Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sakit kepala (freepik.com/freepik)
ilustrasi sakit kepala (freepik.com/freepik)

Sakit kepala sangat umum terjadi. Keluhan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk stres, kurang tidur, obat-obatan, makanan yang kamu makan, atau kondisi medis yang mendasarinya.

Apakah tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menyebabkan sakit kepala? Berikut informasi mengenai sakit kepala dan kaitannya dengan hipertensi.

1. Kapan tekanan darah tinggi menyebabkan sakit kepala?

Faktanya, tekanan darah yang sedikit meningkat tidak menyebabkan sakit kepala pada kebanyakan orang.

Meskipun tekanan darah merupakan ukuran yang baik untuk kesehatan dan risiko kamu terhadap kondisi tertentu, tetapi memiliki hipertensi ringan (tahap 1) atau sedang (tahap 2) tidak mungkin menyebabkan sakit kepala, dilansir Cleveland Clinic.

Sebagian besar orang tidak mengalami gejala apa pun akibat tekanan darah tinggi. Namun, kemungkinan besar jika tekanan darah kamu melonjak ke tingkat yang sangat tinggi, kamu mungkin mengalami gejala termasuk sakit kepala.

Apabila kamu mengalami sakit kepala hebat yang jauh lebih buruk daripada biasanya dan tekanan darah meningkat, kamu harus mencari pertolongan medis.

Penting untuk mewaspadai lonjakan tekanan darah karena ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih besar, seperti stroke. Jadi, pastikan untuk mendengarkan tanda-tanda peringatan tubuh dan hubungi dokter jika tekanan darah melonjak secara signifikan dan tidak kunjung turun.

2. Sakit kepala terkait hipertensi

ilustrasi hipertensi (pixabay.com/38308446)

Meskipun tekanan darah tinggi biasanya tidak menyebabkan sakit kepala, tetapi masih ada kondisi yang dapat menyebabkan sakit kepala.

1. Krisis hipertensi

Tekanan darah yang meningkat secara signifikan tidak selalu menimbulkan gejala. Jarang terjadi, jika tekanan darah menjadi sangat tinggi dengan sangat cepat, hal ini dapat menimbulkan gejala. Dan ini disebut krisis hipertensi.

Jenis krisis hipertensi yang dapat muncul bersamaan dengan sakit kepala adalah:

  • Hipertensi emergensi: Kondisi ini bisa terjadi bila tekanan darah sistolik lebih dari 180 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmHg. Gejalanya bisa berupa nyeri dada, kesulitan bernapas, pusing, kebingungan, perubahan penglihatan, dan sakit kepala. Sakit kepala datang secara tiba-tiba dan lebih parah dibandingkan sakit kepala biasa.
  • Preeklamsia dan eklamsia: Ini adalah masalah kehamilan yang ditandai dengan pembengkakan, adanya protein dalam urine, dan tekanan darah tinggi. Sakit kepala biasanya lebih parah dan berlangsung lebih lama dibandingkan sakit kepala lainnya. Nyerinya mungkin berdenyut, muncul di kedua sisi kepala, dan memburuk saat bergerak. Sakit kepala akan membaik setelah preeklamsia atau eklamsia diobati.

2. Pendarahan otak

Pendarahan otak spontan juga bisa menyebabkan sakit kepala. Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama merupakan faktor risiko signifikan terjadinya pendarahan otak. Mengobati hipertensi menurunkan risiko dengan mencegah kerusakan pembuluh darah.

Istilah pendarahan di otak adalah stroke hemoragik, dan ada dua jenisnya:

  • Pendarahan intraserebral: Ini adalah pendarahan di dalam otak. Biasanya, sakit kepala bukan satu-satunya gejala pendarahan otak. Orang sering kali mengalami gejala seperti jenis stroke lainnya.
  • Perdarahan subarachnoid: Ini adalah pendarahan ke dalam ruang di sekitar otak. Pendarahan bisa terjadi dengan atau tanpa cedera kepala. Sakit kepala bisa menjadi gejala pertama pendarahan subarachnoid. Sakit kepala biasanya parah dan tiba-tiba. Beberapa orang melaporkannya sebagai sakit kepala terburuk dalam hidup mereka.

3. Kondisi lainnya

Beberapa penyakit dapat dikaitkan dengan sakit kepala kronis dan tekanan darah tinggi. Sakit kepala dianggap terkait dengan masalah mendasar dalam kasus ini. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

  • Sleep apnea obstruktif: Ini adalah kondisi yang menyebabkan jeda pernapasan saat tidur. Ini sering menyebabkan sakit kepala pada pagi hari dan juga berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
  • Ketidakseimbangan hormon: Lebih jarang lagi, hipertensi dan sakit kepala dapat disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Contohnya termasuk feokromositoma atau akromegali. Gangguan ini cenderung juga menimbulkan gejala lain selain sakit kepala.

3. Waspadai stroke

Hipertensi merupakan faktor risiko yang potensial pada kejadian stroke, karena hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak atau menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak.

Stroke terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan oksigen atau nutrisi yang dibutuhkan. Meskipun sakit kepala bisa menjadi tanda stroke, tetapi biasanya ada juga gejala lain.

Menurut Kementerian Kesehatan, mengenali tanda-tanda stroke ingat selalu "SeGeRa Ke RS":

  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
  • BicaRa pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung.
  • Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh.
  • Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan).

Bila gejala-gejala tersebut muncul, segera ke rumah sakit. Jangan menunggu terlalu lama karena stroke memiliki golden period.

Editorial Team