Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Bahaya Vape yang Mengandung Sabu?

ilustrasi menggunakan vape (pexels.com/Almighty Shilref)

Beredar kabar bahwa polisi menggerebek industri rumahan yang memproduksi likuid vape yang mengandung narkotika jenis sabu di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam penangkapan tersebut diamankan barang bukti berupa ratusan botol likuid vape mengandung sabu siap edar. Likuid mengandung sabu tersebut rencananya akan dipasarkan secara online. Adanya kasus tersebut membuat polisi mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati ketika membeli likuid vape.

Penggunaan vape saja disebut dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, terlebih lagi jika likuid vape ditambah sabu. Lantas, apa bahaya vape yang mengandung sabu?

1. Vape

ilustrasi menggunakan vape (unsplash.com/Nery Zarate)

Vape tengah populer, terutama di kalangan anak muda. Vape digunakan dengan cara menghirup aerosol yang mengandung nikotin (tidak semuanya), bahan perasa, dan bahan kimia lainnya.

Menurut National Institute on Drug Abuse, beberapa penelitian menunjukkan banyak remaja tidak menyadari bahwa vape mengandung nikotin dan mengira hanya mengandung bahan perasa saja.

Nikotin yang ada di dalam cairan vape mudah diserap paru-paru dan masuk ke aliran darah ketika menggunakan rokok elektrik. Nikotin yang masuk ke darah akan merangsang kelenjar adrenal sehingga melepaskan hormon epinefrin. Epinefrin selanjutnya merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, pernapasan, dan detak jantung.

Adanya kandungan nikotin tersebut dapat menyebabkan kecanduan sehingga membuat banyak orang yang kesulitan berhenti merokok, termasuk berhenti menggunakan rokok elektrik. Selain nikotin, menggunakan rokok elektrik juga membuat paru-paru terpapar bahan kimia lainnya. 

2. Sabu termasuk jenis narkotika

ilustrasi obat-obatan terlarang (pexels.com/Piyapong Sayduang)

Mengutip penjelasan pada laman Badan Narkotika Nasioanal (BNN) Provinsi Sumatera Selatan, sabu sebenarnya merupakan narkotika yang mengandung metamfetamin.

Dalam peraturan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, metamfetamin termasuk narkotika golongan I. Oleh sebab itu, sabu dilarang digunakan untuk pelayanan kesehatan sebagai pengobatan.

WebMD menjelaskan bahwa metamfetamin dapat membahayakan kesehatan, bahkan segera setelah menggunakannya. Terus-menerus menggunakannnya juga makin meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang, termasuk masalah pada paru-paru.

3. Vape yang mengandung sabu dapat mengganggu kesehatan

ilustrasi rokok elektrik (pexels.com/Ruslan Alekso)

Kebanyakan rokok elektrik tidak diperuntukkan dalam penggunaan metamfetamin. Namun, penggunaanya dalam alat vape termasuk penyalahgunaan zat yang disebut makin populer menurut laman Ark Behavioral Health.

Vape sendiri relatif baru sehingga masih perlu banyak dipelajari. Namun, vape tidak sepenuhnya aman, terutama bila dicampur bersama sabu. Baik nikotin dan metamfetamin sama-sama dapat mengubah kebiasaan. Efek ketergantungan dari kedua zat tersebut dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang.

4. Bahaya vape yang mengandung metamfetamin

ilustrasi organ tubuh (pixabay.com/www_slon_pics)

Laman Northeast Addictions Treatment Center menjelaskan, ketika menguap, dosis metamfetamin tertentu menimbulkan efek jangka pendek yang sama seperti ketika digunakan dengan cara lain.

Metamfetamin akan masuk ke aliran darah dan menuju ke otak. Selanjutnya, metamfetamin dapat meningkatkan stimulasi di sistem saraf pusat. Berbagai reaksi tersebut menimbulkan peningkatan detak jantung, pernapasan, tekanan darah, hingga jumlah energi.

Menambahkan penjelasan National Institute on Drug Abuse, metamfetamin dapat menyebabkan masalah kardiovaskular, termasuk meningkatkan detak jantung, detak jantung menjadi tidak teratur, dan tekanan darah meningkat.

Selain itu, peningkatan suhu tubuh dan kejang juga dapat terjadi apabila mengalami overdosis metamfetamin, yang berbahaya apabila tidak segera ditangani.

5. Dampak jangka panjang penggunaan metamfetamin

ilustrasi overdosis obat-obatan (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Menurut WebMD, efek samping paling umum dari penyalahgunaan metamfetamin adalah kecanduan. Makin lama penggunaannya, maka penggunanya makin bergantung dengan metamfetamin. Akibatnya, dosis metamfetamin yang digunakan makin besar sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya overdosis.

Selain kecanduan, efek jangka panjang dari menggunakan metamfetamin, yaitu:

  • Berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, paranoia, dan depresi.
  • Kesulitan merasakan kesenangan atau kenikmatan apa saja selain berasal dari sabu.
  • Masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung.

Sabu termasuk jenis narkotika yang dilarang digunakan dalam bentuk apa pun, termasuk vape. Sabu dapat menyebabkan detak jantung meningkat, detak jantung menjadi tidak teratur, tekanan darah meningkat, dan lainnya. Sabu juga dapat menyebabkan kecanduan sehingga dosis yang digunakan makin besar dan berisiko menimbulkan overdosis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us