Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com/artwork by. IDN Times
freepik.com/artwork by. IDN Times

Kasus virus corona terus menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Pasalnya, hingga Rabu pagi (11/3), jumlah pasien yang terdiagnosis virus corona di negara kita telah mencapai 27 orang. Bertambah delapan orang dari hari sebelumnya. 

Semakin disorotnya kasus virus corona memunculkan istilah-istilah medis baru yang membingungkan bahkan sulit dipahami, terutama untuk orang awan. Contohnya suspek, ODP, PDP, hingga imported case. 

Maka dari itu, IDN Times merangkum sejumlah istilah medis yang sering dipakai untuk menggambarkan kasus virus corona. Berikut ini penjelasannya!

1. Orang dalam pemantauan

forbes.com

Yang pertama adalah istilah orang dalam pemantauan atau yang dikenal pula sebagai ODP. Berikut kriteria orang yang layak masuk ke dalam golongan ini:

  • Semua orang yang ada di Indonesia, baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA)
  • Sempat bepergian ke negara yang terjangkit virus corona
  • Atau sempat melakukan kontak dengan orang yang diduga terinfeksi virus corona. 

Mereka dimasukkan ke dalam kategori ODP untuk dipantau kondisinya karena ada kemungkinan tertular. Namun bukan berarti orang-orang ini pasti terjangkit, ya.

2. Pasien dalam pengawasan

medscape.com

Ada pula istilah pasien dalam pengawasan atau yang disingkat PDP. Mereka adalah ODP yang mengalami sejumlah gejala influenza sedang hingga berat. Contohnya batuk, pilek, demam, sesak napas, dan lain-lain. 

Karena sudah menjadi pasien, maka orang yang tergolong PDP harus dirawat di rumah sakit. Namun perlu diketahui bahwa PDP belum tentu menjadi atau suspek. Perbedaan antara keduanya akan dibahas pada poin ketiga.

3. Suspek

vox.com

Suspek adalah kelanjutan dari PDP. Berikut ini kriteria yang menempatkan seseorang menjadi suspek virus corona:

  • Mengalami gejala yang menyerupai virus corona seperti batuk, pilek, demam, sesak napas, dan lain-lain
  • Suhu tubuh di atas 38 derajat
  • Pernah bepergian ke negara yang terjangkit virus corona
  • Pernah kontak dengan suspek atau pasien yang dalam pengawasan virus corona atau yang terkonfirmasi positif.

Jadi perbedaan antara PDP dan suspek terletak pada ada tidaknya kontak dengan orang-orang yang diduga menyebarkan virus. Jika seseorang sudah dinyatakan sebagai suspek, mereka akan menjalani tes spesimen berupa throat swab. Lendir yang ada di dinding belakang hidung, mulut, dan tenggorokan akan diteliti untuk mengidentifikasi ada tidaknya virus corona. 

4. Confirm

cnbcfm.com

Ini adalah tahap tertinggi dalam penentuan pasien. Ada dua confirm, yaitu positif dan negatif. Confirm positif berarti suspek telah terbukti terinfeksi virus corona melalui tes spesimen dan tes medis lainnya. Mereka harus diisolasi, mendapatkan perawatan intensif, dan sebaiknya bed rest di rumah sakit. 

Sedangkan confirm negatif artinya suspek terbukti tidak terinfeksi virus corona melalui hasil pemeriksaan medis. Pada umumnya di tahap ini dokter bisa memberi tahu penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh pasien. Apakah ISPA, flu biasa, atau yang lainnya. 

5. Transmisi lokal atau local transmission

cloudfront.net

Baru-baru ini, terdengar pula istilah transmisi lokal atau local transmission. Namun apakah artinya? Istilah ini ternyata merujuk pada adanya kesamaan sumber infeksi dan lokasi pelaporan suspek virus corona. Artinya, mereka tertular di lokasinya saat ini. 

Misalnya merujuk pada pasien 1 dan 2 virus corona di Indonesia. Kedua kasus tersebut termasuk transmisi lokal. Sebab mereka berada di Indonesia, tidak ke luar negeri, dan tertularnya juga di wilayah yang sama. 

6. Tracing

freepik.com

Berdasarkan pengertian dari merriam-webster.com, tracing dalam bidang medis adalah tindakan untuk memantau aktivitas kegiatan orang yang diduga memiliki penyakit menular. Dalam hal ini termasuk siapa saja yang pernah berkontak dengannya, mana saja tempat yang ia kunjungi, ke mana saja ia berpindah tempat dan segala aktivitas yang bisa dicatat untuk mencegah wabah penyakit semakin menular lebih luas.

7. Imported case

nbcnews.com

Lain halnya dengan local transmission, imported case berarti penularan virus berada di luar lokasi pelaporan. Jadi, pasien mendapatkan virus corona ketika bepergian.

Contohnya adalah WNA Jepang yang menulari pasien 1 dan 2 virus corona yang ada di Indonesia. Ia mendapatkan virus tersebut ketika sedang berada di luar negeri. Namun baru ketahuan ketika ia menulari orang lain di Indonesia. 

8. Kluster

time.com

Kluster infeksi merujuk pada satu kelompok orang yang terhubung dengan kasus yang sama beserta dengan area dan waktu yang sama. Untuk saat ini, kluster yang terbentuk berhubungan dengan kasus 1, 2, 3, 4, dan 5. Dilansir dari South China Morning Post, biasanya ini terjadi ketika pasien yang positif virus corona melakukan kontak dengan banyak orang. Sementara itu, sub-kluster adalah turunan kelompok dari kluster yang diteliti.

9. Community spread

abc.net.au

Jika kluster bisa teridentifikasi dengan jelas waktu, tempat, dan kejadiannya, community spread tidak. Di sini, orang yang tertular melalui cara ini tidak tahu kapan, di mana, dan bagaimana ia bisa tertular virus corona. Pada umumnya community spread terjadi pada tempat-tempat umum, seperti alat transportasi, mal, dan lain-lain. 

10. Super-spreader

metro.co.uk

Terakhir, ada pula istilah super-spreader, yaitu pasien yang mampu menularkan virus corona ke sekelompok orang dalam jumlah besar. Dilansir dari The Guardian, hanya satu dari lima orang yang bisa melakukannya. Faktor yang bisa membuatmu menjadi super-spreader adalah sistem imun yang sangat lemah atau justru yang sangat kuat sehingga virus bisa ditularkan ke banyak orang. 

Cara pencegahan virus corona dan nomor penting yang bisa dihubungi terkait virus Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Itulah sejumlah istilah yang sering dipakai dalam penggambaran virus corona. Jangan salah mengartikannya lagi, ya!

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona) 

Editorial Team