Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang ibu menggendong bayinya.
ilustrasi ibu menggendong bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Intinya sih...

  • Sebagian besar ahli kesehatan anak sepakat bayi bisa langsung dibawa keluar rumah, asalkan menerapkan langkah-langkah keamanan dasar.

  • Bagi kebanyakan bayi, mengambil langkah-langkah keamanan standar saat berada di luar rumah sudah cukup untuk menjaga keselamatan.

  • Menggunakan gendongan bayi daripada stroller dapat membuat si kecil tetap dekat dengan orang tua dan mencegah orang lain menyentuh atau mencium mereka. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan gendongan bayi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama puluhan tahun, banyak keluarga di Indonesia tumbuh dengan keyakinan bahwa bayi tidak boleh dibawa keluar rumah selama 40 hari. Aturan ini sering dianggap sebagai tradisi turun-temurun—sebuah warisan dari orang tua dan kakek-nenek—yang diyakini melindungi bayi dari penyakit, gangguan makhluk halus, atau perubahan cuaca. 

Namun, di balik larangan yang terdengar sakral itu, ada beragam penjelasan budaya dari berbagai belahan dunia yang juga menerapkan masa postpartum confinement serupa. Tradisi 30 hingga 40 hari ini ternyata bukan hanya cerita lokal, melainkan praktik lintas budaya yang berakar pada anggapan bahwa ibu dan bayi berada dalam masa paling rentan setelah persalinan.

Penjelasan di bawah ini membantumu menelusuri apakah aturan ini memang memiliki dasar kesehatan, atau sekadar mitos yang terus diwariskan.

Utamakan keamanan anak

Sebagian besar ahli kesehatan anak sepakat bayi bisa langsung dibawa keluar rumah, asalkan menerapkan langkah-langkah keamanan dasar.

Secara umum, tidak perlu tinggal di dalam rumah bersama bayi selama 1 atau 2 bulan pertama kehidupannya jika ibu dan bayi merasa siap untuk keluar. Faktanya, udara segar dan sinar matahari dapat bermanfaat berkat vitamin D dan peningkatan mood. Namun, bayi yang usianya kurang dari 6 bulan sebaiknya tidak terpapar sinar matahari secara langsung; pastikan mereka tetap terlindungi dengan berada di tempat teduh dan mengenakan pakaian yang menutup kulit.

Dalam hal ini ada satu pengecualian yang perlu diingat. Beberapa dokter menyarankan untuk menunda membawa bayi ke tempat ramai, di mana mereka mungkin terpapar tingkat kuman yang tinggi sebagai langkah pencegahan penyakit menular.

Terapkan langkah pencegahan

ilustrasi menggendong bayi (freepik.com/jcomp)

Apakah aman membawa bayi keluar rumah ketika sistem kekebalan tubuh mereka masih rentan? Faktanya memang sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih dalam tahap perkembangan dan mungkin kesulitan melawan infeksi. Namun, ada langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak fisik, untuk meminimalkan risiko bayi terkena penyakit.

Bagi kebanyakan bayi, mengambil langkah-langkah keamanan standar saat berada di luar rumah sudah cukup untuk menjaga keselamatan mereka.

Dalam kasus langka ketika anak memiliki kondisi kesehatan yang membuat sistem kekebalan tubuhnya sangat rentan terhadap kuman, dokter mungkin menyarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan tambahan. Hal ini dapat termasuk tinggal di rumah selama periode yang dianggap berisiko.

Cara melindungi bayi saat keluar rumah

Jika siap membawa bayi keluar rumah, pastikan untuk mengikuti langkah-langkah keamanan yang tepat. Hal ini meliputi:

  1. Pakaikan baju yang sesuai dengan cuaca  

Pastikan pakaian bayi sesuai dengan cuaca. Membawa pakaian cadangan atau selimut untuk berjaga-jaga jika perlu mengganti pakaian darurat atau menambahkan lapisan ekstra. Pastikan bayi nyaman sepanjang waktu saat di luar.

  1. Siapkan rencana perlindungan dari sinar matahari

Sedikit sinar matahari bisa menyenangkan. Namu, tetap perlu diingat bahwa kulit bayi lebih mudah terbakar. Jadi pastikan kulitnya terlindungi dengan pakaian, topi atau berada di tempat teduh. Karena bayi berisiko lebih tinggi mengalami efek samping tabir surya, direkomendasikan untuk menjaga bayi di tempat teduh dan menghindari sinar matahari langsung. 

