ilustrasi lemas karena anemia (pexels.com/Pixabay)
Berdasarkan keterangan dari NIDDK, anemia merupakan komplikasi gagal ginjal kronis yang sering terjadi, terutama dengan makin berkembangnya gagal ginjal yang dialami, termasuk pada orang-orang yang menjalani dialisis. Anemia pada gagal ginjal kronis lebih sering disebabkan berbagai faktor.
Ketika ginjal mengalami kerusakan, maka berbagai fungsi ginjal menurun termasuk menurunnya produksi erythropoietin (EPO). EPO merupakan hormon yang memberi sinyal kepada sumsum tulang agar memproduksi sel darah merah. Menurunnya produksi EPO akibat gagal ginjal kronis menyebabkan jumlah sel darah merah yang dihasilkan lebih sedikit, sehingga mereka mengalami anemia.
Penyebab lain anemia pada gagal ginjal kronis yaitu kehilangan darah (terutama saat menjalani dialisis), infeksi, inflamasi, dan malnutrisi.
Hipertensi juga merupakan komplikasi gagal ginjal kronis yang paling sering dialami. Kondisi ini memengaruhi hingga 80 persen anak-anak dan remaja yang mengalami gagal ginjal kronis, termasuk ESKD.
Meskipun lebih sering dialami lansia, tetapi gagal ginjal kronis dapat dialami berbagai rentang usia, termasuk usia muda. Fungsi ginjal yang menurun mengakibatkan ginjal tidak mampu membuang racun, sehingga jumlah racun makin menumpuk di dalam tubuh.