ilustrasi memakan junk food (freepik.com/wayhomestudio)
Para peneliti memantau para partisipan selama lebih dari 11 tahun. Pada akhir periode tersebut, sebanyak 13.869 partisipan meninggal dunia akibat sebab lainnya, sebanyak 2.650 meninggal akibat gangguan kardiovaskular, sementara 4.522 tutup usia akibat kanker terkait adipositas (PDAR).
Dibanding mereka yang bergaya hidup sedenter dan menerapkan pola makan berkualitas rendah, partisipan yang menerapkan aktivitas fisik tinggi dan pola makan berkualitas tinggi mengalami penurunan risiko kematian hingga 17 persen, serta kematian akibat masalah kardiovaskular turun 19 persen.
Makin tinggi tingkat MVPA, makin besar juga pengurangan pada persentase risiko penyebab kematian, berkisar 13–14 persen pada kelompok aktif dibanding kelompok sedenter. Hal yang sama berlaku juga dengan VPA, terutama untuk risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
"Argumen umum adalah VPA memicu adaptasi fisiologis, sensitivitas insulin, dan efek antiinflamasi dibanding aktivitas fisik intensitas rendah. Ini menjelaskan mengapa VPA amat bermanfaat untuk [mengurangi] mortalitas akibat kardiovaskular di studi ini," papar para peneliti.