Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi benjolan di areola payudara (freepik.com/cookie_studio)

Baik perempuan maupun laki-laki dapat memiliki benjolan di areola, area di sekitar puting susu. Benjolan bisa menandakan infeksi lokal yang mungkin akibat dari peradangan pada payudara, atau bisa juga tidak.

Walaupun lebih dari 95 persen benjolan di areola dialami oleh perempuan, tetapi laki-laki juga bisa mengalaminya.

Pada perempuan, ada dua jenis benjolan di areola, yaitu abses subareolar nonpuerperal, yang terjadi pada orang yang tidak menyusui; dan abses nifas, yang terjadi pada ibu menyusui.

1. Gejala

Menurut publikasi StatPearls, seseorang dengan benjolan di areola mungkin mengeluhkan gejala berikut ini:

  • Nyeri payudara.
  • Kemerahan di area yang terdampak.
  • Kehangatan saat disentuh.
  • Akumulasi cairan di lokasi benjolan.

Beberapa orang mungkin melaporkan demam, mual, muntah, dan keluarnya cairan dari puting atau tempat yang mengalami kemerahan.

Orang berusia muda yang tidak menyusui cenderung melaporkan lebih banyak nyeri payudara daripada mereka yang berusia lebih tua.

Menurut laporan, sekitar 15–20 persen orang dengan benjolan di areola akan mengeluarkan cairan dari puting susu (American Journal of Roentgenology, 2014).

Cairan yang mengalir dari benjolan di areola orang yang lebih muda akan tampak lebih encer, sedangkan pada orang yang lebih tua mungkin mengeluarkan cairan yang lebih kental.

Dokter melaporkan bahwa benjolan pada areola pada perempuan yang tidak menyusui dan laki-laki lebih sering kambuh daripada benjolan pada perempuan yang menyusui.

Dokter dapat memesan USG payudara atau mamogram untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang ukuran, kedalaman, dan lokasi abses.

2. Penyebab

Editorial Team

Tonton lebih seru di