Namun, dalam keadaan darurat, boleh saja mengoleskan sedikit tabir surya pada kulit yang terpapar. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak jika bayi berusia di bawah 6 bulan.

  1. Hindari kerumunan

Tempat-tempat ramai seperti mal, pesawat terbang, atau kolam renang lebih rentan bagi kuman untuk menyebar. Jika memungkinkan, sebaiknya hindari tempat-tempat seperti supermarket dan restoran indoor di mana ventilasi mungkin sangat minimal dan kesulitan menjaga jarak fisik dari orang lain.

  1. Cuci tangan

Pastikan siapa pun yang menyentuh bayi telah mencuci tangan mereka. Bagi yang menunjukkan gejala penyakit tidak boleh bersentuhan dengan bayi baru lahir.

  1. Batasi pengunjung

Mungkin sulit untuk menolak ketika keluarga dan teman yang bermaksud baik ingin mengunjungi bayi, tetapi sebaiknya batasi siapa saja yang diizinkan berada di sekitar bayi baru lahir.

  1. Gunakan gendongan bayi

Menggunakan gendongan bayi daripada stroller dapat membuat si kecil tetap dekat dengan orang tua dan mencegah orang lain menyentuh atau mencium mereka. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan gendongan bayi, antara lain:

  • Bayi yang lahir prematur atau yang memiliki masalah pernapasan sebaiknya tidak ditempatkan di gendongan ransel atau alat posisi tegak lainnya, karena posisi tersebut dapat membuat mereka lebih sulit bernapas.

  • Beberapa jenis gendongan selendang dapat membuat tubuh bayi melengkung seperti huruf "C", yang meningkatkan risiko masalah pernapasan. Jika menggunakan selendang, leher bayi harus tetap lurus dan dagu tidak menekan dada. Pastikan wajah bayi selalu terlihat.

  • Pada jenis gendongan apa pun, sering-sering periksa bayi. Pastikan mulut dan hidung mereka tidak tertutup kain atau tubuh kamu, serta aliran udara tidak terhambat. Komisi Keselamatan Produk Konsumen memperingatkan adanya bahaya sesak napas pada bayi, terutama yang berusia di bawah 4 bulan, ketika menggunakan gendongan selendang.

    Jika kamu menggunakan gendongan selendang untuk membawa bayi, penting untuk memastikan: kepala bayi berada di atas dan tidak tertutup kain, wajahnya terlihat, dan hidung dan mulut mereka bebas dari apa pun yang dapat menghalangi aliran udara.

  • Bawalah bayi saat kamu berbelanja gendongan agar ukurannya sesuai. Pastikan gendongan mendukung punggung bayi dan lubang kakinya cukup kecil sehingga bayi tidak mungkin terjatuh. Pilih bahan yang kokoh.

  • Jika membeli gendongan ransel, rangka aluminiumnya harus diberi bantalan. Tujuannya agar bayi tidak terluka jika terbentur. Pelindung matahari juga merupakan ide yang baik untuk melindungi bayi dari sinar matahari.

  • Periksa gendongan secara berkala untuk memastikan tidak ada robekan pada jahitan maupun pengaitnya. 

Selain itu orang tua perlu tahu bahwa untuk tidak membawa bayi baru lahir saat suhu ekstrem, berada di luar ruangan dengan kualitas udara buruk. Tingkatkan kewaspadaan juga apabila anak memiliki kondisi medis yang membuatnya rentan terhadap kuman, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum membawanya keluar.

Pada akhirnya, larangan membawa bayi keluar rumah selama 40 hari lebih mencerminkan warisan budaya dibandingkan aturan kesehatan yang bersifat mutlak. Banyak keluarga mungkin masih memegang tradisi ini sebagai bentuk kehati-hatian, tetapi ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa keselamatan bayi lebih bergantung pada imunisasi tepat waktu, kebersihan lingkungan, serta kemampuan orang tua mengenali tanda bahaya. 

Tradisi boleh dipertahankan selama tidak membatasi akses bayi dan ibu pada layanan kesehatan yang dibutuhkan. Dengan memahami asal-usul dan fakta medis di baliknya, kamu bisa memilih mana yang perlu dijaga sebagai nilai budaya, dan mana yang sebaiknya ditinggalkan demi keselamatan dan kenyamanan ibu serta si kecil.

Referensi

"Can I Take My Newborn Outside?" WebMD. Diakses November 2025.

"When Can Newborns Go Outside? Safety and More." Healthline. Diakses November 2025.

"Baby Carrier: Backpacks, Front Packs & Sling." HealthyChildrenOrg. Diakses Desember 2025.

Editorial Team