5–7 tahun diberikan MR dalam program BIAS kelas satu SD. Imunisasi MMR dapat diberikan tanpa atau dengan vaksin varisela
(MMRV).
Bila sampai usia di bawah 2 tahun belum mendapat MR/MMR dan varisela, dapat diberikan vaksin MR/MMR dan varisela terpisah (MR/MMR+V) secara simultan.
Selanjutnya, MMRV dapat diberikan sebagai dosis booster atau bila sampai usia 2 tahun atau lebih belum mendapat MR/MMR dan varisela, agar risiko kejang demam tidak meningkat.
Vaksin MMR sangat aman dan efektif, mencegah penyakit gondongan hingga 90 persen. Sebagian besar anak tidak mengalami efek samping apa pun dari vaksin ini. Efek samping yang terjadi bersifat ringan seperti ruam, demam, atau sedikit nyeri di tempat suntikan.
Beberapa orang yang telah divaksinasi masih dapat terkena gondongan. Namun, gejala yang dialami biasanya lebih ringan dan komplikasinya lebih jarang terjadi.
Sangat jarang, seorang anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika anak mengalami kesulitan bernapas, kelelahan, kehilangan warna kulit, atau mengi setelah menerima vaksin.
Anak-anak yang memiliki penyakit ringan (seperti infeksi saluran pernapasan atas) atau yang mengalami gejala (seperti demam) dapat menerima vaksin. Namun, jika mempunyai penyakit yang lebih serius, dokter anak mungkin menyarankan untuk menunda pemberian vaksin hingga mereka pulih.
Referensi
"Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2023". Sari Pediatri, Vol. 25, No. 1, Juni 2023.
"Mumps". Cleveland Clinic. Diakses pada November 2024.
"About Mumps". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada November 2024.
" Mumps". National Health Service. Diakses pada November 2024.