ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Jika kamu mengalami gangguan pendengaran yang makin parah di kedua telinga selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, temui spesialis THT yang dapat membuat diagnosis setelah meninjau tes pendengaran dan pemindaian pencitraan.
Jika dokter mencurigai AIED, kamu mungkin merespons dengan baik terhadap terapi medis—obat steroid dan imunosupresif—jika dimulai sejak dini.
Kortikosteroid merupakan pengobatan utama untuk menekan respons imun guna mengurangi pembengkakan dan peradangan pada telinga bagian dalam. Deteksi dini AIED dan pengobatan steroid yang cepat dapat membantu membalikkan gangguan pendengaran sensorineural. Apabila kamu tidak dapat menoleransi pengobatan steroid, ada pengobatan alternatif, seperti siklofosfamid, metotreksat, azathiorprine, dan rituximab.
Dokter mungkin juga mengevaluasi kamu untuk alat bantu dengar. Jika gangguan pendengaran sangat parah, dokter mungkin merekomendasikan alat bantu dengar yang disebut implan koklea. Bicarakan dengan dokter tentang pilihan pengobatan spesifik lainnya.
Diagnosis AIED mungkin mengkhawatirkan pada awalnya, tetapi akan lebih baik untuk mengetahui penyebab gangguan pendengaran dan mengetahui bahwa pengobatan dapat dilakukan dalam banyak kasus.
Setelah diagnosis dan memulai pengobatan, kamu mungkin tetap menjalani pengobatan untuk menjaga sistem kekebalan. Dalam beberapa kasus, jenis dan dosis obat mungkin perlu disesuaikan berdasarkan beberapa faktor, seperti resistansi terhadap obat atau efek samping.
Memantau pendengaran juga akan menjadi bagian berkelanjutan dari hidup bersama AIED. Dokter akan menyarankan untuk menjalani tes pendengaran rutin, seperti audiogram.
Sebuah studi kasus juga mencatat bahwa tes pendengaran di rumah dapat membantu melacak perubahan pendengaran.
Tanpa pengobatan, AIED biasanya menyebabkan gangguan pendengaran total dan kesulitan keseimbangan. Tidak ada batas waktu standar untuk berkembangnya gejala. Namun, makin cepat kamu mendapatkan evaluasi setelah gejala muncul, makin besar peluang untuk membatasi dampak dari AIED.
Referensi
Ciorba, A., Corazzi, V., Bianchini, C., et al. (2018). Autoimmune inner ear disease (AIED): A diagnostic challenge. International Journal of Immunopathology and Pharmacology, 32, 205873841880868. https://doi.org/10.1177/2058738418808680
Autoimmune Association. Diakses pada Mei 2024. What is Autoimmune inner ear disease (AIED)
American Speech-Language-Hearing Association. Diakses pada Mei 2024. Autoimmune Inner Ear Disease.
American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation. Diakses pada Mei 2024. Autoimmune Inner Ear Disease.
WebMD, Diakses pada Mei 2024. What Is Autoimmune Inner Ear Disease?