ilustrasi minum obat pereda nyeri (freepik.com/yanalya)
Di antara efek samping yang telah disebutkan, prednison juga dapat menyebabkan kenaikan atau penambahan berat badan. Namun, efek samping ini biasanya terlihat pada penggunaan prednison dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama. Laman Verywell Health melansir, orang dewasa yang mengonsumsi kortikosteroid selama lebih dari tiga bulan mengalami kenaikan berat badan rata-rata antara 5–23,5 persen dari berat badan mereka.
Laman Drugs menambahkan, mayoritas seseorang yang mengonsumsi steroid jangka panjang akan mengalami kenaikan berat badan, bahkan sejak enam bulan setelah pengobatan. Penambahan berat badan akibat prednison ini terjadi karena beberapa alasan, yaitu:
Peningkatan nafsu makan
Seperti yang disinggung sebelumnya, prednison adalah kortikosteroid yang meniru hormon kortisol dalam tubuh. Selain mengatasi inflamasi, kortisol juga merupakan hormon yang mengatur nafsu makan dan siklus tidur (ritme sirkadian). Saat mengonsumsi prednison, maka hormon ini bertindak seperti kortisol.
Ketika ada kortisol “tambahan” dalam tubuh, ini akan menyebabkan peningkatan nafsu makan dan gangguan tidur, seperti insomnia. Di mana gangguan tidur ini juga dapat memengaruhi nafsu makan. Inilah yang kemudian menyebabkan penambahan berat badan setelah mengonsumsi prednison.
Retensi cairan
Selain itu, hormon kortisol yang tinggi juga dapat meningkatkan retensi cairan atau penambahan berat air di dalam tubuh. Obat ini dapat menahan natrium (garam) dan kehilangan kalium sehingga menyebabkan pembengkakan pada tubuh, seperti tangan, kaki, atau wajah.
Gangguan metabolisme
Kadar kortisol yang tinggi terus-menerus juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini membuat tubuh lebih sulit memroses gula dan mendorong penyimpanan lemak berlebih di beberapa area tubuh, seperti perut, punggung atas, atau wajah (moon face). Pada akhirnya, kondisi ini juga memicu penambahan berat badan.