Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pembuatan tato (pexels.com/cottonbro studio)

Tato telah menjadi bentuk ekspresi diri yang populer, tetapi bagi individu dengan kondisi autoimun, keputusan untuk membuat tato memerlukan beberapa pertimbangan.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun secara keliru menyerang sel-sel sehat, yang menyebabkan berbagai gejala dan tantangan kesehatan. Banyak kondisi autoimun memengaruhi kulit, seperti lupus, artritis reumatoid, dan psoriasis, yang dapat memengaruhi respons tubuh terhadap tato.

Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang tato dan kondisi autoimun.

1. Cara kerja tato

Saat membuat tato, tinta dimasukkan melalui jarum ke dalam dermis (lapisan kedua kulit). Tubuh menganggap tinta ini sebagai penyerang asing, dan mengaktifkan sistem imun untuk mencari dan menghancurkan bahan yang tidak dikenal tersebut.

Sebagai bagian dari proses tersebut, sel darah putih khusus yang disebut makrofag membungkus tinta dan mencoba memecahnya dengan enzim hingga ukuran yang cukup kecil untuk dibuang melalui sistem limfatik tubuh. 

Namun, tetesan tinta tato yang besar tidak dipecah oleh enzim ini. Setelah diserap oleh makrofag, molekul tinta terjebak di sana. Tinta yang terperangkap inilah yang tampak pada tato.

2. Kondisi autoimun dapat memengaruhi kulit

Editorial Team

Tonton lebih seru di