ilustrasi USG (pexels.com/Valeriia Svietlova)
Dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang terlahir dengan jenis kelamin perempuan bisa hamil. Meski demikian, perawatan tertentu mungkin memengaruhi potensi pembuahan pada laki-laki.
Salah satunya yakni perawatan testosteron. Perawatan ini menekan efek hormon estrogen sembari merangsang perkembangan karakteristik maskulin. Hasilnya, seseorang bisa menumbuhkan rambut di wajah, mengalami pertumbuhan otot, hingga perubahan suara.
Penelitian dalam sebuah studi menyebutkan, perempuan yang mendapatkan terapi hormon testosteron bisa mengalami henti haid dalam kurun waktu 12 bulan. Meski demikian, sebagian besar perempuan pun mengalami henti haid setelah 6 bulan melakukan perawatan tersebut.
Terapi hormon testosteron memang tidak menyebabkan kemandulan. Namun, siklus menstruasi yang tak teratur lagi membuat laki-laki transgender atau non-biner membutuhkan beberapa waktu agar bisa hamil kembali.
Di sisi lain, kehamilan pasca terapi testosteron berisiko lebih tinggi mengalami masalah kehamilan. Adapun feknya bisa berupa solusio plasenta atau kondisi ketika plasenta lepas dari rahim sebelum bayi lahir, persalinan prematur, anemia, dan hipertensi.