Dokter mungkin meresepkan atorvastatin sebagai obat tambahan untuk menurunkan kolesterol.
Dilansir Verywell Health, atorvastatin juga biasa digunakan untuk orang dengan hiperlipidemia primer, yaitu kondisi kadar lipid tinggi karena faktor genetik, atau dislipidemia campuran yang mengakibatkan kadar trigliserida dan kolesterol tinggi.
Atorvastatin dapat menurunkan tingkat kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, trigliserida, serta apolipoprotein B.
Tidak hanya itu, obat ini juga bisa membantu meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik.
Tingginya kadar LDL dan trigliserida dalam darah berpotensi menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, atorvastatin juga biasa diresepkan untuk mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan angina pada orang dengan penyakit jantung atau yang memiliki banyak faktor risiko penyakit jantung.
Atorvastatin kadang juga diresepkan untuk menghambat perkembangan penyakit autoimun atau peradangan kronis, seperti multiple sclerosis progresif sekunder (SPMS). Sebab, atorvastatin dan obat statin lain memiliki efek untuk memengaruhi respons imun, meningkatkan proses antiinflamasi, dan mengubah jalur sinyal tambahan.
Obat statin, termasuk atorvastatin, juga bisa digunakan untuk menangani penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer atau Parkinson, karena kolesterol yang tinggi bisa meningkatkan risiko berkembangnya penyakit ini.
Orang dengan HIV atau infeksi bakteri seperti tuberkulosis juga bisa mendapat manfaat dari potensi efek atorvastatin pada sistem kekebalan tubuh.