ilustrasi seorang perempuan merasakan nyeri haid (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Sally mengatakan bahwa bukti ilmiah mengenai koneksi gluten dengan nyeri haid dan pendarahan. Akan tetapi, memang diet antiinflamasi dapat mengurangi nyeri PMS berikut pendarahannya juga.
"Diet tinggi inflamasi, dengan banyak produk makanan olahan, kafein, alkohol, dan daging tentu saja dapat memperburuk rasa sakit dan gejala PMS lainnya," imbuh Sally.
Di sisi lain, Cohen setuju kalau perubahan pola makan bisa saja berhasil. Ia mengutip studi yang dimuat oleh Physicians Committee for Responsible Medicine, kalau diet rendah lemak ala vegan dapat mengurangi nyeri haid. Namun, karena studi tersebut masih berskala kecil, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
ilustrasi menolak makanan mengandung gluten (marcellepick.com)
"Mengurangi gluten patut dicoba. Karena rasa sakit akibat peradangan dan produk gluten dapat menyebabkan inflamasi pada beberapa orang, trik ini mungkin dapat membantu," kata Cohen.
Namun, Cohen memperingatkan kalau diet bebas gluten belum tentu berhasil untuk semua perempuan. Oleh karena itu, saran diet bebas gluten untuk nyeri haid belum bisa diberikan karena kekhawatiran bahwa mengurangi gluten dapat memiliki efek terselubung lain pada kesehatan.
Penyebab yang mendasari datangnya nyeri haid harus diketahui dan ditangani sebelum mencoba mengubah pola makan. Selain itu, mengubah pola makan pun harus berdasarkan dengan nasihat dokter dan ahli gizi agar tidak membahayakan kesehatan pribadi.