ilustrasi detak jantung (unsplash.com/Jair Lázaro)
Cryoablation adalah metode minimal invasif untuk mengembalikan irama jantung normal dengan menonaktifkan bagian jantung yang membuat detak jantung tidak teratur.
"Prosedur tersebut bekerja dengan memasukan sebuah selang kecil disebut kateter dengan balon di ujungnya yang digunakan untuk menangani gangguan irama jantung, terutama atrial fibrilasi," kata dr. Ignatius
Apa bedanya dengan prosedur ablasi konvensional?
Cryoablation menggunakan energi dingin ketimbang energi panas, dan membekukan bagian jantung yang menyebabkan jantung berdetak secara lebih cepat tidak beraturan.
"Penggunaan energi dingin dipercaya lebih aman dan lebih efektif dalam menangani gangguan aritmia jantung seperti atrial fibrilasi."
Prosedur
Proses cryoablation yang minimal invasif memungkinkan dokter untuk menangani pasien tanpa harus melakukan pembedahan besar.
Dokter hanya perlu membuat sayatan kecil untuk memasukan selang kateter, yang biasanya akan dimasukan melalui selangkangan, dan akan dimasukkan perlahan hingga mencapai jantung.
Melalui sensor yang ada di ujung kateter, dokter dapat melihat langsung keadaan jantung pasien sehingga bisa menentukan dan mengevaluasi letak bagian jantung yang menyebabkan atrial fibrilasi.
Setalah sumber masalah ditemukan, maka balon yang ada di ujung kateter akan dipompa hingga mengembang, dan energi dingin akan dialirkan melalui kateter dan membekukan dan mengisolasi vena pulmonalis, yang merupakan bagian jantung yang menyebabkan detak jantung tak beraturan.
Setelahnya, dokter kan mengeluarkan kateter dan menutup luka dengan jahitan. Lalu, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan dan beristirahat, biasanya selama satu hari, untuk dipantau perkembangannya pasca tindakan. Apabila tidak ada masalah, pasien bisa pulang.
Penanganan pascaoperasi
Pasien mungkin akan diberikan obat-obatan dan dijadwalkan konsultasi lanjutan untuk melihat perkembangan dari hasil tindakan.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah atrial fibrilasi kembali atau bertambah buruk di masa depan, seperti:
- Mengubah pola makan menjadi lebih sehat.
- Rutin olahraga setidaknya 30 menit per hari.
- Menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Memperbaiki pola tidur.
- Berhenti merokok atau konsumsi minuman alkohol.
Cek kesehatan secara rutin juga dapat menurunkan risikonya dengan rutin memeriksa tekanan darah dan kadar kolesterol. Rekomendasinya adalah setiap dua tahun sekali untuk memastikan kesehatan tetap terjaga.