ilustrasi ibu hamil (pexels.com/RDNE Stock project)
Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan masalah apa pun selama kehamilan. Namun, jika terus tumbuh, kista dapat pecah atau terpelintir.
Kista yang tumbuh dapat menyebabkan masalah saat melahirkan, terutama jika berukuran besar dan menghalangi perut atau panggul.
Dokter akan melakukan USG secara teratur untuk memantau ovarium dan kista, memastikannya tidak tumbuh atau menimbulkan masalah. Jika USG tidak cukup untuk melihat kista yang menyebabkan masalah, ibu hamil mungkin harus menjalani MRI.
Akan tetapi, jika ibu hamil mengalami nyeri atau gejala lain, pastikan untuk memberi tahu dokter. Pemantauan yang cermat dan pengobatan pereda nyeri yang sesuai kebutuhan dapat membantu menjaga kehamilan dan janin tetap aman.
Mayoritas kista ovarium tidak akan memengaruhi kehamilan. Misalnya, kista korpus luteum, kemungkinan besar akan hilang dengan sendirinya pada trimester kedua.
Jenis kista lainnya dapat terus tumbuh selama kehamilan, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan rasa sakit. Meskipun demikian, kista tersebut biasanya tidak menimbulkan masalah pada kehamilan.
Untuk memastikan kista ovarium tidak berdampak pada kehamilan dan untuk memantau kista yang ada, dokter akan menjadwalkan USG secara teratur. USG akan melacak ukuran dan kondisi kista untuk memastikan kista tidak tumbuh atau berubah.