Rokok beredar luas dengan beragam merek jual dan bentuk. Ada pula rokok elektronik atau vape yang makin populer di kalangan usia muda dan akhirnya menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Rokok tingwe atau ngelinthing dhewe (melinting sendiri) juga banyak digunakan.
Bentuk edukasi kesehatan tentang bahaya rokok, mulai dari iklan layanan masyarakat di televisi, media sosial, bahkan bungkus rokok sudah terpampang. Namun, penggunanya masih banyak. Padahal asap rokok juga berisiko bagi orang-orang non perokok yang menghirupnya.
Kabarnya, makin banyak rokok yang dihabiskan setiap harinya berpengaruh pada risiko diabetes melitus. Apa hubungan antara rokok dan diabetes melitus? Kita cari bersama jawabannya, yuk!