ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Seseorang dengan diabetes tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses glukosa atau insulinnya tidak bekerja secara efektif. Insulin adalah hormon yang memungkinkan tubuh memproses glukosa dari makanan dan menggunakannya sebagai energi, mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Saat seseorang memiliki masalah insulin, glukosa tidak dapat masuk ke sel-sel mereka untuk menyediakan energi, sehingga menumpuk di aliran darah.
Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan dan organ, termasuk yang berperan penting dalam menjaga tekanan darah yang sehat. Misalnya, kerusakan pada pembuluh darah dan ginjal dapat menyebabkan tekanan darah naik.
Lalu, apakah orang dengan diabetes memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi? Sedikit gambaran, menurut CDC, sekitar 47 persen orang dewasa di Amerika Serikat memiliki hipertensi atau sedang minum obat untuk mengatasi kondisi tersebut. Sebagai perbandingan, American Diabetes Association menyatakan bahwa 2 dari 3 orang dengan diabetes melaporkan hipertensi atau mengonsumsi obat resep untuk menurunkan tekanan darahnya.
Angka di atas menunjukkan bahwa orang dengan diabetes memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
Nah, apakah hipertensi bisa menyebabkan diabetes? Menurut laporan dalam Canadian Journal of Cardiology tahun 2018, orang dengan hipertensi biasanya memiliki resistansi insulin dan memiliki peningkatan risiko mengembangkan diabetes dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya normal. Ini mungkin karena proses tubuh yang menghubungkan kedua kondisi tersebut, seperti:
- Peradangan.
- Stres oksidatif.
- Aktivasi sistem kekebalan tubuh.
- Penyakit atau penebalan pembuluh darah.
- Kegemukan.
Walaupun, hipertensi mungkin tidak menyebabkan diabetes secara langsung, tetapi ini meningkatkan risiko diabetes pada orang dengan tekanan darah tinggi.