Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi vaksin (pexels.com/Printexstar)
ilustrasi vaksin (pexels.com/Printexstar)

Penyakit cacar monyet atau monkeypox belakangan menjadi topik pembicaraan karena sedang melanda beberapa negara. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), beberapa negara yang melaporkan kasus cacar monyet di negaranya Portugal, Australia, Inggris, Spanyol, dan negara lainnya. Adanya kasus tersebut memunculkan kekhawatiran baru.

Selain itu, ada pula beberapa orang yang mempertanyakan keterkaitan antara cacar monyet yang sedang terjadi dengan vaksin COVID-19. Sebenarnya, apakah pemberian vaksin COVID-19 menyebabkan cacar monyet? Berikut ini penjelasannya. 

1. Kabar yang beredar

ilustrasi vaksin (pexels.com/Artem Podrez)

Beredar kabar di media sosial mengenai monkeypox yang dikaitkan dengan vaksin COVID-19. Pemberian vaksin tersebut disebut-sebut menjadi pemicu munculnya cacar monyet.

Vaksin COVID-19 disebutkan dapat menurunkan atau melemahkan sistem imun tubuh atau vaccine-acquired immunodeficiency syndrome (VAIDS). Padahal, vaksin COVID-19 tidak ada kaitannya dengan cacar monyet.

2. Bagaimana kebenarannya?

ilustrasi sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)

Kabar yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan penyakit cacar monyet adalah hoaks. Kabar mengenai penyakit cacar monyet disebabkan oleh vaksin COVID-19 dibantah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI di laman resminya. Faktanya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan penurunan sistem imun.

Donna Farber, kepala Divisi Ilmu Bedah dan Profesor Mikrobiologi & Imunologi di Columbia University mengatakan bahwa tidak ada fenomena yang dinamakan dengan VAIDS, dilansir Reuters.

Masih mengutip sumber yang sama, Stephen Gluckman, MD, profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan direktur medis Penn Global Medicine juga mengatakan hal yang serupa, bahwa VAIDS bukanlah kondisi yang benar-benar nyata. Selain itu, tidak ada bukti bahwa vaksin COVID-19 menurunkan sistem imun tubuh.

3. Cacar monyet bukanlah AIDS

iustrasi cacar monyet (pixabay.com/geralt)

Dilansir WebMD, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kondisi yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam melawan penyakit. Kondisi ini disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Sementara itu, penyebab cacar monyet berbeda dengan AIDS. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox

Dicky Budiman, epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, juga mengatakan hal yang sama bahwa AIDS merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh virus HIV dan tidak berkaitan dengan vaksin. Ia menambahkan, tidak ada kaitannya antara vaksin COVID-19 dengan cacar monyet karena virus tersebut terdapat di hewan, mengutip laman Kominfo.

4. Cacar monyet bukanlah penyakit baru

ilustrasi monyet (unsplash.com/Henning Borgersen)

Meskipun cacar monyet lebih banyak diberitakan baru-baru ini, tetapi penyakit ini bukanlah penyakit baru. Cacar monyet pertama kali terdeteksi pada koloni monyet yang dipelihara untuk tujuan penelitian pada tahun 1958. Karena menginfeksi monyet, maka penyakit ini dinamakan monkeypox.

Kasus monkeypox yang menginfeksi manusia pertama kali terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, cacar monyet juga dilaporkan di beberapa negara di Afrika Tengah dan Afrika Barat.

5. Termasuk penyakit endemik

ilustrasi peta (unsplash.com/James Wiseman)

Penyakit cacar monyet merupakan penyakit endemik yang terjadi di negara-negara tertentu, di antaranya Benin, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (diidentifikasi hanya terjadi pada hewan), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.

Namun, WHO saat ini menerima laporan kasus cacar monyet yang terjadi di luar negara endemik. Dari hasil identifikasi kasus konfirmasi dan yang masih dicurigai, tidak riwayat melakukan perjalanan langsung ke negara endemik sehingga dianggap peristiwa yang tidak biasa.

Cara penularan cacar monyet antarmanusia diketahui melalui kontak fisik dengan lesi, cairan tubuh, droplet pernapasan, dan barang yang terkontaminasi dari orang yang terinfeksi.

Kabar yang menyebutkan vaksin COVID-19 menyebabkan cacar monyet adalah hoaks. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan penurunan sistem imun. Selain itu, cacar monyet sudah terjadi sejak lama sehingga tidak ada kaitannya dengan vaksin COVID-19.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team