ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Dalam penanganan artritis septik, dokter akan memberikan antibiotik dan melakukan pengambilan cairan sendi.
Dokter akan mengidentifikasi mikroba penyebab infeksi terlebih dahulu untuk memilih obat yang paling efektif. Pada tahap awal, antibiotik diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena di lengan. Setelah itu, pengobatan dilanjutkan dengan antibiotik oral. Biasanya, pengobatan dengan antibiotik berlangsung selama 2-6 minggu.
Namun, antibiotik memiliki risiko efek samping, termasuk mual, muntah, diare, hingga munculnya reaksi alergi. Oleh sebab itu, tanyakan kepada dokter tentang efek samping yang mungkin terjadi dari pengobatan yang dilakukan.
Selain dengan antibiotik, dokter juga mengeluarkan cairan sendi yang terinfeksi dengan metode sebagai berikut:
- Jarum. Pada beberapa kasus, dokter dapat mengeluarkan cairan dengan menggunakan jarum yang ditusukkan ke area sendi.
- Scoop procedure atau artroskopi. Pada artroskopi, alat berbentuk selang fleksibel yang dilengkapi kamera di ujungnya dimasukkan ke dalam persendian melalui sayatan kecil untuk menyedot cairan sendi yang terinfeksi.
- Bedah. Prosedur bedah terbuka dilakukan pada beberapa sendi yang lebih sulit diatasi hanya dengan menggunakan jarum atau artroskopi, seperti pada sendi pinggul.
Bagi yang mengalami luka pada kulit, sebaiknya luka segera diobati untuk mencegah infeksi, begitu pula bila memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko artritis septik. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sehingga terhindar dari komplikasi serius.